ALAVIA (TERBIT)

By nmaraa_

13.1M 1M 153K

Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Harg... More

prolog
1-Pertemuan pertama
2- Pertemuan Kedua
3- Sebuah Jawaban
4- Fitting Baju
5- Persiapan
6- Pernikahan
7- Malam Pertama
8- Perpisahan
8- Pindahan
10- Cium?
11- Cari boneka
12- Terbiasa
13- Uang
14- Malu
15- Ngambek
16- Tebar Pesona
17- Berulah
18- BK
19- Manja
20- Belanja
22- Dalang
23- Dewa penolong
24- Pembalut
25- Ngidam?
26- Sisi baik sang ketua
27- Sholat jama'ah.
28- The Real Pertaruhan Harga Diri
29- RAZIA
30- Malming Yang Terpisahkan
31- Es Cream
32- Mengancam
33- First Kiss
34- Gugur
35- Pingsan
36- Liptint siapa?
37- Sakit lagi
38- Berdosa Sekali
39- Andai
40- Cemburu
41- Siapa dia?
42- "Sweet Girl"
43- Penyerangan
44- Milik Gue
45- Terbongkar Dan Keterkejutannya
46- Bukan Hal Sepele
47- Donor Darah
48- Only Me
49- Pergi Selamanya
50- Dia Itu..
51- Praktek
52- Sebuah Rasa Cinta
53- Dia Menjadi Bulol?
54- Demamnya Si Es Batu
55- Apel Ibu Negara
56- Princess
57- Dua Garis?
58- Teror
59- Terungkap
60- Terungkap (2)
61- Hadirnya Kebahagiaan
62- Olivia's Birthday
63- Surprise
64- Selamatkan Dia!
65- Dia Sadar?
66- Dua Kabar
67- Kritis
68- She's Pregnant
69- Alan Hanya Butuh Olivia!
70- Akhir Dari Kisah
ALAVIA UPDATE KABAR
ALAVIA VOTE COVER
ALAVIA OPEN PO

21- Kepiting saus tiram

177K 15.9K 407
By nmaraa_

Tekan bintang dipojok kiri bawah yaa.

Happy Reading ✨

  Sesampainya apartemen pada pukul 08.09, Saat itu juga Adhi langsung menagih permintaannya pada Oliv.

"Iya-iya ini dibuatin"

"Cepetan"

"Cepet-cepet tinggal makan gak usah banyak omong deh" Ketus Oliv yang dibalas deheman oleh Adhi.

Oliv menaiki tangga untuk menaruh tasnya dan berganti baju agar lebih enak saat memasak.

Adhi hanya memperhatikan langkah Oliv dari meja makan dekat dapur. Sembari menunggu Oliv, Adhi membuka aplikasi hijaunya untuk memastikan siapa yang mengechatnya karena dering notifikasi berbunyi terus dari tadi.

Ternyata Avigator dan beberapa anak SMA taruna bangsa yang meminta Save darinya. Ia membuka grup Avigator tanpa membuka orang tidak penting yang selalu mengechatnya tidak jelas, Yang selalu saja ia acuhkan.

PENGACARA

Edgar
🖼️ (Foto anggota sedang makan-makan bersama)

Zizo
Mantulssss boskuhhhh

Gio
Mantapp betull

Edgar
Mantul yang betul.

Gio
Sama aje dodol

Edgar
WKWK

Marga
Asekkkkkk

Radit
ASHIAPPPPPP

Gio
Dih, Nyengir lo?

Edgar
Gak Berak, Kurang jelas?
Ngeluarin tai dari ituhhh

Alan mulai mengetikkan sebuah pesan.

Marga
Woww, Ituh itu apa moms?

Edgar
Jyjyk, Lo kira gue mamah muda?

Marga
Mama muda, Dadadadada.
Kuyyy nostalgia.

Gio
Telat makan-makan lo Lan

Alan Adhi
Biar

Alan Adhi
Kpn tu?

Edgar
Baru aja.

Alan Adhi
O

Marga
Sabar-sabar

Gio
Fuck, O aja!?

Alan kembali mematikan ponselnya dan meletakkannya disaku celananya karena menurutnya tidak terlalu penting. Kini terlihat Oliv yang menuruni tangga dan sudah berganti baju dengan piyama yang tadi.

Oliv memasak tanpa memperhatikan Adhi yang sedang memandanginya lekat. Karena seingatnya tadi Adhi membelakanginya kearah dapur, Tapi saat ini Adhi berpindah posisi untuk menghadap dapur sepenuhnya lebih tepatnya menatap Olivia sepenuhnya.

"Olivia" Panggil Adhi lembut.

"Iya? Kenapa?" Tanya Oliv tak menoleh pada Adhi.

"Masih lama ya"

"Nggak, Abis ini selesai kok"

"Bosen"

"Nonton TV kalo gitu"

"Gak mau"

"Hm, Yaudah. Ini juga mau selesai kok"

Oliv membalikkan badannya dan melihat Adhi yang sudah berpindah posisi. Oliv membawa piring yang isinya Kepiting saus tiram sesuai yang Adhi minta. Mata Adhi berbinar saat melihat makanan yang ia tunggu-tunggu.

Dret...Drett

Ponsel Oliv berbunyi membuat ia dengan cepat meletakkan makanannya diatas meja dan segera mengambil ponselnya dari saku piyamanya.

Tertulis nama 'Bunda tersayang' disana. Ntah itu beneran tersayang atau tidak, Hehe.

"Hallo, Bun" Sapa Oliv pada orang diseberang sana.

"Waalaikumsalam" Sindir Anna pada Oliv yang tak terbiasa mengucap salam dulu saat bertelepon.

"Hehe, Assalamu'alaikum" Oliv menduduki diri disamping Adhi. Adhi hanya menatap Oliv yang masih bertelepon dengan bundanya.

"Waalaikumsalam. Gimana kabarnya sayang?"

"Alhamdulillah, Baik kok bun"

"Makan dulu aja, Nanti kalo lama lo keburu laper" Bisik Oliv pada Adhi yang melas, Ia takut telponnya akan lama. Adhi menggeleng tak mau membuat Oliv mendengus.

"Kamu udah nurut nggak sama suami kamu, Sama apa yang kemarin bunda bilang?" Tanya Anna karena kemarin sempat memberikan tips jadi istri yang baik. Anjayyyy.

"Udah ya ampun, Malah sekarang aku disuruh Adhi bikin kepiting saus tiram, Aku turutin juga tuh" Adu Oliv membuat Adhi menatap tajam kearahnya.

Oliv menjauhkan ponselnya dari telinganya dan menatap takut Adhi yang menatapnya tajam.

"Sans bos, Bercanda" Bisik Oliv karena takut bundanya mendengarnya.

"Bagus dong kalau gitu"

"Kalo bunda, Ayah, Caca gimana kabarnya? Gak kangen apa sama aku?"

"Alhamdulillah, Baik semua. Kangen dong"

"Beneran?"

"Suer deh, Haha" Tawa Anna.

"Yaudah ya bun, Ini aku mau makan dulu. Adhi laper katanya" Lagi-lagi Oliv dibuat takut dengan tatapan tajam Adhi.

'Gak tau diri' Gerutu Adhi dalam hati.

"Eh tunggu dulu, Ada yang mau bunda omongin"

"Iya, Apa bun?"

"Adhi mana?"

"Ini disamping aku" Kata Oliv sambil menatap Adhi yang wajahnya sudah diubah menjadi datar.

"Nyalain speakernya Liv, Bunda mau ngomong sama kalian berdua"

Oliv menyalakan speaker sesuai yang Anna mau.

"Udah bun, Kenapa?"

"Eh sebentar VC aja ya, Biar enak"

"Iya"

Mereka berganti di Vidio call.

"Jadi kemarin lusa kalo gak salah bunda sama maminya Adhi ditelpon pihak sekolah katanya kalian melanggar salah satu peraturan disekolah. Benar?" Kata Anna membuat Oliv terdiam membeku kemudian menatap Adhi yang mukanya tak ada panik-paniknya, Hanya datar.

"Jangan tegang gitu dong"

"Gak k-kok bun"

"Jadi benar atau nggak?"

"Adhi jawab" Bisik Oliv menjauhkan ponselnya.

"Iya bun" Jawab Adhi lantang.

"Apa emang peraturan yang kalian langgar?"  Goda Anna sebenarnya ia sudah tau, hanya ingin menguji keduanya akan jujur atau tidak.

"Aduhh" Lirih Oliv masih bisa didengar Adhi.

"Lupa bun"

"Hahaha, Mana ada Adhi? Ciuman ya kalian?" Goda Anna diseberang sana sembari tersenyum menggoda.

"Mampus" Gumam Oliv lagi.

"Iya bun"

"Adhi, Kita nggak ciuman ya!? Cuma kecupan dan itupun gak sengaja kena pipi aja" Sahut Oliv yang membuat Adhi memutar kedua matanya malas.

"HAHAHA, Bunda gak bakal marah kok. Kan kalian udah halal, Malah seneng bunda"

"Udah dulu ya, Bunda dipanggil ayah. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Panggilan diputuskan oleh Anna.

Oliv berniat pergi karena urusan membuatkan kepiting saus tiram yang Adhi minta  sudah selesai tapi sebelum itu Adhi terlebih dulu mencekal lengan Oliv.

"Mau kemana?"

"Kekamar"

Adhi menarik kuat lengan Oliv membuat Oliv terjatuh di pangkuannya, Sebenarnya Adhi tak berniat sampai Oliv duduk dipangkunya tapi sudah terlanjur, ia juga yang mendapatkan untung bukan?.

Betapa kagetnya wajah Oliv saat ini membuat Adhi gemas sendiri.  Adhi melingkarkan tangannya di pinggang Oliv. Lagi-lagi jantung Oliv berdetak kencang.

"Adhi, Lepas" Bukannya melepas Adhi malah mempererat pelukannya pada Oliv dan menyembunyikan wajahnya diceruk leher Oliv yang terbuka. Menghirup aroma  vanila itu dalan-dalan membuatnya nyaman.

"Adhi, Lepasin."

"Adhii, Ihh"

Cupp

Adhi mengecup singkat pipi Oliv dari samping membuat sang empunya membeku ditempat. Pipi Oliv merah seperti keping yang ia tadi rebus.

Deg...Deg...Deg

Hati Oliv berdesir lebih kencang dari sebelumnya.

Dan dengan santainya Adhi kembali berbicara dengan dingin. "Udah, Ayo makan" Adhi menurunkan Oliv dari pangkuannya membuat Oliv tersadar.

Dengan tangan gemetaran Oliv mulai menyiapkan makanan untuk Adhi walau ia masih gugup.

"Biasa aja kali, Gugup amat" Ejek Adhi.

"A-apasi?"

Oliv duduk didepan Adhi dan mencicipi makanan yang ia baru pertama kali buat.

"Gimana enak?" Tanya Oliv saat Adhi mulai menyendokkan nasinya kemulutnya.

"Belum juga dicoba"

"Eitss, Bismillah dulu"

"Bismillahirrahmanirrahim"

Adhi memulai mencoba makanan yang dibuat spesial untuknya.

"Gimana?"

"Enak"

"Beneran?" Tanya Oliv dengan mata berbinar.

"Iya, Enak. Kayak masakan mami"

"Hahaha"

"Gue pernah baca kalo 'Suami yang baik akan menghargai masakan istrinya yang mungkin dirasa tidak enak tapi ia berucap enak'. Apa lo gitu?"

Adhi menggeleng."Gak juga, Emang enak. Coba aja lo sendiri"

"Udah"

"Terus?"

"Enak juga"

"Yaudah"

"Adhi"

"Hm"

"Temen-temen gue kayaknya udah curiga deh sama gerak gerik kita yang mencurigakan"

"Terus?"

"Lo kayak gak kenal aja sama gue, Jangan sampai hal kemarin terulang lagi. Gue aja abis kemarin heboh dikantin gue dispam sama anak-anak. Katanya gue pelakor dan banyak lagi"

"Bener?"

"Iya, Ini kalo gak percaya" Oliv menunjukkan bukti bahwa ada beberapa orang yang meneror dirinya dengan kata-kata pedas.

Adhi mengambil alih ponsel Oliv dan langsung menghapus pesan-pesan dari orang yang meneror Oliv. Oliv hanya bisa diam saat Adhi menghapus pesan-pesannya dengan raut wajah sepertinya akan marah.

Adhi mengembalikan ponsel Oliv dan kembali makan. "Hapus aja kalo ada yang kek gitu, Gak penting" Tutur Adhi menekan kata terakhirnya.

"Iya. Lagian gue juga gak pernah bales mereka"

"Hm"

"Adhi"

"Emm....Lo pernah pacaran?" Tanya Oliv penasaran kerena pertanyaan ini sudah ia ingin tanyakan dari dulu.

"Pernah, Kenapa?"

"Gak sih, Cuma tanya aja"

"Kalo lo?"

"Pernah"

"Tapi lo beneran udah selesai sama masa lalu lo?"

Adhi diam dan menatap lekat Oliv karena pertanyaan Oliv.

"Gaktau juga, Tapi kalo sama mantan-mantan gue udah"

"Ohh gitu, Untungnya deh"

"Kenapa?"

"Karena gue gak mau mencintai orang yang belum selesai dari masa lalunya"

"Berarti lo udah cinta sama gue?" Tanya Adhi memandang Oliv lekat.

Deg

Oliv membeku dengan pertanyaan Adhi. "Belum, Maka dari itu gue memastikan lo pantas dapat cinta gue atau nggak." Kek seleb ye kannn.

"Karena gue pernah mencintai orang yang belum selesai dari masa lalunya and ya cinta kita kandas ditengah jalan. Dan saat itu juga rasa cinta gue mati untuk mantan gue."

"Gue kapok pada orang yang belum selesai dengan masa lalunya. Itu sangat menyakitkan"

"Gue gak mau lo kayak mantan gue, Dhi. Gue harap lo emang udah selesai dengan semua masa lalu lo" Jelas Oliv panjang lebar dengan tersenyum kecut mengingat betapa menyakitkan perbuatan mantannya dulu.

"Iya"

"Gue gak mau salah langkah lagi dalam hal mencintai dan dicintai"

"Hmm"

Mereka kembali makan.

"Kalo lo pernah ciuman?" Tanya Adhi mengehentikan makan Oliv.

Oliv menggelengkan kepalanya. "Gak, Gak boleh, Dosa kalo belum halal"

"Haha, Tau dosa juga lo"

"Ya tau lah, Ya kali gak tau"

"Kalo lo?" Tanya Oliv membuat tawa Adhi terhenti.

"Udah"

Deg

Sendok yang Oliv pegang jatuh dilantai membuat bunyi diruangan ini menjadi nyaring.

Mata Oliv memanas  menahan air matanya yang akan turun. Kenapa ia tak berpikir dulu saat bertanya, Kalo ujungnya menyakitkan dirinya. Oliv langsung pergi berlari menuju kamarnya. Mungkin dengan menangis akan mengurangi rasa sakitnya.

Adhi menatap datar kepergian Oliv. Ia membersihkan semua makanan selanjutnya menuju kamar Oliv, Untuk membujuk gadisnya itu.

Tok tok tok

"Olivia"

"Hei, Olivia"

Karena tak ada jawaban Adhi langsung masuk dan beruntungnya juga tidak dikunci. Ia melihat Oliv yang tidur tengkurap sambil menutupi wajahnya dengan bantal.

"Hiks" Oliv menangis sesenggukan tanpa memperhatikan jika Adhi sudah berada dikamarnya.

"Olivia" Panggil Adhi membuat Oliv berhenti menangis.

Adhi berjalan mendekati Oliv dan mengusap rambut Oliv yang masih tidur tengkurap.

"Bercanda tadi"

Oliv membelakkan matanya saat ia dikerjai Adhi. Sungguh menyebalkan. Oliv bangun dari posisi tengkurapnya dan menatap tajam Adhi.

Bughhh

Dengan kesal yang memuncak Oliv memukul kencang kepala Adhi dengan bantal yang berada disampingnya.

"Hahaha, Firs kiss gue aja belum diambil siapa-siapa dan bakal gue berikan ke--"

"Ke siapa?"

"Istri gue"

Blush

Pipi Oliv memanas dengan gemas Adhi mencubit pipi Oliv yang terlihat rona merahnya. Sambil mengusap air mata yang masih ada dipipi Oliv.

"Beneran tapi?"

"Iya, Bener"

"Kalo bohong gue sunat lagi" Ancam Oliv menatap tajam Adhi.

"HAHA, Nanti lo malah terpesona lagi bukannya mau nyunat"

'Goblok' Batin Oliv mengumpati Adhi karena ia tak berani jika berbicara kasar didepan Adhi.

"Aneh" Cibir Oliv.

Adhi mencubit pelan pipi Oliv lalu membaringkan tubuh Oliv diikuti dirinya.

"Adhi lo tidur disini?"

"Hm"

"Tidur dikamar lo aja, Sana" Sejujurnya Oliv takut jika nanti Adhi kebablasan.

"Disini aja"

"Gak ah, Sana. Nanti lo kebablasan gimana?"

"Gak akan, Asal lo gak mulai"

"Huh, Yaudah"

Adhi melepas baju yang ia kenakan dan menyalakan AC dikamar Oliv.

'Beneran nih kotak-kotaknya, Jangan-jangan cuma kertas tempelan'  Pikir Oliv meneliti perut sixpack Adhi.

"Jangan gitu, Kebablasan tau rasa" Tutur Adhi membuat Oliv langsung mengalihkan pandangannya.

Mereka memejamkan matanya dan tidur sambil berpelukan.

To Be Continue.......

Follow:
Akun wp ini, dan
IG; alavia_story
Tiktok: naraa_ (nmamara)

Dukung karya ini dengan follow sosial media diatas, vote, dan komen.

See you next chapter All.

12/6/21
19.44

Continue Reading

You'll Also Like

16.4M 640K 37
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
275K 1.6K 17
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
1.7M 138K 29
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
1.3M 43.7K 44
Hay guys ini cerita pertama aku, jadi kalau misal ada typo atau kurang seru maap yaa, hehehe soalnya masih pemula. aku harap kalian sukaaa Azka Raffa...