NECROMANCER [TAMAT]

By zuladwi

1.4K 182 272

//BETRAYAL// Scarlea dicap sebagai Necromancer semenjak orang-orang melihat warna rambutnya. Sejak itulah ia... More

Scarlea Sochyero
Pembawa Pesan
Sorcerer
Bantuan
Pertemuan
Perpustakaan dan Permulaan
Gadis Kecil
Arwah Ungu di Hutan Maleybre
Jejak Necromancer
Dugaan
Ritual
Ketidakpastian
Rusa Hijau
Rumor
Scarlea dan Ketidaktahuannya
Serrano
Petunjuk Penting
Sesuatu yang Tersembunyi
Rencana
Perlindungan
Magic Map
Jejak Mantra Pelindung
Kegagalan
Portal Rahasia
Hutan
Last Place
Concern
Suspicious
Hutan Terlarang
Fight
Keraguan
Potongan Puzzle (Part 1)
Potongan Puzzle (Part 2)
Tempat Rahasia
Similiarity
Kenyataan
Kebohongan
Sisi Lain Hutan Maleybre
Light of Hope
Kepingan di Padang Rumput
Choosing Side
Usaha Terakhir
The Trial
Brand New Day
*Author's Note*
[Ilustrasi Continentia]

Sihir Pengubah

44 8 21
By zuladwi

Wilayah perkebunan sayur dan buah di Lagnam sangatlah luas. Sebagian besar kepemilikan lahan adalah masyarakat biasa, ada beberapa bagian juga yang merupakan lahan pemerintah yang berada di bawah tanggung jawab bagian Agraria. Karena kemarau yang berkepanjangan, disinilah para sorcerer yang sudah setuju untuk membantu masalah kekeringan berkumpul.

Pagi ini, pagi yang belum begitu panas, para sorcerer sudah berkumpul sesuai kesepakatan. Mereka kini berada di perkebunan terbesar di Continentia. Lagnam dipilih menjadi tempat perkebunan utama Continentia karena iklimnya yang lebih sejuk dan tanahnya sangat baik untuk menanam buah dan sayur. Ditambah lagi keadaan alam yang dikelilingi gunung membuat tempat ini menjadi sangat sempurna untuk peran itu.

"Terima kasih banyak kepada kalian yang bersedia membantu," ujar Elvis Kim membungkuk pada 8 orang di hadapannya. Kedelapan dari sepuluh sorcerer yang sedang berada di Lagnam itu tersenyum melihat Elvis.

"Astaga Tuan, anda tidak perlu seperti itu. Kami adalah bagian dari Continentia, jadi tentu saja kami akan membantu," ujar salah satu sorcerer wanita yang berasal dari Dryatt yang bernama Lianna.

"Benar sekali Tuan Elvis Kim. Jadi bagaimana kita akan mengatasi ini ?" tanya Gilbert, sorcerer dari Lagnam.

"Sepertinya kita harus membagi tugas, mungkin dua orang setiap hari. Aku akan membaginya secara acak, apa kalian setuju?" usul Martin memimpin keputusan para sorcerer. Semuanya mengangguk tak keberatan atas ucapan Martin yang merupakan sorcerer paling senior dan dihormati para sorcerer yang lain.

"Baiklah. Gilbert dan Lianna, Allen denganku, lalu Arona dan Kyle suaminya supaya mudah, kemudian Max dan Evelyn. Aku yakin dengan kemampuan kalian bisa membuat air yang cukup sampai sumber air tersedia meskipun itu bukan elemen utama kalian. Sebagai perwakilan dari Lagnam aku meminta bantuan kalian," tutur Martin dengan harapan mereka akan melakukan ini dengan baik.

"Tentu saja, Tuan!"

"Baiklah sisanya saya serahkan kepada kalian semua—oh! Untuk tempat istirahat kami sudah menyediakan penginapan untuk kalian yang berasal dari Dryatt dan Bevory. Tapi jika kalian lebih memilih pulang juga tak masalah," kata Elvis kemudian berpamitan untuk kembali ke kantor sebentar.

"Sekarang kita lakukan bersama dulu. Kita penuhi dulu sumur-sumur dan tempat penampungan air di semua area lahan. Barulah mulai besok kita bergantian," ujar Martin mengarahkan. Lalu semua orang menyebar di perkebunan untuk memenuhi kebutuhan air dan diarahkan oleh para petani-petani yang mengolah lahan itu.

Mereka pun melakukan tugas sesuai arahan Martin Gideon dan butuh waktu cukup lama untuk memenuhi sumur-sumur dan penampungan air karena jumlah volume yang dibutuhkan sangat banyak. Sesekali mereka bergantian untuk mengisi karena mereka butuh istirahat untuk memulihkan mana mereka. Sementara itu para petani mulai mengalirkan air seperti yang biasa mereka lakukan dan memastikan bahwa semua tumbuhan mereka mendapatkan air yang cukup demi kelancaran penghasilan sayur dan buah untuk memenuhi kebutuhan di Continentia.

*****

Sudah satu minggu ini para sorcerer membantu memastikan kebutuhan air di perkebunan yang luas itu cukup. Sebab itu pula kedua orang tua Scarlea sering pulang terlambat dan membuat Scarlea selalu makan siang dan malam sendirian. Ia semakin merasa kesepian dan tidak ada apapun yang bisa ia lakukan.

Pagi ini Arona dan Kyle sedang bersiap menuju perkebunan. Mereka menjadi sangat sibuk karena disamping harus menyediakan air, mereka juga harus mengelola lahan mereka sendiri. Meskipun sesama pemilik kebun yang lain membantu mereka, tetap saja ini semua membuat mereka sangat sibuk. Sementara itu Scarlea memerhatikan kedua orang tuanya yang bersiap dengan wajah cemberut. Ia sudah tidak tahan lagi sendirian di rumah tanpa kedua orang tua yang menemaninya.

"Apa Ibu bisa melakukan sesuatu untukku? Aku sudah sangat bosan dan kesepian tapi aku tidak bisa keluar dengan penampilanku—Ibu tahu kan rambutku ini sangat menarik perhatian yang tidak penting. Apa tidak ada sihir yang bisa membuatku tak terlihat dan bisa jalan-jalan dengan tenang?" ujar Scarlea setengah memohon.

Arona mengelus dagunya, "hmm...daripada sihir tak terlihat bagaimana jika mantra untuk mengubah warna rambutmu?" usul Arona pada Scarlea. Raut wajah Scarlea merekah dan matanya berbinar.

"Ada yang seperti itu?!!" serunya tak percaya.

"Mengapa Ibu tidak bilang sejak dulu? Astaga ternyata ada cara yang semudah itu. Lakukan sekarang, Bu!" tambahnya sedikit melompat dan sangat bersemangat.

"Ibu tidak mengatakan apapun karena kau tidak suka dengan sihir, jadi sekarang karena kau bertanya jadi mendekatlah kemari," pinta Arona. Kyle yang melihat anaknya begitu ceria itu hanya tertawa senang. Ia tidak menyangka akan melihat putrinya bertingkah begitu. Arona pun mengulurkan telapak tangan kanannya dekat dengan ubun-ubun Scarlea.

"Apakah warna coklat tua akan bagus?" ujar Arona.

"Biru? Merah muda? Hijau? Ungu?"

"Jangan warna yang aneh, coklat tua saja kelihatannya bagus. Warna yang sama seperti rambut Ayah," tutur Scarlea yang merasa takut jika ia rambutnya akan terlihat seperti bulu ayam warna-warni milik salah satu peternak ayam yang pernah ia lihat.

"Baiklah. Diam sebentar. Mutatione figura," Arona merapalkan mantra singkat ketika Scarlea memejamkan matanya. Tiba-tiba rambut Scarlea berubah warna dari pangkal rambut hingga ujungnya menjadi coklat tua seperti Kyle. Scarlea yang merasa sesuatu mengalir di kepalanya pun membuka mata.

"Lihatlah ke cermin, Sayang."

Scarlea pun berlari kecil menuju cermin di dekat pintu dan ia pun tersenyum lebar.

"Wah cocok sekali. Terima kasih, Ibu! Dengan begini aku bisa jalan-jalan!" serunya.

"Mantra itu hanya bertahan selama 10 jam jadi kembalilah sebelum waktunya habis," tutur Arona mengingatkan. Gadis itu pun mengangguk mengerti dan memeluk ibunya dengan sangat erat.

"Baiklah nona muda, kami harus segera pergi karena hari ini giliran ayah dan ibu. Berhati-hatilah kalau keluar dan jangan lupa mengunci pintu, kau dengar?" pesan Kyle lalu mengecup kening putri tercintanya kemudian keluar bersama Arona.

Scarlea pun bergegas menuju kamarnya dan mengganti bajunya dengan short dress sederhana tanpa lengan berwarna coklat tua yang menjuntai hingga di bawah lututnya sedikit dan baju berwarna soft pink dengan lengan pendek di dalamnya, lalu merapikan rambutnya dan mengenakan sepatu sandal berwarna coklatnya. Kemudian keluar dan tidak lupa mengunci pintu rumah sesuai pesan ayahnya.

*****

Perkebunan buah dan sayur Lagnam terlihat sepi karena para petani dan sorcerer tengah menepi kala matahari tengah berada di singgasana tertingginya. Tak ada satupun dari mereka yang mau berdiri di kebun kala terik matahari berada di posisi terpanasnya.

"Ohh astaga sampai kapan kemarau ini bertahan?" eluh salah satu petani yang sedang mengibas-kibaskan topi jeraminya dan membuat sedikit hawa sejuk untuk dirinya sendiri.

"Apakah kau gerah sekali, Paman Hugo?" tanya Allen yang duduk di sebelah petani perkebunan jeruk yang merupakan pamannya.

"Lihat saja keringat sebesar biji jagung yang mengucur ini, Len. Tak bisakah kau memberiku sedikit angin?" jawab Hugo sambil tertawa pelan. Allen pun mengangkat tangan kanannya sedikit dan menggerakkannya ke arah wajah Hugo secara perlahan. Sontak saja hembusan angin perlahan menghampiri Hugo yang disambut dengan senyuman lebar.

"Oh segarnya. Lakukan terus seperti itu—yaa seperti itu, Allen. Bisakah lebih kencang sedikit? Kau memang hebat!" ujar Hugo sambil memejamkan mata merasakan angin semilir yang membelai wajahnya dan menghilangkan peluhnya. Beruntung sekali keponakannya bisa membuat angin begini, ia tidak memerlukan kipas angin.

"Paman, kau memperlakukan seperti kipas angin pribadi," eluh Allen sambil mengernyitkan dahi lalu menarik tangannya dan menggerakkan tangannya seperti memukul udara dengan sedikit kencang.

WUUUSSSHHH

Topi jerami milik Hugo terbang dan tubuhnya agak terguling ke kanan karena angin yang kencang dalam beberapa detik.

"Alleeeeeeeeennnnn!" pekiknya seraya kembali memposisikan dirinya untuk duduk kembali. Berat badannya membuatnya sedkit kesulitan kembali duduk. Allen tertawa melihat tingkah pamannya yang lucu itu. Hugo tidak marah, ia sudah terbiasa dengan sikap jahil anak dari kakaknya ini.

Continue Reading

You'll Also Like

798K 71.5K 32
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...
1M 100K 31
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
1M 74.9K 34
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
108K 6K 41
[PLAGIAT DI LARANG MENDEKAT JAUH JAUH HUSS HUSS ❌❎] # 1 wizard (24/7/20) # 1 basic (13/4/21) # 1 teleportasi (22/5/21) # 1 simbol (26/6/21) Gadis se...