ALAVIA (TERBIT)

By nmaraa_

13.1M 1M 153K

Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Harg... More

prolog
1-Pertemuan pertama
2- Pertemuan Kedua
3- Sebuah Jawaban
4- Fitting Baju
5- Persiapan
6- Pernikahan
7- Malam Pertama
8- Perpisahan
8- Pindahan
10- Cium?
11- Cari boneka
12- Terbiasa
13- Uang
14- Malu
15- Ngambek
16- Tebar Pesona
17- Berulah
18- BK
19- Manja
20- Belanja
21- Kepiting saus tiram
22- Dalang
23- Dewa penolong
24- Pembalut
25- Ngidam?
26- Sisi baik sang ketua
27- Sholat jama'ah.
29- RAZIA
30- Malming Yang Terpisahkan
31- Es Cream
32- Mengancam
33- First Kiss
34- Gugur
35- Pingsan
36- Liptint siapa?
37- Sakit lagi
38- Berdosa Sekali
39- Andai
40- Cemburu
41- Siapa dia?
42- "Sweet Girl"
43- Penyerangan
44- Milik Gue
45- Terbongkar Dan Keterkejutannya
46- Bukan Hal Sepele
47- Donor Darah
48- Only Me
49- Pergi Selamanya
50- Dia Itu..
51- Praktek
52- Sebuah Rasa Cinta
53- Dia Menjadi Bulol?
54- Demamnya Si Es Batu
55- Apel Ibu Negara
56- Princess
57- Dua Garis?
58- Teror
59- Terungkap
60- Terungkap (2)
61- Hadirnya Kebahagiaan
62- Olivia's Birthday
63- Surprise
64- Selamatkan Dia!
65- Dia Sadar?
66- Dua Kabar
67- Kritis
68- She's Pregnant
69- Alan Hanya Butuh Olivia!
70- Akhir Dari Kisah
ALAVIA UPDATE KABAR
ALAVIA VOTE COVER
ALAVIA OPEN PO

28- The Real Pertaruhan Harga Diri

152K 14.7K 1K
By nmaraa_

Klik bintang dipojok kiri bawah dulu yee..

Akhir-akhir ini lagi males nulis, Jadi masih belum ada stok chapter selanjutnya hehe...Ntah mengapa seperti itu. Doain aja yang terbaik💗

Happy Reading ✨

"Lo kalo mau makan beli aja."

"Lo gak masak?"

"Perut gue sakit"

"Hmmm"

Olivia menaiki tangga menuju kamarnya, Karena badannya lemas sekali. Adhi menatap punggung Olivia yang mulai menjauh dari pandangannya itu.

~~~

"Adhiiiii"

Adhi yang bermain game online terlonjak kaget karena Olivia berteriak dari kamar mandinya. Adhi berjalan kearah kamar mandi lalu mengetuk pintunya.

Tok tok tok

Olivia membukakan pintunya. "Tolong beliin pembalut."

Adhi menatap kaget Olivia. "Kemarin habis?"

"Hilang disekolahan."

"Pembalut seberharga itu sampe ada yang nyuri?"

"Pake banget."

"Beliin cepetan!?"

'Masa gue yang harus beli?

'The real pertaruhan harga diri'

"Adhi"

"H-ha?"

"Beliin yaa" Ucap Olivia memasang puppy eyes-nya membuat Adhi gemas.

'Lucuu anjing'

"Ya?"

"Iya" Lalu sedetik kemudian Adhi mencubit gemas pipi gembul gadisnya.

"Suka banget ya cubit-cubit. Lo kira gak sakit!?" Gerutu Olivia menepis tangan Adhi dari pipinya, Lalu mengusap-usap pelan pipinya sehabis dicubit Adhi.

'Salah sendiri gemesin.' Batin Adhi.

"Mereknya yang kaya kemarin."

'Shit, Gue gak buka keresek kemarin lagi, Mana gue tau mereknya apaan?.'

"Hm"

"Sama Kiranti ya!"

"Kianti apaan?"

"Kiranti bukan kianti. Pokoknya suruh kasirnya aja yang ngambilin."

"Hm"

Adhi memakai jaket, Masker dan tak lupa mengambil kunci mobil miliknya yang sempat Devan berikan padanya kemarin. Hadiah pernikahan, Kata Devan.

"Pake mobil?"

"Hm"

~~~

"Mending gue tanya Radit kemarin mereknya apaan."

Adhi menelpon kontak yang bernama 'Radit'. Hanya memanggil.

"Ciri-ciri orang miskin gak punya kouta."

"Sialan Radit"

Adhi kembali melajukan mobilnya menuju supermarket terdekat.

Saat sudah sampai di supermarket. Adhi keliling-keliling dulu sambil menunggu orang yang mengantri pergi, Setidaknya dua orang lah. Biar gak terlalu malu kalau ngomongnya, Pikir Adhi.

Sambil menunggu Adhi mengambil beberapa minuman bersoda.

Adhi mengalihkan pandangan kearah kasir. Kini orang yang mengantri malah tambah banyak. Membuat Adhi gelisah.

"Sialan bukan makin sedikit malah makin banyak." Gerutunya pelan agar tak terdengar orang disekitarnya.

"Mau beli apa mas?" Tanya salah satu karyawan supermarket itu, Terlihat bajunya yang mirip dengan karyawan lain.

"I-itu em....Beli pembalut sama.....k-kianti ya kianti" Ucap Adhi sambil mengingat-ingat apa yang disuruh istrinya tadi.

Karyawan itu terkekeh kecil melihat pria didepannya ini nekat membelikan kekasihnya pembalut. "Disuruh pacarnya ya mas"

'Istri' Batin Adhi.

Adhi hanya tersenyum tipis menanggapinya.

"Pembalut ada disebelah sana. Ayo ikuti saya" Ucap Karyawan perempuan itu sambil berjalan menuju rak produk pembalut yang tertata rapih disana.

"Mereknya apa mas?"

"Terserah, Pokoknya yang paling bagus"

"Merek apa ya?" Pikir karyawan itu sambil melihat-lihat koleksi pembalut yang tertata rapih disana.

"Ini gimana mas? Ini soalnya yang paling banyak diminati, Bagus juga kok."

"Terserah. Beli sepuluh sekalian."

"Oke mas"

"Sama kianti? Ohh mungkin maksud mas kiranti ya?"

"Y-ya itu"

Karyawan itu kembali terkekeh.

'Sialan salah sebut nama lagi'

"Totalnya 399.999 ribu rupiah" Ujar Karyawan itu setelah mengemasi barang-barang yang dibeli Adhi.

Adhi menyerahkan empat lembar uang seratus ribuan. "Kembaliannya ambil aja" Karana dirinya tak fokus mendengarkan, Ia dengan santainya berbicara seperti itu.

"Tidak ada kembaliannya mas, Uangnya cukup"

'Sialan, Apes lagi gue'

"Y-ya"

"Terimakasih kasih atas kunjungan"

Adhi membawa kresek ukuran besar itu keluar dari supermarket.

~~~

'Anj malu banget'

'Mau ditaruh mana muka gue!!!!"

'Gak akan gue ke supermarket itu lagi!"

'Sialan Olivia gue dikerjai'

'Dikira gampang buat ginian'

Adhi masuk ke dalam apartemennya, Lalu memasukkan sandi apartemennya. Ia menuju kamarnya dan melihat Olivia yang sedang mondar-mandir di kamarnya itu.

"Kenapa?" Tanya Adhi sambil melepas masker dan menaruh kunci mobilnya di nakas.

Olivia mendongak menatap Adhi yang melempar jaketnya dikasur lalu diikuti dirinya.

"Lama banget sih. Sakit banget nih perut gue."

"Buat tiduran aja kalo gitu"

"Tidur lo bilang? Bisa-bisa kasur itu darah semua ya ampun"

Adhi melempar keresek itu pada Olivia yang mengenai wajah cantiknya.

'Biadab'

Olivia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi namun langkahnya terhenti saat terdengar suara bariton dari Adhi.

"Sama-sama" Sindir Adhi sambil memejamkan matanya.

"Hehe...Makasih." Olivia berlari terbirit-birit menuju kamar mandi, Membuat Adhi hanya bisa geleng-geleng kepalanya.

Ckelek

Oliv keluar dari kamar mandi dengan piyama yang berbeda dari sebelumnya lalu keluar dari kamar Adhi tanpa menoleh pada sang pemilik kamar.

Adhi hanya acuh melihat itu. 'Gak penting' Pikirnya.

~~~

Drett....Drett

Adhi mengerjapkan matanya saat mendengar bunyi telpon yang terus menerus berbunyi.

Dilihatnya jam dinding ternyata masih jam 01.18. "Siapa sih?" Gerutunya.

"Hmm...Hallo" Tanpa melihat siapa yang menelponnya Adhi langsung menggeser tombol hijau.

"Adhi, Sini kekamar gue. Perut gue sakit. Awsshh"

"Siapa sih?"

"Olivi--awshh. Cepetan!!! Sekalian bawa kirantinya yang tadi ketinggalan dikamar lo"

Adhi membuka mata lebar-lebar lalu dengan cepat ia menyibakkan selimutnya, Tak lupa mengambil kinanti yang ada diatas nakasnya.

Adhi keluar dari kamarnya lalu menuju samping kamarnya yakni kamar Olivia.

Tok tok tok

"Masuk"

Cklekk

Adhi melihat Olivia yang sedang kesakitan sambil memegangi perutnya.

"Ck" Decak Adhi.

"Sini kirantinya" Adhi menyerahkan kiranti itu pada Olivia. Olivia berusaha membuka tutup botol kiranti tersebut namun susah.

"Gak becus" Cibir Adhi menyahut kiranti itu dari tangan Olivia.

"Bacot" Gumam Olivia tak terdengar Adhi.

Adhi menyerahkan kiranti itu lagi pada Olivia dengan tutup yang sudah terbuka pastinya. Olivia meminum kiranti itu sampai setengahnya. Tapi rasa sakit itu tak berkurang sama sekali. Mungkin belum proses. Pikirnya.

"Adhi ambilin minyak kayu putihnya didekat meja belajar gue" Pinta Olivia sambil menunjuk meja belajarnya.

Adhi menatap sinis Olivia. Dia kira gue babunya?, Batin Adhi.

"Apa? Cepetan ambilin!!"

"Punya tangan? Punya kaki?" Sindir Adhi.

"TULI LO? PERUT GUE SAKIT" Sentak Olivia karena sudah merasa kesal setengah mati.

Adhi semakin tak mengerti jalan pikiran orang didepannya ini. Bukannya meminta dengan baik ia malah disentak.

"Niat minta tolong gak lo?"

"YA NIAT LAH."

"Kalo niat ya gak usah bentak-bentak ngomongnya."

"Huft...Iya." Olivia  menghela nafasnya kasar.

Adhi berjalan kearah meja belajar Olivia, Lalu mengambil minyak kayu putih sesuai yang diinginkan gadis yang sepertinya akan menjadikan ia babu. Adhi melempar sembarangan minyak kayu putih itu pada Olivia membuat minyak itu sedikit terpental dari jangkauan Olivia.

"GAK IKHLAS LO?"

Adhi menghela nafas berat. Olivia bergerak sedikit namun perutnya kembali sakit membuatnya mengaduh kesakitan.

"Awshhh.....Aduh"

'Drama' Batin Adhi.

"AMBILIN!!!"

Adhi memijat pelan bagian atas hidung nya, merasa pening. Ia berjalan kearah kasur lalu mengambil minyak kayu putih itu. Adhi memberikan minyak kayu putih itu ditangan Olivia langsung.

"Nah gini kek dari tadi."

"Nih gini kik diri tidi" Manye Adhi berniat menyindir.

Olivia tak menghiraukan Adhi. Olivia menuangkan minyak kayu putih itu ditangannya, Tangan Olivia menyelusup masuk diperutnya, Lalu mengusap-usapnya.

Adhi hanya diam sambil mengalihkan pandangannya.

"Dhi, Masih sakit..Awshh"

"Terus gue harus ngapain?"

"ARGHHH. SANA AJA LO, GAK NGASIH SOLUSI, MALAH BIKIN PUSING."

Dengan santainya Adhi menurut, Ia beranjak dari tempatnya. Saat ingin membuka pintu langkahnya terhenti saat Olivia menjerit kesakitan lagi.

"Awshh...."

"Gak usah drama, Ngomong aja lo gak mau ditinggalin gue"

"Jahat, Awshh....Hiks" Olivia tak sanggup menahan rasa sakitnya hingga ia meneteskan air matanya.

'Lah nangis?'  Batin Adhi.
Ia mendekati kasur Olivia lalu duduk disebelah Olivia yang duduk bersandar itu.

"Sakit banget hm?"

Dengan polosnya Olivia hanya mengangguk dengan air mata yang masih turun dan hidung yang merah. Lucu sekali.

"A-aws-shh...Hiks, S-sakit."

Adhi melihat iba gadis itu lalu ia membaringkan tubuh Olivia. "Tiduran aja"

Setelah membaringkan tubuh Olivia, Adhi ikut membaringkan tubuhnya disamping Olivia. Ia mengusap-usap rambut Oliv.

"S-sakit Adhi"

"Kita kerumah sakit aja" Saat hendak bangun tangan Adhi dicekal terlebih dahulu oleh Olivia.

"Gak mau, Gak usah."

"Kesakitan gitu."

"Makin sakit kalo buat jalan, Maunya dirumah aja titik. Nanti juga sembuh." Tolak Olivia tak mau terbantahkan.

"Nanti malah sakit gimana hm?"

"G A K M A U"

"Yaudah, Minum lagi kirantinya."

Oliv hanya menurut. Ia meminum kirantinya sampai habis.

"Gimana sakitnya? Udah reda?"

"Belum, Masih sama."

Adhi semakin bingung harus apa. Dibawa kerumah sakit tidak mau, Sakitnya juga tidak hilang-hilang.

Adhi bergerak sedikit agar posisinya lebih nyaman tatapi...

"ADHIIIII, PERUT GUE SAKIT ASHHHH!!."

Adhi terlonjak kaget karena teriakan nyelengking Olivia "l-lup-pa beneran."

"Hiks, Makin sakit kan!!!!"

"Maaf, Beneran gak sengaja Olivia."

"Tapi perut gue makin sakit, Hiks."

"Nggak papa, Itu anak kita lagi gerak-gerak didalem"
Ucap Adhi sambil terkekeh mencoba menenangkan dengan menggoda gadis itu.

"ADHIIIIIIIIIIIIIIII, BISA-BISANYA LO!!?"

To Be Continue.....

Follow akun wattpad ini.
Follow Instagram: alavia_story
Follow tiktok: naraa_ (nmamara)

Dukung terus karya ini dengan follow semua sosial media diatas, Vote dan komen disetiap chapter.

Komen untuk next!!!

See you next chapter
And thank you for everything....

7/7/21
21.31

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 150K 31
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
5.4M 290K 56
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
689K 1.3K 15
WARNING!!! Cerita ini akan berisi penuh dengan adegan panas berupa oneshoot, twoshoot atau bahkan lebih. Untuk yang merasa belum cukup umur, dimohon...
412K 31K 31
"Tanggung jawab lo cowok miskin !!" - Kalka "B-baik, kamu tenang ya ? Saya bakal tanggung jawab" - Aksa