Xabiru Alatas [END]✔

By tsani_a13

128K 10.2K 762

Cover by : pinterest Diharapkan Follow dulu sebelum membaca ❤❤ Start : Desember 2020 Finish : Januari 2022 ••... More

Prolog
Part 1 : Flashback 1 ❤❤
Part 2 : Flashback 2❤❤
Part 3 : Flashback 3❤❤
Part 4 : Flashback 4❤❤
Part 5 : Xabiru dan IFNITY🔥🔥
Part 6 : Tujuan🔥
Part 7 : Kopi Dangdut🔥
Part 8 : Sekolah🔥💖
Part 9 : Dia 🔥
Part 10 : Rencana (?)
Part 11 : Talaska
Part 12 : IFNITY vs TALASKA
Part 13 : Kemenangan
Part 14 : Dimulai
Part 15 : Bad Liar
Part 16 : Quality time
Part 17 : You Are Strong
Part 18 : Amarah.
Part 19 : Berita
Part 20 : Memperhatikan
Part 21 : Tabrakan
Part 22 : Laksamana.
Part 23 : Gara-Gara ikatan Cinta?
Part 24 : DiCegat
Part 25 : Sepi.
Part 26 : Bima Sakti.
Part 27 : Nasihat untuk Bara.
Part 28 : Bolos.
Part 29 : Kedatangan Arka.
Part 30 : Wedding Jingga dan Aksa♥
Part 31 : Semakin Menarik.
Part 32 : Pembelaan Bima.
Part 33 : Kembali balapan.
Part 34 : Salah masak nasi.
Part 35 : Konser.
Part 36 : Roda berputar.
Part 37 : Jingga hamil?
Part 38 : BABU.
Part 39 : Jingga jatuh.
Part 41 : Alasan Bara.
Part 42 : Terkuak.
Part 43 : Aksi Biru
Part 44 : Kembalinya Bara.
Part 45 : Masa lalu.
Part 46 : Antara Samuel dan Gavin.
Part 47 : Kebenaran yang terungkap.
Part 48 : GaGa (Gavin Gama)
Part 49 : Destroyed.
Part 50 : Kehancuran bersama.
Epilog.
Extra Part
PLAGIAT!!!!!!
Special Part (Gavin Alaksa.)
NEW STORY!✨
INFO PENTING!! SEQUEL??!
SEQUEL UPDATE!!!
Tentang Xabiru Alatas

Part 40 : Lengsernya Biru dan titik terendahnya.

1.4K 122 15
By tsani_a13

Hallo semuanya. Kumaha damang?

Jangan lupa follow dan vote part sebelumnya!! Awas dan tandai typo ya:*

WARNING!! TERDAPAT BAHASA KASAR YANG TAK PATUT DITIRU!

Happy Reading:*

••••

Orang jahat memang menakutkan. Tapi orang yang berpura-pura baik jauh lebih menakutkan.”—Gerald—

40. LENGSERNYA BIRU DAN TITIK TERENDAHNYA.

Kediaman Biru, 17.50 wib.

PLAK!

Suara tamparan menggema ke penjuru ruang televisi. Para pekerja membuat lingkaran, mengelilingi sang majikan dan pembantu baru. Wajah majikan mereka yang biasanya hanya menampilkan raut dingin sekarang memerah bercampur amarah. Sementara pembantu baru—Lina, meringis saat mendapat tamparan keras.

"MAKSUD LO APA BANGSAT NGEJATUHIN MINYAK DI TANGGA?? MAU JADI PEMBUNUH YANG KEDUA KALINYA????"

Para pekerja Biru terkesiap mendapat fakta baru ini. Semua melayangkan tatapan tajamnya. Lina mengepal kedua tangannya dengan kepala menunduk. Lalu tak lama ia mendongak dan bangkit dari duduknya, menatap berang Biru.

"IYA SAYA LAKUIN ITU BUAT BUNUH ANAKNYA JINGGA. KENAPA GAK SUKA???!"

PLAK!

Lagi, lagi Biru melayangkan tamparannya lebih keras daripada yang tadi. Ia mendorong tubuh berisi Lina ke arah sofa sampai terantuk. Ia menahan diri untuk tak membunuh Lina setelah kejadian kemarin jatuhnya Jingga dari lantai.

"Dasar manusia biadab!" desis Biru mencekik leher Lina sampai mukanya memerah.

Lina memberontak untuk melepaskan diri dari cekikan Biru. Ia kehabisan nafas. Lina menatap adik ipar, anak dan suaminya yang hanya menatapnya tanpa membantu.

Biru menghempaskan cekikan dari leher Lina dengan keras. Lalu bangkit dan membersihkan tangannya seakan-akan sangat kotor karena telah menyentuh leher Lina. Sementara Lina langsung menghirup nafasnya banyak-banyak.

PLAK!

Baru saja Lina merasa bebas ia kembali mendapatkan tamparan dari Aksa—suami Jingga. Aksa sedari tadi memang sudah pulang dan tak langsung masuk. Ia ingin melihat apa yang akan dilakukan Biru. Ia masuk saat mendengar teriakan pengakuan dari pembantu baru rumah Biru.

"Sialan! Di kasih hati malah minta jantung!" ancam Aksa sembari mencengkram erat kedua pipi Lina. lalu naik ke kamarnya dengan Jingga.

Biru menatap datar sebelum dirinya berlalu membawa kunci motornya. Ia akan berkumpul dengan anak-anak Ifnity di Warmang. Meninggalkan keterdiaman para pekerja dan kemarahan dari keluarga Wijaya.

"Hidup lo dalam bahaya."

••••

"Assalamu'alaikum."

Biru memasuki Warmang dengan mengucapkan salam. Orang-orang yang ada di Warmang menjawab dengan bersama. Biru saling bersalaman atau bertos ria. Kaki jenjangnya mengarah ke meja tengah yang berisi sahabat-sahabatnya.

"Lo kemana kemarin?" tanya Dimas mewakili yang lainnya. Mereka kemarin dibuat khawatir oleh Biru. Mereka bisa bernafas lega saat satu pesan yang menghilangkan segala rasa khawatir dan nethink.

"Kemarin ada urusan penting."

"Apa?"

"Apa?"

"Ya apa?"

Gama mendelik saat Gavin bertanya dengan singkat dan Biru yang kembali berkata dengan singkat. Tak jelas! Batinnya menggerutu.

"Hadeuh dua es batu ngomong tuh yang bener. Lo lagi Gav, nanya tuh yang panjang dan jelas. Jangankan Biru gue aja bingung." cetus Adnan memakan gorengan tempe dan juga teh manis hangat.

Gavin menatap sinis Adnan meski apa yang dikatakan Adnan benar. Tapi ia tak suka apalagi melihat Dimas dan yang lainnya tertawa kecil.

"Bar, lo kenapa?" Biru menepuk bahu Bara yang sedari tadi terdiam tak mengeluarkan suara sedikitpun.

"Gak papa."

"Cih, kek cewek lo jawabnya gak papa mulu." celetuk Gama meledek Bara.

"Gam." peringat Dimas saat melihat tatapan emosi besar dari kedua mata Bara. Ia rasa Gama salah mencari orang untuk dijadikan bahan ledekan.

"Bacot anjing!"

"Lo kenapa sih Bar??" tanya Biru kembali bahkan suasana Warmang senyap.

"Gak usah sok peduli deh lo! Enek gue!"

Mereka dibuat melongo oleh jawaban Bara. Mereka tak menyangka Bara seberani itu menjawab pertanyaan Biru dengan kasar. Gavin sebagai sahabat terdekat Biru tak terima mendengar jawaban kasar Bara.

"Biasa aja dong. Biru nanya nya baik-baik." ujar Gavin yang duduk di depan Bara.

"Halah bacot anjing!" Bara mengibaskan kedua tangannya.

"Santai dong. Woles ini bukan tanjakan yang harus ngegas." kata Gama mencoba mencairkan suasana tegang di sekitarnya.

"Jangan sok asik deh lo!" ketus Bara sembari bangkit dari duduknya dan mengambil jaket yang ada di meja di depannya.

Biru ikut bangkit. "Bar, lo kenapa sih?? Sensi bener."

Bara menghempaskan tangan Biru yang berada dikedua bahunya. Anak-anak Ifnity berdiri dari duduknya. "Gak usah banyak tanya deh lo!"

"Salah gue nanya sama lo?? Gue 'kan sahabat lo."

Bara meludah ke samping Biru. "Sahabat?? Cih tai anjing! Gue gak punya sahabat!"

Gama mendorong bahu Bara sampai termundur ke belakang. "Maksud omongan lo apa? Jadi selama ini lo gak pernah nganggap kita sahabat?!"

"IYA GUE MUAK SAHABATAN SAMA KALIAN SEMUA." Bara menunjuk semua anak-anak Ifnity. "TERUTAMA DIA!" Bara menunjuk Biru yang berdiri bersama inti Ifnity.

"Maksud lo apa??" tanya Dimas yang sekarang dikuasai emosi. Dimas adalah salah satu anak Ifnity yang pandai mengendalikan emosi. Jadi jikalau dia kelepasan dalam emosi berarti ada satu hal yang jelas sangat-sangat membuatnya emosi.

"IYA GUE MUAK DIPERINTAH SAMA CEWEK! GUE MUAK SAMA DIA YANG SOK BERKUASA! GUE MUAK DAMA DIA YANG SEAKAN-AKAN KITA SEMUA BABU DIA!" teriak Bara dengan lantang sembari menunjuk Biru emosi.

"Kalo emang lo gak suka sama gue kenapa gak pernah lo ngomong dari dulu??? Kenapa gak protes saat gue diangkat jadi ketua?? Kenapa, Bar? Kenapa??" tanya Biru dengan tegas. Apakah selama ini ia seburuk itu?? Apakah selama ini ia tak pantas jadi ketua?

Anak-anak Ifnity dengan tegas menolak persepsi Bara. Menurut mereka Biru sangat amat bijak dan tak pernah membebankan mereka. Bahkan menurut mereka Biru tak pernah menyuruh Bara bagai babu. Sekalipun menyuruh Biru sangat sopan mengucapkan tolong, terima kasih dan maaf.

"Emang kalo gue protes waktu itu Arka bakalan gak jadi buat naikin lo jadi ketua?? Enggak 'kan." balas Bara meluap-luap.

Biru menarik nafasnya dengan kasar. Ia tak menyangka ternyata sahabat yang sudah ia anggap keluarga menyimpan amarah dan dendam kepadanya.

"Oke." Biru mengangguk-anggukan kepalanya. ia maju ke depan dan menatap sekelilingnya yang mungkin akan ia jadikan kenangan.

"DIHADAPAN KALIAN SEMUA. GUE MAU NGUCAPIN MULAI SAAT INI. GUE XABIRU ALATAS. KETUA ANGKATAN TIGA. HARI MINGGU JAM 18.30 WIB. GUE MEMUTUSKAN UNTUK TURUN DARI JABATAN GUE DAN KELUAR DARI IFNITY."

Semua terkesiap kaget mendengar teriakan lantang tak terduga dari Biru. Bahkan Bara sampai speechles ia tak menduga Biru sampai keluar dari Ifnity.

"Maksud lo apa, Bir?!" tanya Gavin dengan kedua mata yang memancarkan amarah. Tangannya meraih kasar lengan Biru.

Biru menatap tenang Gavin. Mereka semua tak tau ada ribuan kesedihan saat ia harus lengser dari jabatannya tanpa menunggu pergantian ketua.

"Sorry Gav, mungkin ini yang terbaik."

"Yang terbaik buat lo, yang terburuk buat kita semua." balas Gavin.

"Jangan egois, Bir." sela Dimas ikut menahan Biru.

"Lo jangan peduliin titisan setan itu, Bir." ucap Gama diangguki yang lainnya.

"Ayolah kakak, jangan keluar dari Ifnity. Tak ada ketua yang baik seperti kakak." ujar Liben.

Biru menggeleng. Keputusan dirinya sudah bulat. "Thanks buat kalian semua. Buat yang selama ini bantu gue, suport gue. Maaf kalo selama gue jadi ketua yang seperti Bara bilang. Gue selalu nyuruh-nyuruh lo pada." Biru menatap satu persatu anak-anak Ifnity. Lalu tatapannya jatuh ke Gama dan Adnan. "Terutama buat lo berdua. Gue selalu nyuruh beli makanan."

Gama menggeleng. "Please Bir, lo jangan sampe keluar dari Ifnity. Biarin Bara yang keluar lo jangan!"

Biru tersenyum sendu. "Gue berharap semoga yang nanti jadi ketua Ifnity. Bisa menghargai anggotanya."

Pecah sudah tangis anak-anak Ifnity. Mereka tak terima akan keputusan Biru. Kalo Bara tak terima Biru jadi ketua. Yasudah biarkan Bara yang keluar dari Ifnity. Mereka tak ingin kehilangan sosok pemimpin, teman, sahabat dan saudara.

Biru melepaskan jaket kebanggaannya yang sudah turun temurun dari angkatan Raga. Ia mencium jaket itu dengan lama sebelum menyerahkannya kepada Dimas.

"Gue keluar Dim, jaga Ifnity."

Setelah mengatakan itu Biru berlari dengan kencang dan melesat menggunakan motornya. Semua yang di sana berusaha mengejar Biru. Namun Biru seperti angin, kecepatannya tak terhingga.

"Puas lo?? PUAS LO???!!!" Dimas berteriak dengan marah. Kedua matanya memerah dengan air mata yang sudah mengalir. Ia sakit hati melihat kelengseran Biru. Ia sakit hati dengan perkataan Bara.

"PUAS LO ANJING??!! HARUSNYA LO YANG KELUAR BUKAN BIRU. DASAR PEMBAWA SIAL!!" teriak Gavin yang kini berlari ke motornya untuk mengejar Biru.

"Sumpah Bar, demi apapun gue kecewa sama lo!" Gama menggeleng tak terima. "Kurang baik apa Biru selama ini, Bar?? Bahkan lo cari ketua yang kayak Biru dibelahan manapun gak akan ada, Bar." Gama berlalu untuk mengikuti Gavin dan Dimas. Rasa kekecewaan tak bisa ia bendung.

"Sumpah Bar, gue selalu inget meski lo punya mulut pedes tapi lo orang baik. Tapi kayaknya persepsi gue salah. Lo bahkan sangat buruk dari omongan lo!" kata Adnan sebelum dirinya mengikuti langkah Gama.

"Sumpah Bang, demi apapun lo yang gue kira baik ternyata buruk." Raja menggelengkan kepalanya. Kedua mata yang memerah menahan tangis tak bisa Raja tahan. Lalu Raja berlalu untuk ikut menyusul Biru.

"Ternyata bener apa kata pepatah. Orang jahat memang menakutkan. Tapi orang yang berpura-pura baik jauh lebih menakutkan." Gerald tersenyum sinis melihat raut wajah Bara.

"Gue kira lo baik ternyata hanya berpura-pura baik." Najmi tersenyum sinis sebelum berlalu dengan Gerald untuk menyusul Biru.

"Saya tak tau mau bilang apa kakak." Liben menyengir. Lalu mendatarkan wajahnya. "Saya kecewa kakak."

Satu persatu anak-anak Ifnity berlalu untuk menyusul dan membujuk Biru. Mereka bodo amat dengan Bara.

Bara masih tegak berdiri menatap kosong jalan yang tadi Biru lewati. Air matanya menetes dalam hati ia mengucapkan beribu-ribu maaf. Ia tadi hanya emosi semata bukan beneran.

"Maafin gue, Bir."

••••

Biru menatap kosong bawah gedung. Lagi, lagi Biru kembali ke gedung ini dengan kesedihan dan masalah. Lalu tak lama kedua matanya mengeluarkan air mata dengan deras. Ia meremas rambutnya pelan.

"ARGHHHHHH. ANJING!"

Biru berteriak melampiaskan segala amarahnya. Ia tak bisa membendung kesedihan dan kekecewaannya yang besar. Ia tak menyangkan ternyata sahabatnya diam-diam membenci dirinya.

"APA GUE BURUK??? JAWAB TUHAN! APA GUE BURUK??? KENAPA MASALAH SELALU DATANG SAMA GUE??? KENAPA GAK ORANG LAIN?? GUE GAK SEKUAT APA YANG ORANG LAIN BILANG TUHAN!!! GUE CAPEK! GUE NYERAH!!"

Bagai orang gila Biru berteriak sembari menunjuk-nunjuk langit malam. Ia kembali terpuruk. Ia kembali merasa menjadi orang tak berguna mungkin sangat tak berguna. Kaos putih yang dia pakai sudah kotor oleh debu dan tanah coklat.

"KAPAN GUE BAHAGIA TUHAN?? KAPAN?? ARGHHH SETAN!!"

Biru meremas rambutnya dengan kasar. Ikat rambutnya sudah tak serapi tadi. Ia menendang-nendang ke udara. Ia marah! Sangat marah. Ia percaya kata-kata Tuhan tau kapan kita bahagia. Tapi kapan? Ia selalu berpikir apakah ia memang ditakdirkan untuk selalu bersedih??

Tubuh Biru merosot ke bawah dengan kedua tangan berada di atas kepalanya. Ia berada dititik terendahnya.

"Gue capek, Tuhan."

••••

"BIRUUU."

Gavin dan anak Ifnity menggedor-gedor gerbang rumah Biru yang menjulang tinggi. Sudah sepuluh menit mereka berdiri dan berteriak bagai orang gila. Tapi belum ada yang membuka gerbang itu. Hingga tak lam suara gesekan disusul terbukanya gerbang itu. Munculah Pak Maman yang menatap anak-anak Ifnity yang memang ia kenal.

"Ada apa ini teh? Kenapa pada teriak-teriak. Maaf saya baru buka baru di belakang soalnya."

"Maaf Pak, Birunya ada??" tanya Dimas yang berdiri di hadapan Pak Maman.

Pak Maman nampak bingung. "Lah si Non mah 'kan belum pulang. Tadi pamitan mau main sama kalian."

Anak-anak Ifnity saling berpandangan. Kemana Biru pergi??

"Ini ada apa ya?? Kok saya kepo yah." ucap Pak Maman.

"Ah gak papa kok Pak, mungkin Biru lagi di kantornya kali." ucap Gavin diangguki Pak Maman dan yang lainnya. Lalu mereka berpamitan untuk pulang. Mereka berjanji esok mereka akan ke sini kembali.

"Mari, Pak."

"Iya silahkan."

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsallam."

Gavin mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Giginya bergemelatuk tajam. Kedua tangannya secara tak sadar menaikkan pedal gasnya.

"Lo di mana, Bir?"

—TBC—

Ada yang kesel sama Bara?? Kalo ada kita satu team.

Inget pepatah Musuh dalam selimut? Mungkin itu bisa jadi gambaran buat Bara.

Team kesel ke Bara??

Mau ngomong apa sama Bara?

Jangan lupa follow account instagram aku: @Tsani_a13

Buat yang belum follow cepetan follow ya!! Aku selalu post video anak-anak Ifnity lho. Kalo gak percaya cepetan follow terus liat sorotan aku:*

Mau Next kapan?

Bye guys:*

Continue Reading

You'll Also Like

703K 9.4K 24
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
2.6M 151K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
3M 146K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
2.5M 136K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...