PRITI : Strategiespiel

By Foresean

1.4M 152K 41.7K

โš ๏ธ17+โš ๏ธ [๐Ÿšง๐““๐“ฒ๐“ผ๐“ฒ๐“ท๐“ฒ ๐“ฝ๐“ฎ๐“ป๐“ญ๐“ช๐“น๐“ช๐“ฝ ๐“ด๐“ช๐“ฝ๐“ช-๐“ด๐“ช๐“ฝ๐“ช ๐“ด๐“ช๐“ผ๐“ช๐“ป. ๐““๐“ช๐“ท ๐“ซ๐“ฎ๐“ซ๐“ฎ๐“ป๐“ช๐“น๐“ช ๐“ช๐“ญ๐“ฎ๐“ฐ๐“ช๐“ท ๏ฟฝ... More

โ˜†โ–ชPrologโ–ชโ˜†
ใ€Šโ˜†ONEโ˜†ใ€‹
{ ยค TWO ยค }
[ โ€ขTHREEโ€ข ]
(*โ™กFOURโ™ก*)
ใ€Šโ™งFIVEโ™งใ€‹
[ ยคSIXยค ]
ใ€Š<โ€ขSEVENโ€ข>ใ€‹
<ยค โ˜†EIGHTโ˜† ยค>
ใ€Šโ—‡NINEโ—‡ใ€‹
{ โ—‹TENโ—‹ }
ใ€Šโ– ELEVENโ– ใ€‹
{ 'TWELVE' }
[ โ– Thirteenโ–  ]
ใ€ŠยฟFOURTEEN?ใ€‹
โ—ใ€‹FIVETEENใ€Šโ—
[โ™งSIXTEENโ™ง]
(*SEVENTEEN*)
{โ€ขโ˜†EIGHTEENโ˜†โ€ข}
[โ˜†โ€ข NINETEENโ€ขโ˜†]
ใ€Šยก TWENTY ยก ใ€‹
โ™ง[ TWENTY ONE ]โ™ง
ใ€Šยฟ TWENTY TWO ?ใ€‹
{*TWENTY THREE*}
[ ยฐ TWENTY FOUR ยฐ ]
{โ–ชTWENTY FIVEโ–ช}
{' TWENTY SIX '}
['TWENTY SEVEN']
["TWENTY EIGHT"]
[*TWENTY NINE*]
{โ–ชTHIRTYโ–ช}
THIRTY ONE
*GLORY*
{ ยฐTHIRTY TWOยฐ }
{... โ€ขTHIRTY THREEโ€ข ...}
***THIRTY FOUR***
ยฐโ€ขโ€ขTHIRTY FIVEโ€ขโ€ขยฐ
{ยฐยฐTHIRTY SIXยฐยฐ}
]*ยฐTHIRTY SEVENยฐ*[
''โ€ขTHIRTY EIGHTโ€ข''
ยฐใ€‹THIRTY NINEใ€Šยฐ
FORTY
FORTY ONE
FORTY TWO
FORTY THREE
FORTY FOUR
FORTY FIVE
FORTY SIX
FORTY SEVEN
FORTY EIGHT
FORTY NINE
FIFTY
FIFTY ONE
FIFTY TWOโš ๏ธ
FIFTY THREEโš ๏ธ
FIFTY FOUR
FIFTY FIVE
FIFTY SIX
FIFTY SEVEN
FARZAN & UMBRIEL *MEMORIES*
FIFTY EIGHT
FIFTY NINE
Letter From Umbriel
SIXTY
SIXTY ONE
SIXTY TWO
SIXTY THREE
SIXTY FOUR
SIXTY FIVE
SIXTY SIX
SIXTY SEVEN
SIXTY EIGHT
SIXTY NINE
๐ŸคกSEVENTY๐Ÿคก
SEVENTY
SEVENTY-ONE
SEVENTY-TWO
SEVENTY-THREE
SEVENTY-FOUR
SEVENTY-FIVE
SEVENTY-SIX
โ˜ โš ๏ธSEVENTY-SEVENโš ๏ธโ˜ 
SEVENTY-EIGHT
EIGHTY
๐ŸŒน๐ŸŒน
EXTRA CHAPT-1
EXTRA CHAPT-2
EXTRA CHAPT-3
What about this story?
EXTRA CHAPT-4
EXTRA PART-5
Grup chat?
EXTRA PART-6
EXTRA CHAPT-7
EXTRA CHAPT-8
EXTRA CHAPT-9
EXTRA CHAPTER-10
EXTRA CHAPT-11
[ โ€ข ENDING โ€ข ]
โš ๏ธINFOโš ๏ธ

SEVENTY-NINE

9.8K 1.3K 560
By Foresean

HAPPY READING!!
🥀🥀🥀

Malam kembali memperlihatkan dirinya dengan kegelapan serta ketenangan alam dari dinginnya suasana malam itu sendiri menjadi sebuah kenikmatan tersendiri untuk sebagian besar orang.

Saat ini, keenam Inti dari geng besar yang kemarin telah berhasil mengalahkan Gario serta teman-temannya terlihat tengah merayakan kemenangan tersebut di halaman luas markas Demonfier seperti yang dikatakan Alby kemarin.

Karena banyaknya orang yang datang, mereka akhirnya membagi tugas yakni untuk mengatur tempat duduk, tempat jntuk makanan, cemilan dan sebagainya, mengambil makanan di rumah Mbok Asi serta membakar ayam yang bumbunya sudah dibuat langsung oleh Mama Ariel.

"TA, MINUMAN ITU TARUH DISINI, GOBLOK!!" Teriak Rival. Dia menatap kesal kearah Atta yang sedari tadi tidak mendengarkan ucapannya.

"Ya, ini udah benar, setan. Mata lo ke putar apa, gimana?!" Atta membalas tatapan Rival dengan begitu sengit.

"Si asu! Lo gak liat itu tempat buat cemilan? Ngapain ditaruh disitu?! Goblok di markas jan bawa kesini, ye. Malu diliat geng lain, jing!"

Mendengar itu, Atta mendelik kesal. "Alah anying, serba salah dari tadi!" Gerutunya mengangkat kembali banyaknya minuman itu dan di letakkan ke tempat yang dimaksud Rival.

"Jangan liat doang, Rival! Bantu sini," sahut Atta lagi membuat Rival yang baru saja hendak pergi langsung menatapnya.

"Dih, urus sendiri. Siapa suruh banyak gaya dari tadi," Rival pergi tanpa memperdulikan Atta yang sudah sangat ingin mencabik-cabik wajahnya sekarang.

"Punya teman gini amat, Ya Allah." Atta mengusap dadanya sabar.

Sementara ditempat lain, dimana Aleko serta Dalvin yang diperintahkan untuk mengambil makanan pesanan mereka di rumah Mbok Asi bersama dengan sepuluh orang anggota mereka yang ikut membawa mobil agar mempermudah mereka nanti akhirnya sampai dengan selamat.

Setelah memakirkan mobil-mobil mereka masing-masing, mereka lalu berjalan masuk ke halaman rumah Mbok Asi.

"ASSALAMUALAIKUM, NENG ASI, ALEKO GANTENG DATANG!!"

Bugh

Setelah teriakan itu terdengar, maka terdengar pula suara dari sebuah pukulan yang terkena ke kepala Aleko dengan begitu kuat sampai lelaki itu membungkukkan badannya sembari memegang kepalanya sendiri.

"Anak anjing! Ini kepala gue sakit, goblok!" Kesal Aleko mengusap kepalanya yang sakit.

Dalvin yang mendengar itu mendelik tak suka. "Ya, lo mikir dong. Jadi ketua geng otak buntung, ck."

"Mikir apaan? Orang gue teriakin Neng Asi, masa iya harus mikir dulu?"

"Iyalah. Dari panggilan namanya aja lo udah salah besar. Neng, lo kira dia masih remaja, heh?! Orang udah berkepala empat. Ngadi-ngadi nih anak! Sampe suaminya dengar, habis lo!"

Mata Aleko membelalak sempurna. "Berkepala empat?? Medusa kali, njir."

"Anak bang-"

"Eh udah pada sampe. Ayo silahkan masuk,"

Makian yang hendak keluar dari mulut Dalvin langsung terhenti saat wanita yang rumah makannya menjadi tempat tongkrongan untuk anak-anak Wintiash datang dan menyambut mereka.

Aleko dan Dalvin serta anggota yang mengikuti dibelakang tersenyum lebar.

"Maaf berisik, Mbok. Ini si Aleko bertingkah lagi," ucap Dalvin terkekeh pelan.

Mbok Asi yang mendengar pun ikut terkekeh. "Gak apa-apa atuh. Mari masuk, semuanya udah siap,"

Saat masuk, Dalvin tersenyum tipis melihat semua makanan yang mereka pesan telah jadi dan tersusun rapi di meja panjang yang entah mungkin sengaja di taruh di ruang tamu agar memudahkan mereka.

Tanpa banyak bicara lagi, Dalvin langsung memberi kode pada sepuluh amggotanya dan bergerak mengangkat semua makanan-makanan itu dibantu oleh dua orang lelaki yang merupakan putra dari Mbok Asi.

"Den Dalvin, ini buat tambahannya!" Seru Mbok Asi memberikan beberapa keripik kentang buatannya membuat Dalvin tersenyum lebar dan mengulurkan tangan nya menerima keripik tersebut.

"Makasih banyak, ya Mbok."

Mbok Asi mengangguk sebagai jawaban kemudian mengantar kedua ketua geng itu ke halaman setelah melihat mereka sudah selesai mengangkat semua makanan-makanan itu.

Mengucapkan salam sebagai tanda perpisahan dan berpamitan, mereka lalu melajukan kembali kendaraan masjng-masing dan meninggalkan pekarangan rumah Mbok Asi.

***

"Buka mulutnya,"

Dengan wajah yang begitu datar, Umbriel membuka mulutnya saat tangan Ariel memberikannya sedikit ayam yang sudah matang.

Sedari tadi perempuan itu hanya duduk berdiam diri sembari memperhatikan Ariel yang tengah membakar Ayam, entah apa yang dia pikirkan.

Ditengah lamunannya, tiba-tiba Umbriel tersentak karena kepalanya dielus dari arah belakang.

"Dari tadi kenapa sih? Ada masalah? Sini cerita ke gue, jangan diam mulu dong. Seram jadi nya," ujar Atta kemudian duduk bersimpuh dihadapan Umbriel.

Ariel yang melihat hal itu hanya bisa terkekeh pelan.

Terhitung sudah hampir dua puluh kali semenjak mereka sampai tadi, lelaki yang merupakan ketua dari Wintiash itu bolak-balik untuk melihat kembarannya ini.

Tersenyum lembut, tangan Umbriel terangkat menepuk pipi Atta beberapa kali kemudian memeluk tubuh kekar lelaki itu.

Atta yang di peluk sontak terkejut, namun dengan segera pula dia membalas pelukan Umbriel sembari mengelus punggungnya agar perempuan itu bisa tenang.

"Kalau ada sesuatu nanti, jangan terlalu heboh, ya. Gue sayang sama Wintiash, oke?" Bisik Umbriel penuh makna yang membuat alis Atta berkerut dalam.

"Maks-"

"HELLO, WE ARE BACK GUYS!!" Teriakan yang begitu keras terdengar dimana Aleko bersama rekan-rekannya baru saja sampai.

Mereka lalu memanggil bsberapa anggota untuk membantu mengangkat banyaknya makanan yang mereka bawa.

"Ingat yang tadi, Riel." Umbriel bangkit dari duduknya kemudian melangkah pergi meninggalkan Ariel dan juga Atta yang hanya bisa mengerutkan dahinya, bingung.

"Umbi kenapa?" Tanya Atta pada Ariel.

"Tadi ke rumah, bicara sama Mama dan mereka punya kesepakatan keknya, jadi gitu." Wajah Ariel terlihat begitu santai saat menjawab pertanyaan dari Atta.

Terdiam, ekspresi Atta sedetik kemudian langsung menjadi begitu serius. Tatapannya masih terus mengarah kearah Ariel yang terlihat serius dengan ayam bakarnya.

"Dia milik Wintiash sampai kapanpun, Riel. Ingat itu!" Celetuk Atta lalu beranjak pergi meninggalkan Ariel yang hanya bisa menatapnya dengan sebelah alis terangkat.

"Jika itu yang dia inginkan," gumam Ariel begitu pelan pada dirinya sendiri.

Siapa yang tau bukan? Apa yang Umbriel bicarakan dengan Mama Ariel tadi saat dia pergi ke mansion keluarga Callesto bisa mengubah semua yang pernah terjadi begitupun dengan hubungan lama yang sudah terjalin.

Tinggal mereka saja yang akan menerima serta mendukung ataupun akan membenci apa yang memang sudah menjadi jalannya.

Setelah menyelesaikan semua persiapan dan mengatur letak dimana makanan serta tempat mereka untuk bersenang-senang, ke enam anggota serta Inti dari geng besar duduk melantai sembari mendongakkan kepala mereka, menatap sang Ratu yang tengah berdiri tepat ditengah-tengah mereka semua.

"Warna darah kali ini telah menjadi hitam yang berarti kegelapan selayaknya langit malam yang malah tertutupi oleh ribuan awan putih agar tidak ternoda lagi." Suara Umbriel terdengar dihening-nya tempat tersebut walau terdapat begitu banyak orang.

"Terima kasih sudah mau berjuang bersama untuk kematian seseorang yang sudah merenggut banyaknya sahabat-sahabat kita! Kemenangan yang entah bisa membawa kebahagiaan ataupun tidak, karena seperti yang kalian tau. Berhasilnya sebuah pembalasan dendam sama dengan kehidupan yang hampa. Benar atau tidak?"

Wajah para anggota disitu nampak terheran-heran. Mereka saling tatap seakan tidak percaya jika kata-kata tersebut akan keluar dari mulut Umbriel.

Terutama untuk para Inti Wintiash yang langsung mengerutkan dahi mereka dengan tatapan intens yang terus terarah pada Umbriel tanpa teralihkan sedikitpun.

Mereka bisa merasakan adanya beberapa keanehan dari perempuan itu. Apalagi untuk tutur katanya sekarang.

"Umb-"

"Sepertinya kalian kebingungan," Umbriel bergumam pelan sembari mengeluarkan kekehan pelannya.

"Udah-udah lupakan. Untuk malam yang berbahagia ini, mari kita rayakan kemenangan bersama!! KEMENANGAN UNTUK FIOTH!!" Kelanjutan dari teriakan Umbriel yang begitu bersemangat seperti biasanya langsung membuat senyum mereka semua terbit.

Tanpa banyak bicara lagi, mereka mengikuti gerakan Umbriel dengan mengangkat tinggi-tinggi gelas berisi minuman berwarna merah itu.

"KEMENANGAN UNTUK FIOTH!!" Balas mereka serempak lalu bersama-sama dengan Umbriel mulai meminum minuman tersebut lalu tersenyum puas setelahnya.

Namun, itu semua tidak berlaku untuk para Inti Wintiash yang malah terdiam dan tidak meminum minuman mereka sedikitpun.

Melihat hal tersebut, Umbriel terkekeh pelan sembari menggelengkan kepalanya berjalan menghampiri kelima lelaki tersebut membiarkan banyaknya anggota dari anggota mereka begitupun dengan lima geng lainnya mengambil makanan masing-masing.

"Tumben seorang Davie tidak ikut bersulang malam ini," ujar Umbriel tersenyum miring.

Davie yang disinggung hanya menaikan sebelah alisnya tanpa ekspresi sedikitpun diwajahnya.

"Apa maksud dari kata-kata tadi?" Tanya Davie mewakili para keempat sahabatnya.

"Yang mana?" Balik bertanya, jidat Umbriel akhirnya menjadi sasaran dari sentilan Atta yang berdiri disebelahnya.

"Jangan sok gak tau. Kata-kata itu keluar langsung dari mulut lo!" Celetuk Atta terdengar tajam.

"Yang tadi itu? Dendam sama awan sama darah-darah itu?" Tanya Umbriel memastikan dan dibalas anggukan serempak dari para Inti Wintiash.

Mulut Umbriel lalu membulat sempurna. "Ooh, jujur gue juga gak tau, njir. Itu kata keluar sendiri, keknya emang jin dalam diri gue suka banget tukar tempat."

"Jangan bohong Umbriel!" Wajah Atta sekarang tidak terlihat santai sedikitoun seperti biasanya.

Bagaimana tidak?
Melihat tingkah aneh dari sang kembaran serta kata-kata aneh yang dia ucapkan tadi membuat Atta merasa takut entah kenapa. Apalagi ditambah dengan perasaannya yang sudah tidak enak mulai dari Umbriel meninggalkan rumah pada siang hari dan datang ke markas Umbriel bersama dengan Ariel tadi.

Mendengar sahutan Atta, alis kiri Umbriel langsung terangkat dengan tatapan yang begitu sinis. "Lo nanya, gue jawab, dan setelah itu malah bilang kek gitu, Attaya Athanaron Enceladus?! Sifat biadab macam apa itu?!"

Menelan kasar saliva mereka, para Inti Wintiash yang tadinya hendak menginterogasi Umbriel malah dibuat takut dengan tatapan tajamnya serta kata yang keluar dari mulutnya.

Tidak ingin berlanjut semakin panjang, Atta selaku ketua serta kembaran dari Umbriel langsung menyengir lebar yang membuatnya terlihat begitu aneh.

"Ehehehehe, canda doang, Mbi. Ehm, eh makan yok, jangan berdiri mulu, perut lo capek. Eh kaki maksudnya," ucap Atta gugup.

Melihat sifat Atta, sepergi biasa Umbriel hanya bisa memutar kedua bola matanya malas kemudian ikut melangkahkan kakinya berjalan bersama kelima lelaki itu pada saat tangan Atta sudah merangkul bahunya.

Malam ini, mereka semua bersenang-senang.

Makan bersama, bermain, bernyanyi, melakukan semua hal yang membuat mereka bahagia tanpa merasakan sedih lagi ataupun keanehan yang tengab terjadi.

Ini memang jalannya takdir. Banyak yang berbicara dengan begitu mudah pasal jodoh maupun pertukaran takdir yang sudah di tentukan. Tapi sadarkah mereka jika yang mereka tantang itu adalah takdir tuhan?

Sekalipun semua orang telah menerima, tapi jika semesta telah menolak, maka hal tersebut hanya akan menjadi khalayan dan kenangan semata!

Mau seseorang yang disayang dan diinginkan itu hidup ataupun tidak, dia tidak bisa merubah apapun.

***

Pagi setelah acara yang begitu besar terlaksana semalam, Atta yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan dirinya pun berjalan keluar hendak menghampiri sang kembaran.

Di rumah itu yang tinggal hanya mereka berdua serta satu pelayan untuk memasak dan membersihkan rumah dan satu lagi untuk menjadi satpam sekaligus tukang kebun.

Tok
Tok
Tok

Atta mengetuk pintu kamar Umbriel sembari memainkan handphone-nya.

Namun, beberapa menit setelahnya, dahi lelaki itu berkerut karena tidak mendapatkan balasan sedikitpun dari dalam sana.

"Udah jam sembilan lewat. Masa iya belum bangun?" Gumam Atta sendiri melihat jam di layar ponselnya.

"Mbi, bangun ei. Keluar makan yuk di warung Mbok Asi, sekalian lo mau ngumpul di sekolah juga, kan?"

"Mbi!! Umbriel, bangun oi!!"

"Umbii!!"

"Umbi!! Gue rusakin nih pintu!!"

Panggilan-panggilan Atta bahkan sampai ancaman yang sudah di keluarkan oleh lelaki itupun seakan tidak mempan untuk membuat sang pemilik kamar keluar membuat Atta merasakan sesuatu yang aneh.

"Mbi, gue gak bercanda. Keluar sekarang!" Tekan Atta merasakan sedikit ketakutan sampai tangannya harus terangkat memegang dadanya yang terasa nyeri.

"UMBRIEL!! BUKA PINTUNYA!!" Terlalu lama tidak mendapatkan jawaban, Atta berteriak.

Dia yakin ini sudah sangat aneh dan bukan tentang tidur nya Umbriel lagi.

Saat hendak menendang pintu kamar Umbriel, tiba-tiba-

"ATTA!!" teriakan dari lantai satu terdengar.

Rival, sang wakil dari Wintiash itu berlari dengan wajah yang begitu panik. Peluh terlihat membasahi wajah serta lehernya membuat Atta menaikan sebelah alisnya.

"Lo kenapa?" Tanya Atta.

"Ta, Umbi pergi," satu kalimat, tiga kata yang berhasil membuat jantung Atta memompa dua kali lebih cepat dari biasanya.

Mata lelaki itu membelalak sempurna. "Jangan bercanda, bangsat!"

"Demi Allah, Ta. Dia di bandara sekarang sam-"

"Fuck!!"

Tanpa banyak bicara dan menunggu ucapan Rival selesai, Atta berlari sekuat tenaganya mengambil helm serta jaketnya diikuti oleh Rival dibelakangnya.

Ada apa ini?

Apa ini ketakutan yang Atta rasakan dari tadi malam?

Apa maksudnya semua ini?

Melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata, otak Atta kembali memutar ke beberapa kalimat yang pernah Umbriel katakan padanya beberapa hari bahkan minggu bahkan bulan yang lalu.

"Dia yang jadi alasan gue disini, Ta."

"Ya gue mau pulang ke rumah lah. Ngapain disini kalo hati gue udah gak ada?"

"Entar rindu lo sama gue, Ta."

"Apa sih? Palingan gue yang jaga Fara untuk waktu yang lama. Gak bakalan balik dah,"

"Kalo sesuatu terjadi nanti jangan terlalu heboh, ya. Gue sayang sama Wintiash, oke?"

Tanpa Atta sadari, ternyata semua perkataan yang dia anggap hanyalah sebuah candaan adalah kode yang diberikan dari perempuan itu sebelum kepergiannya?

"Ck, lo gak bisa ninggalin kita lagi!" Decih Atta kemudian menambah laju motornya.

___________________

HOLA🙌🏻
Maaf menunggu lama, ya.

Say good bye for my beloved twins🤧
Entah nih Atta bakalan rindu apa kagak sama Umbi.

Sekali lagi, aku mau kalian ingat satu hal.
⚠️DILARANG BERHARAP⚠️

Ini udah ku peringatkan berkali-kali.
Jangan berharap kalo Farzan bakalan kembali karena dia udah meninggal.

Ubah alur cerita itu susah, apalagi kalo untuk menghidupkan sesuatu yang memang dari awalnya udah ku atur bakalan meninggal.

Ini udah mendekati end, jadi ku harap kalian bakal mengerti.

Semua kembali lagi pada kalian yang entah mau lanjut atau tidak.

Tapi Farzan udah gak bisa balik lagi. Cuz kami dah jadian di real life🤪
Bye klian🤪

OGHEYYY  BYE SEMUAA

KOMEN YANG BANYAK UNTUK NEXT PART🎉🎉🎉🔥

JANGAN LUPA VOTE JUGA YA.
TINGGALIN JEJAK!!

BUAT AUTHOR BAHAGIA BIAR CEPAT UP😚

Continue Reading

You'll Also Like

889K 47.6K 35
Dimana-mana cheerleader itu buat nyemangatin team yang sedang bertanding. Apalagi kalau team basket yang sedang bertanding. tapi bagaimana kalau team...
3.5M 157K 59
WARNING!! Follow akun aku dulu Not Fantasy Story Tidak menyinggung kepercayaan manapun !! Banyak kata-kata kasar!! do not plagiarism ( Telah terbit...
1.3M 138K 35
[Follow akun ini dulu sebelum baca] (Beberapa part sudah di hapus untuk kepentingan penerbitan) Athalla Nathan Raja Manik . Kerap dipanggil Nathan. P...
547K 52.3K 71
[SEQUEL BETWEEN LOVE AND LIES] Kesal karena dianggap hanya bisa bersembunyi di bawah ketiak sang ayah, Cellus mengajak kedua saudara kembarnya untuk...