Our Promise (On Going)

By NoppYo

959 631 183

......... Hallo, kenalin nama aku Reyna, aku adalah gadis biasa yang miskin, aku jatuh cinta pada seorang pri... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
chapter 14
chapter 15
Cahpter 16
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24

chapter 17

14 6 0
By NoppYo

HAI SEMUA

AKU NGINGETIN KALIAN BUAT SELALU VOTE+KOMEN AND THEN

JANGAN ADA YANG SALAH LAPAK❌❌❌

HAPPY READING 📖📖📖

Sesampainya di aula, Khanza dan Maysya segera duduk dilantai, karna di sana tidak ada meja maupun kursi.

"Hai Khanza," sapa Rio pada Khanza.

"Rio, lo ikut juga olimpiade ini?" Tanya Khanza.

"Iya, gue kemaren di tunjuk sama Bu Lita buat ikut olimpiade ini."

"Razka?" Tanya Khanza sekali lagi.

"Ohh kalo dia kemarin nggak ngerjain soal test nya, makanya dia nggak di ikutin. Tapi denger-denger Ketos sama Waketos ikut sih soalnya buat ngurus-ngurus," jelas Rio panjang lebar.

Khanza hanya ber ohhh ria mendengar penjelasan Rio.

Bu Lita tiba-tiba datang dengan setumpuk kertas yang pastinya itu adalah soal latihan olimpiade "Assalamualaikum anak-anak."

"Wa'alaikumsalam Bu," jawab ke tiganya kompak.

"Ibu akan jelaskan konsepnya, mulai hari ini kalian akan mengerjakan soal-soal yang ibu berikan, jadi besok pagi kalian sudah harus ada di ruangan ini tanpa intruksi dari Ibu!" Ucap guru tersebut.

"Maysya, kamu maju ke sini ambil soal-soal ini dan bagikan pada teman-teman kamu," lanjut Bu Lita.

Maysya segera beranjak dari tempat duduknya dan mengambil setumpuk kertas tersebut lalu membagikanya pada Khanza dan Rio.

"Waktunya sampai jam istirahat ya. kalo kalian selesai sebelum jam istirahat, langsung kumpulkan saja jawaban kalian di meja Ibu. Ibu pergi dulu, silahkan di kerjakan," ucap guru tersebut sambil berjalan keluar dari aula.

"Wahhh gila si, soal sebanyak ini cuma di kasih waktu 2 jam untuk ngerjain," protes Rio tak terima.

"Kerjain aja kali, lagian lo juga jago B. Inggris," sahut Maysya.

"Hustttt diem, jangan berisik," sahut Khanza.

Setelah 2 jam mengerjakan, akhirnya mereka sudah selesai dengan soal-soal nya.

"Nitip ngumpulin ya Za, gue ke toilet dulu. Soalnya perut gue mules," ucap Maysya memberikan tumpukan kertasnya pad Khanza sambil berlari meninggalkan Khanza dan Rio di dalam.

Rio mengambil alih tumpukan kertas tersebut dari tangan Khanza "sini gue bantu."

"Ehhh nggak usah, biar gue aja. Kalo lo mau nitip sini," tolak Khanza.

"Nggak papa, biar gue bantu." Paksanya.

"Dia nggak butuh bantuan lo," ucap seseorang dari arah pintu dengan suara dinginya.

"Razka, gue cuma mau bantuin cewek lo doang. Kalo gitu gue pergi dulu," pamit Rio.

"Ayo, ngumpulin soal ini dulu ke kantor, nanti baru ke kantin!" Ucap Razka mengambil setumpuk buku tersebut dan menggandeng tangan Khanza.

Mereka berdua berjalan beriringan dengan tangan yang masih bertautan satu sama lain melewati koridor sekolah.

"Lo kenapa nggak ikut Olimpiade?" Tanya Khanza mendongak sambil memandang wajah Razka.

"Nggak pengen!" Jawab Razka.

"Kenapa nggak pengen, lo itu pinter semua mata pelajaran. Dan lo nyia-nyiain itu semua!" Omel Khanza.

"Tunggu sini, gue mau ngumpulin lembaran lo ke meja Bu Lita dulu," ucap Razka tak menanggapi pertanyaan Khanza.

"Ayo!" Ajak Razka saat dia sudah keluar dari kantor guru.

Mereka berdua berjalan menuju ke kantin, dan Razka memesan makanan untuk Khanza dan juga dirinya.

"Kamu mau apa?" Tanya Razka.

"Nasi goreng aja," ucap Khanza.

"Buk nasi goreng 2 sama es teh manis nya 2," pesan Razka pada Bu kantin.

"Siap, segera di antar," jawab Bu kantin.

Khanza dan juga Razka segera mencari tempat duduk yang kosong untuk didudukinya.

"Lo belom jawab pertanyaan gue. kenapa lo nggak ikut olimpiade itu, bahkan lo juga nggak ngerjain test yang di berikan Bu Lita kemarin?" Tanya Khanza mengintrogasi.

"Ini pesananya udah siap, nasi goreng 2 sama es teh manis nya," ucap Bu kantin menaru pesanan tersebut di atas meja.

"Makasih Bu," ucap keduanya bersama.

Ibu kantin itu tersenyum ramah "Sok atu, silakan di nikmati. Ibu mau anter pesanan yang lainya dulu."

Khanza melanjutkan percakapanya yang sempat terhenti karna ada Ibu kantin tadi datang.

"Jawab pertanyaan gue yang tadi!"

Razka tersenyum memandang wajah Khanza "kadang, orang juga butuh untuk mengistirahatkan badanya, gue cuma istirahat aja," jawab Razka enteng tanpa beban apapun.

"Berati lo udah lelah ya jadi orang pinter?" Tanya Khanza nyeleneh.

"Bukanya gitu, tapi gue lagi males aja."

"Lo kenapa si, keknya nggak punya semangat hidup sama sekali," ucap Khanza sambil menyeruput es teh manisnya.

"Emangnya lo peduli sama gue?" Tanya Razka menggodanya.

"Y-ya ya nggak lah, emang menurut lo!" Jawab Khanza tiba-tiba gugup.

"Menurut gue, lo peduli sama gue karna lo udah jatuh cinta sama gue kan?" Tebak Razka.

"jangan ke GR an, karna nggak baik buat kesehatan."

"Kok GR sih, gue kayak gini cuma ke lo doang, kalo yang lain nggak pernah karna lo spesial!" ucap Razka.

"Bodoamat lah." Pasrah Khanza menahan mati-matian wajahnya yang sudah sedari tadi memerah.

Razka menyentuh pipi mulus milik Khanza
"pipi lo kenapa merah?"

"Pasti tadi dia aula nggak ada kipas ya?" Tanya Razka.

Khanza memandang Razka "lo diem bisa nggak sih Raz, kenapa setiap sama orang lain lo tu ga banyak omong, tapi kalo sama gue kenapa lo cerewet banget. Heran deh?"

"Yakan gue cinta sama lo," ucapnya jujur.

Khanza mengela nafas kasar "iya gue tau."

"Nanti pulang sama gue, jangan coba-coba pulang sama Rio lagi," ucap Razka memperingatkan.

"Iyaaaaa."

"Selesein makanya, nanti gue anter ke kelas lo."

🧷🧷🧷

Setelah mengantar Khanza pulang, Razka mampir ke sebuah toko elektronik untuk membelikan Khanza sebuah kipas portable.

"Mau beli apa Mas?" Tanya penjaga toko.

"Kipas portable," jawabnya datar.

"Ohh di sebelah sini Mas, ada beberapa model," ucap penjaga toko mempersilahkan Razka untuk memilah-milah kipas.

"Ini berapa?" Tanya Razka memegang kipas angin portable berwarna putih.

"Kalo itu 80 ribu Mas."

Razka menyodorkan kipas tersebut pada penjaga toko "bungkus."

"Ohhh baik Mas."

Razka mengambil uang kertas berwarna merah dan memberikanya kepada penjaga toko tersebut. Lalu dia melenggang pergi sembari membawa kipas tersebut ditanganya.

"Ganteng sih, tapi sombong. Tapi nggak papa sih kalo sama gue, kan gue cantik," gumam penjaga toko tersebut sambil mengibaskan rambutnya.


Keknya Khanza udah mulai suka deh sama Razka, semoga aja jangan ada orang ke tiga ya guys. Karna semua orang pasti benci banget sama pengrusak hubungan orang. Heheheh.



Continue Reading

You'll Also Like

775K 78.2K 54
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
76.6K 3.5K 7
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
93.3K 646 4
isinya jimin dan kelakuan gilanya
105K 4.8K 24
[ 18+ Mature Content ] Gerald Adiswara diam diam mencintai anak dari istri barunya, Fazzala Berliano. Katherine Binerva mempunyai seorang anak manis...