𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫?✓【ɴᴏᴍɪɴ】

By vvusrr

117K 10.1K 1K

Bagaimana jika seseorang fall in love? Sepertinya tidak masalah sama sekali. Tapi bagaimana jika seseorang j... More

Cast
1
2
3
4
5
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22 [END]
23 [EXTRA]

6

5.7K 496 36
By vvusrr

Pagi, siang, sore, malaaam dimanapun kalian beradaa~

.
.

.
.

Nanda tengah menyuapi Aldebar yang sudah bisa dikatakan telah sembuh itu. Aldebar memaksa Nanda untuk menyuapinya.

"Na,"

"Apa?" Tanya Nanda masih setengah kesal.

"Suapi aku dengan mulut,"

"Hng?"

"Suapi aku lewat mulut mu?"

Plak

Setelah mengerti dengan maksud Aldebar tangannya dengan spontan menampar bibir Aldebar begitu saja.

"Ah maaf, Nana tidak sengaja." ucapnya dengan mengelus lembut bibir Aldebar yang baru saja ia tampar itu.

Aldebar membiarkannya, tapi ia pastikan setelah ini sesuatu akan terjadi karena sesuatu dibawahnya telah mengeras.

Apa itu? Sudah ku pastikan kalian mengetahui maksud Aldebar karena seperti nya pikiran kalian sangat woah.

"Na,"

"Eum?"

"Tolong kunci pintunya."

"Huh, kenapa?"

"Lakukan saja,"

Walaupun tak mengerti Nanda tetap melakukan nya, ia mengunci pintu itu sesuai dengan yang Aldebar katakan.

Ia kembali lagi untuk duduk disamping Aldebar tapi Aldebar menghentikan nya dan menyuruh Nanda untuk menduduki perut Aldebar.

Dengan tanpa perasaan curiga atau apapun tentu Nanda menurut karena walaupun perut Aldebar keras karena ototnya, Nanda sangat nyaman jika duduk ataupun berbaring diatasnya, sungguh entah kenapa.

Nanda telah menduduki perut Aldebar dengan senyuman yang mengembang.

"Mundur,"

"Hng?"

"Pantat mu mundurkan sedikit,"

Lagi dan lagi Nanda menurut ia menggeserkan pantatnya ke belakang hingga menyentuh sesuatu. Karena penasaran Nanda menoleh kebelakang hingga tak sengaja tangannya menyentuh benda keras itu.

Benda keras apa itu?

Nanda terbelalak, ketika ia akan beranjak dari tubuh Aldebar, Aldebar menahannya.

"M-mas,"

"Apa?"

"Na-nana ingin duduk di kursi saja,"

"Aku tidak mengizinkan,"

Nanda meneguk ludahnya kasar. Ia jadi kembali mengingat kejadian terkoyaknya lubang belakang nya beberapa hari yang lalu.

Sungguh, membayangkan itu wajahnya menjadi memerah dan sedikit ngeri.

"Mari kita lakukan sekali lagi disini,"

Nanda mendelik, "me-melakukan, apa?"

Tangan bajingan Aldebar entah sejak kapan sudah tak berinfus dan sekarang tangannya berada di belakang celana Nanda.

"M-mas,"

Lagi-lagi tangan bajingan Aldebar berulah, ia menarik dengan keras celana longgar Nanda hingga terpampanglah pantat sintal Nanda.

"Mas!"

"Aku merindukan lubang mu,"

Ketika Nanda akan kembali memberontak tubuhnya sudah terbanting dengan Aldebar yang mengungkungnya.

"Ini akan kembali menyakitkan jika kau memberontak."

"Tapi itu— masih terasa sakit,"

"Itu adalah proses nya, jadi tunggu hingga menjadi nikmat."

Dengan begitu Aldebar menarik hingga celana itu terlepas dari pemilik nya, Nanda tentu memekik. Tangannya berusaha menutupi kebanggaan mungilnya dengan tangan dan kaki yang ia himpit.

"Mengangkang lah,"

"T-tidak mau!"

"Nana,"

"Mas itu sakit, Nana tidak mau!"

"Aku akan menggunakan air liur ku sebagai ganti pelumas."

"T-tapi, akh!"

Aldebar dengan paksa mengangkang kan kaki Nanda dan menekuknya, hingga ia leluasa untuk memasukkan benda big nya.

"M-mas hiks, Nana tidak mau. Ini menyakitkan,"

Aldebar membungkuk kan tubuhnya untuk melumat bibir Nanda, Nanda sempat memberontak tapi bukan Aldebar namanya jika tidak memaksa dan membuat Nanda luluh dengan lumatan lembut tapi sedikit menuntut nya.

Aldebar melepaskan pagutan bibir itu sebentar dan kembali melumat Nanda ketika jari telunjuk dan tengahnya telah terlumuri liur.

Nanda menggelinjang pelan ketika dua jari basah Aldebar membulat pola melingkar di area lubangnya.

"Umphh!"

Salah satu tangan Aldebar yang menganggur memelintir dan juga mencubit pelan puting Nanda untuk mengalihkan perhatian Nanda karena kedua jarinya telah masuk ke dalam lubang Nanda.

"M-mas,"

Keduanya sudah melepaskan pagutan bibirnya, Aldebar ingin mendengar desahan Nanda.

Ia tersenyum miring, menambah jumlah jarinya pada lubang Nanda membuat sang empu memekik sakit karena jari manis Aldebar masih kering.

"Sa-sakit mas, hiks!"

"Ugh,"

"Ini akan terasa menyenangkan sebentar lagi."

"Agh, ah! Uh, akh ah! Ma-mas Deb-har inih ter ah lalu cep-athh! Ah,"

Aldebar terus mengocok lubang Nanda dengan lebih dari seratus kali tusukan setiap menitnya.

Gila, ini gila. Ini tidak wajar, mereka adalah kakak beradik. Bukankah kakak beradik tidak seharusnya melakukan hal seperti itu?

Bahkan Aldebar dengan begitu gilanya tidak memakai pengaman apapun saat melakukan nya, dan membiarkan cairannya memasuki lubang sang adik yang penuh dengan keajaiban tuhan itu.

•̀

"Bagaimana jika mereka benar-benar saling jatuh cinta?"

"Ini tidak bisa dibiarkan, tentu saja!"

"Lalu bagaimana?"

"Sebelumnya kita harus memastikan terlebih dahulu benar atau tidak, jika itu benar maka—

Dan sepasang orang tua itu pun pada pagi hari itu sibuk memikirkan serta memutuskan bagaimana langkah selanjutnya untuk mengatasi hal yang sepertinya tak wajah pada kedua anaknya itu.

—ya sebelum semuanya berakhir, mereka harus dipisahkan."

"Bagaimana jika Aldebar kita pindahkan ke LA?"

"Kita putuskan nanti, sekarang siapkan sarapan dan kita ke rumah sakit untuk menjenguk mereka."

Tiffany memicing, "tidak bercinta terlebih dulu?"

Siwon mendelik dengan cengiran nya.

"Tentu, kenapa tidak."

Ya pada akhirnya anak jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Di satu sisi dirumah sakit disisi lain ruang tamu rumah mereka yang penuh dengan mata memandang.

Siapa? Para maid mereka tentu saja! Mereka sudah biasa melihat kegiatan itu memang, tapi tetap saja Tiffany dan Siwon memang tak tau malu.

•̀

"Loh, Nanda!"

Nanda yang merasa terpanggil menoleh ke belakang.

Matanya berbinar seketika, "Renjuuun!"

Mereka berdua berpelukan melepas rindu dengan berputar-putar di lorong yang ramai itu.

Guanlin yang ada disana menggeleng malu.

"Rindu Renjun, ihihi."

"Rindu Nanda juga!"

"Sudah boleh keluar, Nanda?" Tanya Guanlin.

Nanda menggeleng lesu, "ini karena Nana memaksa keluar. Nana lapar Mamih sedang tidak bisa mengirim makanan kesini, jadi Nana memaksa membeli makan ke kantin, hehe." Ucapnya dengan memamerkan dua bag yang berisi makanan dan minuman.

Guanlin membuat huruf o dengan mulut nya sedangkan Renjun hanya mengangguk.

"Ayo masuk," ucapnya.

Nanda telah berjalan masuk ke dalam ruangan sang kakak, sedangkan Renjun mengerutkan dahinya.

"Nanda kenapa berjalan seperti itu? Sakit?" Tanya Renjun heran melihat cara berjalan Nanda yang sedikit mengangkang dan seperti menahan sesuatu.

"Oh Nanda pagi tadi berc—"

"Ber apa? Bukankah kau ceroboh pagi tadi dan terpeleset di kamar mandi? Cih, bocah ini." Ucap Aldebar memotong ucapan Nanda.

Sial, jika Renjun bertanya saat tak ada dirinya mungkin Nanda akan menjawab sejujur-jujurnya. Nanda itu terlalu polos!

"Berhati-hatilah lain kali, kau ini ceroboh sekali!"

Renjun dan Guanlin telah duduk di sofa yang tidak single sedangkan nanda duduk di bawah sofa single dengan meja dihadapannya yang telah tersaji satu kotak penuh dengan berbagai makanan.

"Lapar sekali ya?"

Nanda mengangguk dengan mulut penuh, "lwapar swekali! Mwas Dwebar twdak bewhwenti hwngga bewberwapa jwm pwagi tadwi!"

Aldebar menghela nafas kasar. Sialan Nanda.



To Be Continued

Don't forget to vote and komen!

Oke,
See you next chap!



©vvusr_
10 Agustus 2021

Continue Reading

You'll Also Like

201K 31K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
172K 8.4K 28
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
427K 36.6K 30
[END] Follow Vi oke! Karena sebuah keegoisan dan haus kekayaan, sebuah keluarga kecil menjadi korban. Terutama 3 anak laki-laki yang kehilangan so...
386K 39.8K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...