ALAVIA (TERBIT)

Por nmaraa_

13M 1M 153K

Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Harg... Más

prolog
1-Pertemuan pertama
2- Pertemuan Kedua
3- Sebuah Jawaban
4- Fitting Baju
5- Persiapan
6- Pernikahan
7- Malam Pertama
8- Perpisahan
8- Pindahan
10- Cium?
11- Cari boneka
12- Terbiasa
13- Uang
14- Malu
15- Ngambek
16- Tebar Pesona
17- Berulah
18- BK
19- Manja
20- Belanja
21- Kepiting saus tiram
22- Dalang
23- Dewa penolong
24- Pembalut
25- Ngidam?
26- Sisi baik sang ketua
27- Sholat jama'ah.
28- The Real Pertaruhan Harga Diri
29- RAZIA
30- Malming Yang Terpisahkan
32- Mengancam
33- First Kiss
34- Gugur
35- Pingsan
36- Liptint siapa?
37- Sakit lagi
38- Berdosa Sekali
39- Andai
40- Cemburu
41- Siapa dia?
42- "Sweet Girl"
43- Penyerangan
44- Milik Gue
45- Terbongkar Dan Keterkejutannya
46- Bukan Hal Sepele
47- Donor Darah
48- Only Me
49- Pergi Selamanya
50- Dia Itu..
51- Praktek
52- Sebuah Rasa Cinta
53- Dia Menjadi Bulol?
54- Demamnya Si Es Batu
55- Apel Ibu Negara
56- Princess
57- Dua Garis?
58- Teror
59- Terungkap
60- Terungkap (2)
61- Hadirnya Kebahagiaan
62- Olivia's Birthday
63- Surprise
64- Selamatkan Dia!
65- Dia Sadar?
66- Dua Kabar
67- Kritis
68- She's Pregnant
69- Alan Hanya Butuh Olivia!
70- Akhir Dari Kisah
ALAVIA UPDATE KABAR
ALAVIA VOTE COVER
ALAVIA OPEN PO

31- Es Cream

160K 15K 322
Por nmaraa_

Klik bintang dipojok kiri bawah duluu

Udah?

Komen jugaa

Udah?

Follow akun wattpad ini

Udah?

Thankyouuu banyak-banyakk <3

Happy Reading ✨

Seperti yang dijanjikan Adhi, Ia saat ini sudah berada didepan rumah mewah berlantai dua, Ya rumah Letta. Teman Olivia, Setahunya hanya begitu.

Adhi baru saja datang beberapa menit yang lalu, Ia juga sudah menelepon Olivia untuk keluar.

Selang beberapa menit terlihat gadis berambut panjang itu keluar dari rumah besar milik keluarga Letta. Dengan rok pendek dan sweeter tebal berbahan rajut, Karena memang hari ini cuaca mendung jadi sedikit dingin.

Adhi memandang jijik rok yang dipakai Olivia. 'Rok kurang bahan!!!' Adhi merutuki rok sialan itu dalam hati.

Olivia yang memang dasarnya kurang peka, Hanya berjalan santai.

Adhi melepas jaket Avigator yang ia kenakan. Ia menyerahkan jaket itu dengan sedikit kasar diwajah Olivia.

"Pake"

"Yang ikhlas kali!!"

Olivia menurut perintah Adhi, Ia memakaikan jaket Adhi dipinggangnya. Ia sudah bersiap naik dimotor sport Adhi.

Adhi yang dasarnya mengerti mengulurkan tangannya untuk membantu Olivia naik dimotor sport-nya dengan mulut yang mencabik. Dulu Olivia sempat tidak mau menaiki motor yang sangat besar itu, Karena tidak bisa menaiki jika tidak dengan bantuan tangan Adhi. Tapi ia diancam, Jika ia tidak mau menaiki motor Adhi 'Yaudah gak usah naik' Kata Adhi begitu.

Akhirnya ia hanya pasrah saat Adhi mengancamnya. Ia tidak punya jalan lain, Tidak mungkin bukan jika ia harus naik taksi atau ojek setiap hari?.

"Yuk"

Adhi melajukan motornya menuju apartemen miliknya dengan Olivia.

~~~

"Lo udah sarapan?" Tanya Olivia yang baru saja turun dari tangga sehabis mandi.

Adhi yang sedang menonton TV mendongak lalu menggeleng. Tadi dimarkas ia sempat ditawari makan anak-anak Avigator, Tapi ia menolaknya karena ia malas makan saja.

"Gue masakin ya?."

"Iya"

"Wait"

"Hm"

Adhi mengalihkan pandangannya lagi pada TV sehabis Olivia pergi menuju dapur.

~~~

Adhi berniat menyusul Olivia didapur karena ia sudah lapar tetapi makanannya sepertinya belum matang, Jika matang pasti Olivia akan memanggil dirinya.

Ia melihat Olivia yang sedang bergulat dengan alat-alat dapurnya dengan lihai, Seperti sudah ahli. Adhi menghampiri Olivia membuat sang empu terlonjak kaget melihat kedatangan Adhi.

"Ngagetin." Gerutu Olivia pelan tatapi masih dibisa didengar Adhi.

"Masih lama?"

"Iya"

"Bantuin gih biar cepet" Lanjut Olivia membuat Adhi mendengus. Adhi saja tidak pernah memasak, Memegang alat dapur saja tidak pernah.

"Gue gak bisa."

"Belajar. Coba potong bawang aja mudah."

Walau kesal Adhi tetap melakukannya agar masakannya cepat matang, Perutnya sudah sangat keroncongan.

Ia mengiris bawang dengan sangat hati-hati, Dan lambat sekali. Kalau Olivia sudah mengiris sembilan bawang, Maka Adhi baru satu bawang. Sungguh lemot. Olivia yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala, Memaklumi.

Karena kesal dengan dirinya sendiri yang lambat, Adhi mengiris bawang itu dengan sedikit cepat. Dan tanpa disengaja kulit jari Adhi ikut terpotong, Darah segar mengalir ditangan Adhi. Mata Olivia membulat saat melihat jari Adhi yang mengeluarkan darah. Dengan cepat memasukkan tangan Adhi dimulutnya, Olivia menghisap darah Adhi.

Olivia menyeret Adhi menuju wastafel. Olivia melepas tangan Adhi dari mulutnya, Lalu memuntahkan cairan kental berwarna merah itu diwastafel. Tanpa berkumur dulu Olivia lebih dulu mencuci tangan Adhi yang masih ada sedikit darahnya. Adhi hanya diam diperlakukan seperti itu, Terlihat raut khawatir diwajah cantik Olivia.

Olivia pergi meninggalkan Adhi yang masih terbengong ditempat untuk mengambil kotak P3K. Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Olivia menyeret Adhi ke maja makan. Dengan telaten ia mengobati luka dijari Adhi.

"Shh.." Adhi sedikit meringis saat Olivia menuangkan cairan antiseptik dijarinya yang terluka.

"M-maaf-maa-af" Ujar Olivia gugup, Ntah karena apa.

Selesai mengobati tangan Adhi ia mendongak menatap manik tajam Adhi.

"Masih sakit?" Sedangkan yang ditanya hanya menatap datar Olivia. Adhi menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Syukurlah. Yaudah lo disini aja, Gak usah ikut masak lagi."

"Hm"

Beberapa menit kemudian masakan Olivia sudah tersedia diatas meja makan. Adhi menunggu Olivia mengambilkan nasi dipiringnya. Setelah Olivia mengambilkan Adhi menuangkan lauk yang baru saja dimasak Olivia. Kayaknya enak, Batin Adhi.

Olivia mendudukkan dirinya disalah satu kursi, Tepat didepan Adhi. Ia mengambil nasi dan lauknya.

"Kumur dulu, Tapi kena darah gue." Titah Adhi yang diangguki Olivia.

Setelah selesai berkumur Olivia memakan masakan yang ia buat. Cukup enak, Pikirnya.

"Gimana enak?" Tanya Olivia sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Hm"

"Kalo jawab yang bener ih"

"Iya Olivia...."

"Hehehe" Cengir Olivia tak jelas.

Setelah acara makan malam berdua Adhi tidak berniat kemarkas lagi. Ia ingat statusnya yang sudah berdeda dari dulu. Kalau dulu hampir 24 jam ia berada dimarkas, Bahkan bunda dan kakeknya sampai marah-marah padanya. 'Kamu ini cuma numpang makan doang disini?' Ujar Desi begitu. Sedangkan Wisnu bilang 'Saya tidak suka cucu saya selalu keluyuran hampir 24 jam'. Jadi sekarang ia harus membagi waktunya.

Sedangkan Olivia sedang nobar dengan kedua temannya secara online, Sesekali menggerutu. Ia hanya memakai tank top dengan hotpants. Tak lupa ia mengunci pintunya agar Adhi tidak bisa masuk dikamarnya, Tak mungkin jika ia hanya mengunakan pakaian seperti ini didepan Adhi.

"Bacottt wle" Ejek Olivia kepada orang diseberang sana. Siapa lagi kalau bukan Zanna.

Ia dan Zanna berselisih memiliki tokoh paling ganteng didrakor yang mereka tonton.

"Ganteng yang gue pilih anjir."

"Diem lo pada, Bacot mulu" Sarkas Letta dengan mata sinis dibalik layar kaya Olivia dan Zanna.

"Ihh gelayyyy" Lebay Olivia.

"Jijik anjir"

"Copas mulu Olivia."

"Yee serah gue dong."

"Iyain biar seneng" Jawab Zanna sambil memakan cemilan disampingnya.

"Congor lo pada emang harus disumpel dulu yee!!" Geram Letta.

"Y" Jawab Olivia dan Zanna berbarengan.

"Lo ngomong gratis, Gak bayar. Gak usah sok-sokan dingin, Sok irit kalian." Ujar Letta sinis.

"Serahhh gue dong" Jawab Zanna diangguki Olivia.

"Nohh copas mulu kan" Jawab Zanna sambil menunjuk-nunjuk kameranya berniat menunjuk Olivia.

"Gak usah bacottt."

"Yaya ini diem." Sahut Olivia.

"Baru temen gue."

"Biri timin gui" Manye Olivia dan Zanna berbarengan.

"Eh Olivia gue baru tahu kamar lo diubah, Perasaan kemarin gak gitu deh." Ujar Zanna baru sadar jika latar belakang kamar Olivia berbeda.

"Lah iya anjir baru sadar gue." Kata Letta ikut-ikutan.

"Emang demen banget ya kalian copas kata-kata gue."

Sedangkan Olivia sudah panas dingin, Mulutnya seakan susah untuk berbohong lagi dan lagi.

"Woii Olivia" Suara nyelengking Zanna membuat Olivia semakin kalang kabut.

"H-hah?"

"Kamar lo emang ganti?

"Kan... i-itu kemarin udah gue bilangin rumah gue diperbaiki. Nah ini, Kamar gue direnovasi jadi gini."

"Yang gue bilang kemarin itu."

"Oh iya deh lupa gue."

"Yaudah besok kita kerumah Olivia, Sekalian liat kamar barunya." Ujar Letta membuat Olivia melotot.

"Ja-angan j-jangan, Besok rumah g-gue bakal emm...ada... Reunian bunda gue." Ucap Olivia gugup.

"Yahhh...Yaudah besok-besok lagi deh" Timbal Zanna cemberut.

"Y-ya..La---" Ucapan Olivia terpotong karena ketukan pintu yang sangat keras.

Tok tok tok

"Udah dulu, Bunda manggil gue." Olivia melambaikan tangannya lalu mematikan laptopnya tanpa menunggu jawaban dari kedua temannya itu.

~~~

Rasanya gatal jika Adhi tidak keluyuran. Ia bahkan bingung harus melakukan apa agar ia tidak bosan. Adhi berinsiatif mengajak Olivia jalan-jalan sekalian makan malam diluar.

Adhi ingin langsung membuka knop pintu kamar Olivia, Tetapi ia pikir-pikir lancang. Jadi ia memutuskan mengetukkan terlebih dahulu.

Tok tok tok

Adhi mengetuk keras pintu kamar Olivia.

Olivia yang sedang nobar itu terlonjak kaget. "Udah dulu, Bunda manggil gue." Olivia melambaikan tangannya lalu mematikan laptopnya tanpa menunggu jawaban dari kedua temannya itu.

"Ada apa sih?" Gumam Olivia setelah menaruh laptopnya dinakas.

Olivia tersadar saat melihat cermin yang memantulkan dirinya yang hanya menggunakan tank top dan hotpants. Ia segara mengambil Bad Cover yang berada diatas kasur queen size-nya. Olivia menutupi seluruh tubuhnya sampai lehernya menggunakan bad cover .

Olivia membukakan pintu dan menampakkan wajah datar Adhi membuatnya berdecak kesal. Selalu saja datar, Pikir Olivia.

"Apa?"

Adhi merubah raut wajahnya menjadi aneh. "Ngapain lo?"

"Gak usah banyak nanya. Cepetan mau apa?"

"Mau lo emang boleh?" Sepertinya hobi Adhi berubah sekarang, Apalagi kalau bukan menggoda Olivia.

Olivia merasakan tubuhnya panas dingin, Detak jantungnya berdegup kencang. Olivia berusaha menetralkan wajahnya. "GAK USAH BERCANDA!!!" Sepertinya emosi Olivia sedang meletup-letup. Saat hendak menutup pintu, Tangan kekar Adhi lebih dulu mencekalnya.

"Sensian amat." Gumam Adhi masih bisa dengar jelas Olivia.

"GAK USAH BIKIN GUE KESEL YA LO!!!"

"Hmm"

"Jadi lo mau apa? Gak usah bercanda, Serius!!."

"Gue mau keluar."

Olivia kaget mendengar itu. "Mau kemana?"

"Cari makan."

"Ikuttttt." Ucap Olivia sambil bergelayut dilengan Adhi dengan selimut masih terpasang rapih ditubuhnya. Seolah tak mau ditinggal.

Adhi menepis tangan Olivia dari lengan. "5 menit."

"Oke-oke tunggu." Olivia menutup pintunya untuk berganti baju.

...

Saat hendak menuruni tangga terakhir, Suara bariton Adhi menghentikan langkahnya. "Telat 10 menit."

"Lo kira gue supermen? Harus 5 menit langsung gitu?" Olivia melanjutkan langkahnya menuju Adhi yang berada dimeja makan sambil bersedekap dada.

...

"Lo gak makan banyak lagi?" Tanya Adhi sambil mengernyitkan keningnya.

Olivia menggeleng. "Gak, Kalo gue makan banyak cuma diawal PMS doang." Jelas Olivia membuat Adhi mengangguk.

...

Olivia bersandar pada punggung Adhi yang sedang menyetir sambil melihat-lihat jalanan. Dari kejauhan Ia dapat melihat kedai bertulis 'ES CREAM.'

"Stop. Berhenti disitu, Mau es creamnya." Kata Olivia sambil menunjuk kedai Es cream yang ia maksud.

Adhi memelankan laju motor sportnya dan berhenti dikedai yang ditunjuk Olivia.

Olivia bergegas turun dari motor Adhi dibantu tangan Adhi. Ia berlari kecil agar ia bisa membeli es creamnya. Sebelum itu Adhi lebih dulu mencekal lengan Olivia.

"Demen banget ya cekal-cekal lengan gue!!!"

"Punya uang lo?"

"Punyalah."

Adhi melepas tangannya yang memegang lengan gadis itu.

"Lo mau?"

Adhi hanya menggeleng dengan wajah datar.

Selang beberapa menit Olivia membawa satu cup es cream berukuran sedang. Olivia menghampiri Adhi yang masih dimotornya.

"Ke taman dulu yukk!!"

"Hm"

...

Mereka sudah duduk disalah satu kursi panjang yang muat untuk dua orang, Yang sudah tersedia ditaman itu. Adhi menatap lekat Olivia yang asik dengan es creamnya.

Olivia yang merasa ditatap lekat menoleh pada Adhi yang berada disampingnya. "Kenapa? Mau?."

Adhi menggelengkan kepalanya.

"Coba dulu, Enak lohh"

"Gue gak suka es cream."

"Coba dulu Adhi. Ya? ya? ya?" Olivia menyendokkan es cream untuk Adhi. Memaksa benget emang.

Adhi berdecak kesal. "Satu kali aja deh ya? Ya? Ya?." Ntah kenapa Olivia begitu ngotot ingin Adhi mencoba es creamnya. Olivia sendiri tidak tahu.

Adhi berpikir sejenak lalu menghela nafas berat. "Hm"

Olivia menyuapi es creamnya pada Adhi, Yang diterima dengan wajah kesalnya.

"Tenang enak kok."

"Manis banget." Ujar Adhi menatap kesal Olivia.

"Ya ya lah, Orang lo sambil liatin gue." Dengan asal Olivia menjawab perkataan Adhi tadi.

Kening Adhi berkerut, Bingung tentu saja. Detik selanjutnya Ia tersedak sisa-sisa es cream tadi.

Uhuk uhukk

Olivia menepuk-nepuk pelan tengkuk leher Adhi. Ia melihat orang yang keliling menjual minuman. "Pak!!! Pa, Sini-sini!!!" Teriaknya membuat penjual minuman itu berjalan kearah Olivia dan Adhi.

Uhuk uhuk

Saat penjual itu sudah datang dihadapannya, Olivia langsung mengambil air mineral dikotak minuman yang orang itu pagang. Gass aja, Batin Olivia.

Sedangkan penjual itu linglung sendiri.

Olivia memberikan air mineral itu pada Adhi. Adhi meminum air mineral itu sampai setengahnya.

"Gue kan emang manis kok lo malah kaget terus kesedak sih!!!" Gerutu Olivia sambil menutup minum yang baru saja Adhi serahkan padanya.

"Gak tau" Jawab Adhi singkat.

Olivia mengambil uang ditas selempangnya. "Ini pak. Makasih" Olivia memberikan uang dua puluh ribu pada penjual minuman didepannya.

"Saya gak ada kembaliannya mbak. say--"

"Udah bapak ambil aja kembaliannya."

"Terimakasih mbak. Saya permisi." Olivia hanya mengangguk.

"Gue gak manis apa?" Tanya Olivia lagi.

"Gak"

"Dasar GAK PEKA" Sindirnya sambil menekan dua kata terakhirnya.

"Gue peka, Gue tau, Gue jujur, Kalo lo emang gak manis" Jawab Adhi enteng tanpa beban, Tanpa kasihan, Dan tanpa pemikiran.

"Dasar gak bisa nyenengin orang, Beg--"

"Tapi cantik"
Jika saja Adhi tidak memotong ucapan Olivia mungkin Olivia akan kena marah dan tabok dari Adhi karena ia hampir keceplosan berbicara kasar.

Rasa marahnya seolah lenyap begitu saja. Wajah Olivia memerah, Jantungnya tidak bisa dikondisikan lagi. Jujur saja Olivia sangat deg-degan.

"Ciee blushing" Ejek Adhi sambil menekan-nekan pipi kanan Olivia dengan gemas.

Brukk

Olivia menjatuhkannya kepalanya didada bidang Adhi membuat sang empu hampir terjungkal dari kursi karena posisinya sangat dipojok kursi. Untungnya Adhi bisa menyeimbangi.

"Jangan gitu. Gue malu." Gumamnya membuat Adhi tersenyum miring.

"Malu kenapa?"

"Jangan ditanya ihh."

"Malu gue goda terus kan?"

"Adhi, Udah ih" Olivia mencubit pelan pinggang Adhi.

...

"Kalo tadi satu sendok sama Adhi berarti First Kiss bukan sih?" Gumam Olivia saat ia terbangun tengah malam dan malah mengingat kejadian tadi saat ditaman bersama Adhi.

"Udah ah gak penting banget."

To Be Continued...
.
.
.

Alan Adhi Atmajaya

Olivia Shasa Dewangga

Follow akun wattpad ini.
Follow Instagram: alavia_story
Follow tiktok: naraa_ (nmamara)

Dukung terus karya ini dengan follow semua sosial media diatas, Vote dan komen disetiap chapter.

Komen untuk next!!!
biar makin cepat updatenya <3

See you next chapter
And thank you for everything....

17/7/21
21.17

Note: Kalo emang foto diatas udah dipake ya maaf. Soalnya gue lupa yang mana foto udah dipake mana yang belum.

Seguir leyendo

También te gustarán

1.5M 128K 28
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
4.8M 176K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
336K 30.4K 31
Arvi dan San adalah sepasang kekasih. Keduanya saling mencintai tapi kadang kala sikap San membuat Arvi ragu, jika sang dominan juga mencintainya. Sa...
1M 48.5K 38
Kalluna Ciara Hermawan memutuskan untuk pulang ke kampung Ibu nya dan meninggalkan hiruk pikuk gemerlap kota metropolitan yang sudah berteman dengan...