ALAVIA (TERBIT)

By nmaraa_

13.1M 1M 154K

Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Harg... More

prolog
1-Pertemuan pertama
2- Pertemuan Kedua
3- Sebuah Jawaban
4- Fitting Baju
5- Persiapan
6- Pernikahan
7- Malam Pertama
8- Perpisahan
8- Pindahan
10- Cium?
11- Cari boneka
12- Terbiasa
13- Uang
14- Malu
15- Ngambek
16- Tebar Pesona
17- Berulah
18- BK
19- Manja
20- Belanja
21- Kepiting saus tiram
22- Dalang
23- Dewa penolong
24- Pembalut
26- Sisi baik sang ketua
27- Sholat jama'ah.
28- The Real Pertaruhan Harga Diri
29- RAZIA
30- Malming Yang Terpisahkan
31- Es Cream
32- Mengancam
33- First Kiss
34- Gugur
35- Pingsan
36- Liptint siapa?
37- Sakit lagi
38- Berdosa Sekali
39- Andai
40- Cemburu
41- Siapa dia?
42- "Sweet Girl"
43- Penyerangan
44- Milik Gue
45- Terbongkar Dan Keterkejutannya
46- Bukan Hal Sepele
47- Donor Darah
48- Only Me
49- Pergi Selamanya
50- Dia Itu..
51- Praktek
52- Sebuah Rasa Cinta
53- Dia Menjadi Bulol?
54- Demamnya Si Es Batu
55- Apel Ibu Negara
56- Princess
57- Dua Garis?
58- Teror
59- Terungkap
60- Terungkap (2)
61- Hadirnya Kebahagiaan
62- Olivia's Birthday
63- Surprise
64- Selamatkan Dia!
65- Dia Sadar?
66- Dua Kabar
67- Kritis
68- She's Pregnant
69- Alan Hanya Butuh Olivia!
70- Akhir Dari Kisah
ALAVIA UPDATE KABAR
ALAVIA VOTE COVER
ALAVIA OPEN PO

25- Ngidam?

181K 15.6K 637
By nmaraa_

Klik bintang dipojok kiri bawah dulu oke?

Happy Reading ✨

"Naik" Sekolah sudah selesai 30 menit yang lalu. Karena Oliv mencari aman jadi ia menunggu sekolah sepi.

Ditengah perjalanan Oliv melihat Warung pecel yang terlihat menggoda pengelihatannya. Oliv menepuk pundak Adhi.

"Adhi, Mau pecel itu" Tunjuk Oliv pada warung pecel yang sudah terlewat.

"Udah lewat." Teriak Adhi agar Oliv mendengarnya.

"Puter balik dong, Pengen nih."

"Besok aja, Lagian makanan pinggir jalan belum tentu sehat."

"Gak mauuuuu." Rengek Oliv membuat Adhi mendengus.

"Hm"

"YESSS, Makasihh, Adhi"

Deg

Dengan refleks Oliv memeluk Adhi kuat.

'Shit'

"Lo mau gak?" Tanya Oliv saat sudah didepan warung yang ia inginkan.

"Hm"

Oliv memasuki warung yang cukup rame itu. "Buk, Nasi pecel tiga ya" Adhi yang berada di belakang Oliv kebingungan untuk siapa beli tiga?.

"Buat siapa yang satu?"

Oliv hanya menatap sengit Adhi. "Buat gue, Gak ikhlas lo?" Jawabannya singkat.

Adhi hanya menatap datar Oliv. "Ikhlas aja, Gue beli semua beserta warungnya juga gak akan habis duit gue" Sombong Adhi.

"Duit ortu aja bangga" Ejek Oliv.

"Lo gak tau gue udah kerja?"

"Kan emang lo belum kerja"

"Udah"

"Ha? Kerja apa emang? Gue gak pernah tuh liat lo kerja"

"Ada"

"Iya namanya apa?"

"Lupa" Alibi Adhi. Sebenarnya memang Adhi sudah mendapatkan uang dari hasil keringatnya sendiri, Yaitu balapan. Tapi ia tak mungkin memberitahu Oliv, Dia balapan sekali saja sudah dimarahi habis-habisan oleh gadisnya ini.

"Kerja sendiri lupa, Dasar" Cibir Oliv.

"Ini mbak" Oliv mendongak melihat keresek hitam yang dibawa penjual nasi pecel tadi.

"Iya, Berapa?"

"45 ribu mbak"

"Ini, Kembaliannya ambil aja" Oliv menyerahkan satu lembar uang lima puluh ribuan.

"Alhamdulillah.... terimakasihkasih mbak. Semoga rezekinya makin lancar."

"Aamiin....Makasih buk. Permisi"

"Ayo" Ajak Oliv menggandeng tangan besar Adhi. Sedangkan Adhi hanya pasrah mengikuti Oliv.

"Yess.....Kesampean, Makasih" Girang Oliv.

~~~

"Enak banget ya ampun"

"Kayak gak pernah makan!?"

"Ya pernah, Cuma ini beda aja rasanya."

"Terserah"

"Mana satunya sini" Pinta Oliv agar Adhi mengambilkan keresek yang berada didekat Adhi.

Adhi memberikan keresek yang masih ada satu nasi pecel kepada Olivia.

"Gila, Makan banyak banget." Gumam Adhi masih terdengar Oliv.

"Biarin, Wlee" Balas Oliv menunjukkan lidahnya, Mengejek. Adhi mencubit pipi tembem Oliv dengan gemas.

"Awas, Mau makan juga ih" Gerutu Oliv menepis kasar tangan Adhi dari pipinya.

"Alay" Oliv gak menjawab ejekan yang Adhi berikan padanya.

...

Oliv yang saat ini sedang berada dikamar nya merasa bosan karena sehabis makan ia tak melakukan hal apapun. Ternyata sudah jam 20.52.

"Aduh, Kok gue pengen martabak" Gumamnya mengusap perutnya yang mulai lapar lagi. Oliv berinsiatif menyuruh Adhi yang membeli martabak untuknya.

Oliv menuruni tangga dan melihat Adhi yang sedang bermain ponsel sesekali menggerutu.

"Adhi"

"Hmm?" Adhi sama sekali tak menolehkan kepalanya hanya dibalas dengan berdehem.

"Pengen martabak" Ujar Oliv membuat Adhi menoleh kearah Oliv dengan raut wajah sedikit kaget.

"Tadi makan dua bungkus nasi pecel masih laper?"

"Iya"

"Beliin ya, Pengen gue."

"Gak, Udah malem."

"Please, Ya ya ya??? Sekali aja deh, Adhi ya ya?"

"Gak."

"Sekali aja deh, Janji. Adhi pengen banget ini."

"Gak ada kenyang-kenyangnya apa lo? Dua bungkus gak sedikit kali, Apalagi tadi sisa gue masih lo makan."

"Iya tauuuu, Tapi pengen lagi" Oliv mendudukkan dirinya disofa yang sama dengan Adhi.

"Go-food aja."

"Gak mau, Maunya lo yang beliin!!!!"

"Apa lo jangan-jangan hamil? Ngidam?"

"Gak a--" Ucapan Oliv terpotong saat Adhi berpindah tempat menjadi berjongkok dihadapannya.

"Debay sayang, Lo aja belum proses dibuat. Masa udah mau nyusahin papa lo? Mama lo ngidam apa gimana sih?"
Ucap Adhi lembut mengusap pelan perut datar Olivia. Oliv yang perlakuan hal seperti itu menjadi campur aduk, Baper iya, Geli iya, Salting iya.

Oliv menepis tangan Adhi dari perutnya. "Apaan sih? Gak usah mama papa-an!!"

"Iya mama" Gemas Adhi beranjak dari tempatnya menuju sofa yang sama dengan Olivia.

"Diem lo!?" Ketus Oliv.

"Sate" Gumam Oliv menatap nanar Adhi yang berada disampingnya.

"Gak jadi pengen martabak, Pengen sate aja. Beliin ya? Ya? Ya?"

Adhi semakin bingung dengan tingkah laku dan sikap gadis dihadapannya ini. Biasanya Oliv meminta dengan ketus tapi sekarang sangat berbeda. Ada apa sebenarnya?

"Lo pernah main dibelakang gue!?" Tanya Adhi sedikit membentak. Ingat sedikit.

Oliv menggeleng cepat. "Gak gak ada ya, Jangan aneh-aneh"

"Terus kenapa sikap lo kayak orang hamil!?. Apa emang bener lo hamil?"

"Gue juga gak tau. Gak ya gue gak hamil." Bahkan Oliv saja tidak sadar bahwa sikapnya seperti orang hamil.

"Basi" Adhi meninggalkan Oliv yang merasa kelaparan ingin membeli sate. Oliv sama sekali tak memikirkan Adhi yang mungkin marah padanya.

...

Adhi yang mulai gelisah terjadi apa dengan gadisnya. Segera menelpon mertuanya untuk menanyakan hal ini.

"Assalamu'alaikum, Hallo"

"W-Waalaikumsalam"

"Gimana kabarnya Adhi?"

"Baik bun"

"Ada apa Adhi telpon malem-malem?"

"Sebelumnya maaf bunda udah ganggu malem-malem"

"Gak ganggu kok, Lagi nonton TV nih"

"Jadi gini bun, Oliv tu sikapnya hari ini kayak orang hamil. Tadi dia minta nasi pecel dua bungkus, Terus lagi martabak, Sekarang sate katanya. Bukannya Adhi pelit atau gimana. Cuma Adhi bingung aja bun, Biasanya juga sikap dia gak gini juga. Ditanya bilangnya nggak." Jelas Adhi panjang lebar. Mungkin ini adalah pertama kalinya Adhi berbicara sepanjang itu kepada orang biasanya selalu singkat dan singkat. Ya demi menghormati mertua, Pikir Adhi.

"Ohh gitu, Jadi biasanya juga Oliv kadang dirumah juga gitu waktu PMS. Ayah sama bunda biasanya suka disuruh-suruh beli ini itu, Emang banyak mau dia kalo lagi PMS. Terus juga biasanya kalo lagi PMS dia tuh sering kesakitan perutnya, Suka marah-marah gak jelas. Pokoknya bakal beda banget sifatnya sama sifat biasanya."

"PMS?" Beo Adhi. "Berarti gak hamil kan bun?"

"Kalo emang sekarang PMS ya berarti gak hamil tapi kalo gak PMS ya gitu hehe"

"Emang udah gituan?, Kok kamu takut banget" Kekeh Anna.

'Buset, Anak lo yang gak mau bun' Batin Adhi ingin berteriak tapi, Sudahlahh.

"Belum, Nunggu lulus bun kata Oliv"

"Astaghfirullah"

"Maaf ya Adhi kalo Oliv belum bisa penuhin apa yang kamu mau, Atau dia nyusahin kamu. Atas nama Oliv bunda minta maaf banget ya Adhi"

"Gak kok bun"

"Udah dulu ya Bun, Ini Oliv dari tadi ngerengek minta beli sate" Alibi Adhi agar dapat menutup panggilan dengan cepat-cepat. Ia juga sebenarnya ingin membelikan sate untuk Oliv karena memang terbukti tidak ngidam, Yang berarti Oliv tak bermain dibelakangnya.

"Iya. Yang sabar ya Adhi, Sekalian latihan jadi bapak nanti hehe" Ucap Anna terkekeh sambil menggoda menantunya.

'Anak lo gak bisa diajak kompromi sumpahhh, ARGHHHHH. LULUS SMA KAPAN COBA!?' Batin Adhi berteriak.

"Iya bun, Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam" Adhi mematikan panggilannya.

'Gue sendiri yang dulu bilang sama teman-teman. Malam pertama langsung Gas tanpa ampun. Tapi ada daya gue yang dijodohin dan cewe gue gak bisa diajak gituan. ARGHHHHHHHHHH'

'NASIB'

"Udah anjing, Gak usah mesum" Gumam Adhi membuang semua pikiran kotornya saat ini.

Jilat lidah sendiri nggak tuh?

Adhi berjalan menuruni tangga untuk mengajak Oliv membeli apa yang tadi Oliv inginkan. Tentunya sudah siap dengan jaket tebal kebanggaannya dan memegang kunci motornya.

"Olivia" Sang pemilik nama mendongak melihat siapa yang memanggilnya. "Apa?"

"Ayo"

"Ayo? Ayo apa?"

"Katanya mau sate, Jadi apa nggak?" Mata Oliv berbinar saat mengetahui Adhi akan menuruti keinginannya.

"Beneran?"

"Hm"

"Let's go" Adhi hanya terkekeh melihat ke antusiasan Oliv.

To Be Continue...

Follow akun wattpad ini.
Follow ig; alavia_story
Follow tiktok: naraa_ (nmamara)

Dukung terus karya ini dengan follow semua sosial media diatas, Vote, Dan komen disetiap chapter.

K

omen untuk Next!!!!

See you next chapter all....
And Thank you for everything

26/6/21
21.35

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 109K 53
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
2.6M 277K 48
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
470K 3.1K 19
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
343K 5.9K 16
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...