SCANDAL PROTECTION

Por Aini_yah

8.2K 754 138

Dibesarkan seperti Putri dan Dididik seperti Ratu. Itulah gambaran dari seorang Azalea Baskara, putri tunggal... Más

Prolog
1. Diskusi
2. Ketemu!
3. Aaron Bramana
4. Menarik (01)
5. Menarik (02)
6. Hari Pertama
7. Bingung
8. Macan Betina
9. Belanja (Pertemuan ke 2)
11. Rapat
12. Rencana
13. Pindahan
14. Sekutu Baru?
15. Sandiwara
16. Pria Baik
17. Orang Tak Diundang
18. Makan Malam (Pertemuan ke 3)
19. Perpustakaan
20. Bicara
21. Menghindar
22. Salah Faham
23. Pertemuan Tak Terduga
24. Aneh
25. Teror
26. Penyelidikan
27. Insiden
28. Pengelakan
29. Keluarga Bramana
30. Lamaran
31. Rasa Bersalah

10. Gossip

199 20 0
Por Aini_yah

🎵Backsound🎵
Produce 48 - Rumor

~~~

Selamat membaca, dan jangan lupa vote!

❄________________________❄
💙__________________💙
❄____________❄
😻

.

Suasana markas Scantion saat ini masih di selimuti aura mencekam. Terhitung sudah 3 hari berlalu setelah amukan sang Macan Betina. Selama 3 hari itu pula tidak ada yang berani bercanda atau membahas tentang kejadian di ruang rapat sedikitpun. Jelas tidak ada yang berani, karena Lingga akan langsung mengeluarkan tanduknya jika itu terjadi.

"Terus gimana kelanjutannya?" tanya seorang pria begitu selesai mendengar cerita Ali, tentang kejadian di ruang rapat tiga hari lalu.

Pria itu tengah memakai setelan jas navi dengan pin kecil perak, berbentuk perisai yang didalamnya bertuliskan Scantion. Dari pakaiannya sudah di pastikan jika dia berada di bagian keamanan.

Karena restoran tempat mereka makan ini, tidak jauh dari markas Scantion bagian keamanan. Jadi ada begitu banyak anggota Scantion bagian keamanan yang makan di sana. Beberapa di antaranya adalah karyawan kantor Fly Entertaimen yang ikut penasaran dengan cerita mereka.

"Gue dan lainnya langsung panas dingin, bayangin aja kita kayak liat serigala sama macan lagi berantem. Dua-duanya nyeremin!" Jelas Ali sambil bergidik ngeri membayangkan kejadian itu lagi.

"Dua-duanya juga gak mau kalah! Tremor gue sampe gak bisa berhenti, meski mereka udah keluar!" sambung seorang gadis yang juga ikut melihat kejadian itu secara langsung.

"Gak kebayang kayak gimana di dalam sana? Gue ikut prihatin!" ujar seorang gadis dengan jas navinya lainnya.

"Iya, kita aja yang di luar masih denger loh suaranya Ketua Lea!"

"Sampe kedengeran?" tanya gadis itu lagi, diikuti ekspresi terkejut dari bagian keamanan lainnya.

Dara mengangguk membenarkan, "dan setelah kejadian itu suasananya langsung berubah, kita bahkan gak berani bahas ini waktu di markas!" sambungnya kemudian.

"Iya kita bahasnya pas makan siang kayak gini aja, itu pun harus cari resto yang agak jauhan biar gak ke gep." Timpal Ali.

"Pantesan tumben banget kalian makan siang di sini! Biar bisa gosip ternyata!" ujar Sean yang memang biasa makan di sana.

"Habisnya seru aja gosipin ini, kapan lagi kan kita bisa ngomongin Pak Lingga?" celetuk seorang gadis berambut ikal, sembari mengaduk minumannya.

"Tapi kalo difikir-fikir Ketua baru kalian berani juga ya? Gue fikir predikat gadis galak itu cuma gosip, Pak Lingga aja di lawan dong..!" celetuk salah satu karyawan kantor Fly Entertaimen yang ikut bergabung.

"Bener tuh, kita aja yang bukan anggota Scantion segan sama Pak Lingga, lah dia malah ngelawan!" timpal seseorang lainnya.

"Jelas lah berani, kalian lupa kalo nona Lea itu putri tunggal Presdir? Dimana-mana putri Presdir itu lebih berkuasa!" jelas Dara mengingatkan.

"Tapi belum tentu, selama ini yang berjasa buat Fly Entertaimen kan Pak Lingga, bukan nona Lea" celetuk seseorang dari bagian keamanan.

"Memang Pak Lingga berjasa banget buat perusahaan, tapi biar bagaimanapun darah akan lebih kental dari pada air. Kalian fikir nona Lea kenapa disuruh gabung sama Scantion?" tanya Dara pada semua teman-temannya itu.

Sepertinya mereka lupa jika Lea termasuk orang penting di Fly Entertaimen. Meski Lea baru bergabung dengan scantion, tapi Dara tidak bisa mengelak jika Lea adalah orang yang akan memegang kendali penuh Fly Entertaimen suatu hari nanti. Dia harus berhati-hati dalam bertindak jika masih ingin bekerja di Fly Entertaimen.

"Karena nona Lea ingin di jodohkan dengan Pak Lingga!" tebak Ali,

Semuanya langsung menatap Ali dengan tatapan heran. Bagaimana bisa dia memikirkan hal tidak masuk akan itu? Sungguh! Mereka tidak bisa membayangkan jika Lea dan Lingga bersama. Mau jadi apa rumah tangga mereka nanti? Sean yang mengingat kejadian tiga hari lalu kembali bergidik.

Tidak menghiraukan tebakan Ali, yang lain ikut menebak.

"Karena nona Lea anaknya Presdir?"

"Karena dia penerus Fly Entertaimen?"

"Nah itu tahu! Buat apa juga Presdir nyuruh nona Lea buat gabung di Scantion, kalo gak buat melatih nona Lea jadi pewaris? Gaji di Scantion gak bakal cukup buat beli tas yang biasa dia pake juga!" seru Dara membenarkan.

"Jangankan tas, kunciran rambutnya aja sebulan gaji gue!" celetuk seorang gadis bagian pengawas CCTV.

"Gimana lo tau?" tanya gadis lainnya.

"Gue iseng cari barang-barang random eh gak sengaja liat kunciran yang pernah dia pake. Bayangin aja cuma kunciran doang!" jelasnya dengan nada yang sedikit tinggi, seakan tidak terima jika Lea menghamburkan uang demi sebuah kunciran.

"Maksud lo kunciran yang sempet ilang itu?" tanya Dara penasaran.

Gadis itu menjentikkan jarinya membenarkan, "iya yang itu! Dan nyebelinnya lagi pas ilang itu kunciran, ekspresinya biasa aja kayak gak berharga aja itu kunciran! Padahal harganya bisa buat bayar cicilan emak gue selama tiga bulan!"

Semua gadis di sana mulai ternganga mendengar cerita teman-temannya itu. Selama ini mereka hanya melihat para artis saja yang hedon dengan barang-barang branded. Itu pun tidak sampai membeli hal-hal random seperti kunciran.

"Gue dengerin cerita kalian kok jiwa misqueen gue meronta-ronta ya?!" komentar Sari, salah satu karyawan kantor Fly Entertaimen.

"Jelas lah, brand fashion-nya aja lagi maju-majunya. Kemarin kalo gak salah baru buka cabang di salah satu mall besar di Jakarta." jelas Dara.

"Iya gue udah kesana kemarin, gila rame banget sampe harus antri kalau mau masuk!" celetuk gadis lainnya.

"Wajar lah Az Fashion kan emang lagi hits, model bajunya pun bagus-bagus. Gue yang kentang aja bisa keliatan berkelas pas pake baju-baju di sana!" jelas Sari, lalu menyeruput minumannya.

"Lo beli? Kenapa gak ngajak-ngajak?" tanya Dara merajuk.

"Siapa bilang gue beli?! Gua cuma coba-coba aja di sana." jelas Sari sambil memamerkan senyumannya.

"Ye...kirain beli!" seru para gadis yang lain.

"Harganya mehong shay...! Gue perlu nabung tiga bulan buat beli baju di sana!" jelas Sari lagi.

Para pria yang ada di sana hanya saling melirik, dan memutar bola matanya jengah dengan pembahasan para gadis ini. Bukannya tadi mereka sedang membahas pertengkaran Lea dan Lingga? Kenapa jadi membahas tentang baju sekarang? Jika tidak di hentikan mereka pasti akan melanjutkan pembahasan tentang make up dan lain-lainnya.

"Gue denger-denger persoalan ini bakal dibahas sama presdir juga?" tanya Sean mengalihkan pembicaraan para gadis ini.

"Iya, rencananya bakal diadain rapat khusus buat bahas masalah ini!" jawab Sari.

"Hah... Padahal persoalan ini itu udah selesai, kita juga udah beresin scandalnya Laura dengan bersih. Kenapa coba pake di bahas lagi?!" ujar salah satu anggota Scantion frustasi.

"Iya nih gue juga pusing, padahal masih ada hal yang lebih penting buat di bahas. Kenapa mesti ngebahas persoalan yang udah selesai sih?! Buang-buang waktu aja!"

"Lebih baik di bahas aja sih biar nona Lea gak seenaknya lagi. Cuma karena dia gak akur sama Laura bukan berarti dia bisa seenaknya, dia juga masih jadi bagian dari Fly Entertaimen kan?" timpal Sari memberi pendapat.

"Tapi Pak Lingga juga salah sih karena gak ngelaporin masalah Laura, padahal sebelumnya udah gue kasih tahu!" ujar Sean ikut berpendapat, disetujui yang lainnya. Meski Lingga adalah atasan mereka tapi tidak bisa dipungkiri, tindakan Lingga kali ini memang tidak bisa di benarkan.

"Eh eh..!" bisik salah satu diantara mereka sembari melirik ke arah pintu masuk, semuanya pun ikut melirik.

Terlihat seorang wanita separuh baya bersama laki-laki yang masih mengenakan seragam sekolah memasuki restoran itu. Masih dengan senyum lebarnya, laki-laki itu tengah membawa sebuah piala di tangannya. Keduanya tidak menyadari kehadiran mereka di sana, karena tempat yang mereka duduki sekarang memang agak pojok. Semua pandangan masih mengarah pada dua orang itu. Sampai keduanya duduk di meja yang agak jauh, barulah mereka memalingkannya.

"Mereka siapa sih?" tanya Sari Penasaran.

"Itu, orang di rekrut nona Lea buat masuk di Scantion"

"Terus kenapa kalian gak nyapa mereka?"

Tidak mungkin juga kan mereka menjawab karena perintah Lingga. Itu sama saja membocorkan rahasia Scantion.

"Kita memang gak begitu deket sama mereka" jelas Sean singkat.

"Mereka? Yang bocah juga?" tanya Sari terkejut, di ikuti karyawan kantor lainnya. Wajar jika mereka terkejut, karena mereka bukan bagian dari Scantion.

"Iya, Javin masuk bagian peretas, terus Sarah ikut bagian keamanan!" jelas Ali sambil menunjuk Dara dan Sean bergantian.

"Hacker dong! Keren juga itu bocah!"

"Keren apanya? Kemampuannya masih amatiran gitu, berkali-kali dia hampir ngerusak system di Scantion." Bantah Dara tidak setuju, yang diikuti dengan bagian keamanan.

"Kok sama ya..? Sarah juga gitu, dia berkali-kali hampir kecolongan waktu ngelindungin Ethan di MnG kemarin"

"Lagian Pak Sean kenapa nyuruh Sarah buat ikut? Ibu-ibu kayak dia mana bisa ngelindungi Ethan, ngelindungi diri sendiri aja gak bisa!" celetuk gadis dari bagian keamanan lainnya.

"Kenapa orang rekrutan Ketua pada gak bener semua ya?" rengek Dara, yang duduk di sampingnya.

Sean langsung menoleh ke arah Dara dan mengerutkan keningnya. Dia mulai sadar dengan dua kebetulan ini. Javin dan Sarah sama-sama orang yang di rekrut Lea, dan dua-duanya tidak menjalankan tugasnya dengan baik selama ini. Memang itu hal yang bagus, karena mereka jadi punya alasan untuk tidak melibatkan Javin dan Sarah. Karena itu yang diinginkan Lingga juga. Tapi tetap saja kebetulan ini terasa aneh!

"UHUK..UHUK...UHUK......!!"

Suara batuk terdengar di meja lain.

"Pelan-pelan dong!" omel Sarah sambil menyodorkan jus alpukat milik Javin.

"Ladanya banyak banget sih bikin...UHUK...UHUK...!" omel Javin diselingi suara batuknya lagi.

"Salah lo sendiri kenapa pesen yang ini? Dibilangin orang tua ngeyel sih!"

Setelah Javin meneguk minumannya dia berkata, "Kan pengen nyoba Tan, mumpung di traktir!" alisnya ia naik turunkan sambil tersenyum nakal.

Laki-laki itu memang sengaja ke markas Scantion bagian keamanan cuma untuk di trktir oleh Sarah. Pasalnya Sarah sudah berjanji jika Javin berhasil memenangkan olimpiade fisika, maka dia akan di traktir makan. Karena restoran ini juga tidak jauh dari markas Scantion, jadi mereka memilih makan di sini.

"Kalau gak bisa makan yang ini pesen lagi sana!" suruh Sarah.

"Gak usah tan, aku bisa kok makan sambil gak nafas biar gak ngehirup ladanya" tolak Javin sambil menggeleng, lalu dia mulai melahap bakmie miliknya lagi. Tapi bocah itu kembali terbatuk.

"Uhuk...!"

"Kan? Udah deh pesen lagi sana! Uang gue cukup kok, gue gak miskin-miskin amat cuma buat traktir lo lagi"

"Gak mau! Biarin aku menikmati pedasnya lada yang masuk ke mulut dan hidungku sampai habis!" tolak Javin lagi dengan mendramatisir.

"Sarap lo! Lada masuk hidung sama mulut mau di nikmati." cibir Sarah merespon ucapan bocah itu.

Pandangan Sarah langsung mengarah ke piala yang di dapatkan Javin tadi. Dia menyentuh piala itu dan menaruhnya di meja.

"Tapi lo juga pinter karena menang olimpiade fisika! Bingung gue harus bangga atau kesel sama lo?"

Javin hanya tersenyum sambil mengunyah mie yang sudah ada di mulutnya. Sarah pun ikut menyantap bakmi yang sejak tadi ada di depannya.

"Ngomong-ngomong mereka masih ngelihatin kita gak?" tanya Sarah begitu selesai menelan bakmi miliknya. Javin langsung melirik sekilas ke arah gerombolan orang-orang Scantion di meja pojok.

"Udah enggak, paling lanjutin pergibahan soal tragedi ruang rapat! Buat apa juga mereka jauh-jauh kemari kalo bukan buat itu?" tanya Javin sambil mengaduk aduk bakmienya.

"Emang mereka gak berani ngegosip di kantor?" tanya Sarah balik.

"Mana berani! Yang ada Pak Lingga bakal ngamuk kalo sampe ketahuan."

"Terus gimana persiapan buat besok, lo udah serahin datanya ke Lea?"

"Udah aku e-mail kok, sekarang tinggal tunggu eksekusi dari kak Lea. Berhasil atau enggaknya itu tergantung dari dia!" jawab Javin setelah menyeruput minumannya.

"Pasti berhasil lah, selama gue kenal dia gak ada yang berhasil menang kalo debat sama dia. Apa lagi dia juga nunjukin data, gue jamin Lingga gak bakal bisa berkutik!" jelas Sarah bersemangat.

Yap karena dia termasuk orang yang kalah berdebat dengan Lea saat kuliah dulu. Padahal Sarah seniornya tapi Lea tanpa takut melawannya berdebat, bahkan sampai menang. Mungkin karena itulah Lea menjadi junior kesayangannya setelah Jane.

"Semoga aja!"

"Hah.. semoga masalah ini cepet selesai biar Jane bisa langsung pindah!" ujar Sarah sambil menghela nafas berat, Javin yang mulai paham dengan maksud Sarah mulai bertanya.

"Emang masih ada yang kirim buket bunga lagi buat kak Jane?"

"Masih, bahkan sekarang sehari bisa dua sampai tiga kali ada yang ngirim bunga. Untuk saat ini gue nyuruh Jane buat gak keluar dulu, bahkan buat ke teras sekalipun!" jelas Sarah.

Kening Javin berkerut sebentar, "dari Scantion sendiri masih belom ada tanda-tanda mereka nemuin jejak kak Jane, terus siapa?"

"Untuk kali ini gue coba positive thinking kalo yang naroh itu fansnya Jane. Tapi kita juga gak boleh anggep remeh, meski fans, kalo tahu Jane lagi hamil ini juga bisa berimbas sama karirnya"

"Terus kak Lea udah tahu soal ini?" tanya Javin lagi.

"Gue mau kasih tahu dia, tapi tahu sendiri beberapa hari ini dia sibuk banget. Dari dia mau buka cabang baru, sampe tragedi ruang rapat kemarin! Gue udah kirim pesan tapi kayaknya belom dia baca." jelas Sarah

"Iya juga, sangking sibuknya dia bahkan gak sempet dengerin alat sadap yang terpasang di laptopnya Pak Lingga." ujar Javin membenarkan.

Perhatian Javin teralih pada getaran handphonenya yang ia taruh di meja. Setelah melirik siapa yang menelpon senyumannya langsung tersungging.

"Hallo Assaalamualaikum!"

"Waalaikumsalam, lagi dimana vin?" tanya seorang wanita di sebrang.

"Aku lagi makan siang kak, kenapa?"

"Nggak apa-apa, mau tanya aja! Gimana lombanya, menang gak?" tanya wanita itu sambil membalik majalah yang tengah ia baca.

"Pastinya menang dong!" seru Javin sombong.

"Hebatnya adik kakak! Nanti malam mau kita rayain dimana enaknya?"

"Gak perlu dirayain kak, cukup masakin lodeh kesukaanku aja udah seneng kok!" tolak Javin, pasalnya dia tidak ingin membuat kakaknya mengeluarkan uang lebih hanya untuk merayakan kemenangannya saja.

"Ya udah kalo kamu maunya gitu, nanti kakak masakin lodeh sama ikan patin!"

"Asik...makan enak!" seru Javin kegirangan, membuat sarah yang menyeruput minumannya sedikit tersedak.

"Yaudah kalo gitu, kamu lanjutin makan siangnya. Jangan pulang telat ya, hati-hati juga dijalan!"

"Siap kak!"

Begitu Javin mengakhiri panggilannya, Sarah bertanya, "Seneng banget lo kayak dapet uang kaget aja!"

"Seneng dong kakakku mau masakin sayur lodeh sama ikan patin kesukaanku!" jelasnya masih dengan ekspresi senangnya, hanya karena sayur lodeh. Perlu di garis bawahi sayur lodeh.

"tahu gitu gue beliin sayur lodeh aja tadi" batin Sarah.

***

Di sebuah mobil tepat di depan sebuah villa bergaya tropis, seseorang tengah mengawasi villa itu. Berharap ada tanda-tanda kehidupan yang ia tangkap dari indra penglihatannya. Biasanya di jam-jam sore seperti ini Jane akan keluar ke balkon untuk meminum teh, sembari menikmati senja sore hari yang menerpa tubuhnya.

Namun batang hidung gadis itu tidak terlihat sama sekali dari tadi. Seakan dia ingin bersembunyi dari seseorang, lebih tepatnya dari seseorang yang tengah mengawasinya saat ini. Beberapa karangan bunga pun tergeletak begitu saja di teras, seakan sengaja di biarkan sampai layu dan mengering.

Tangannya mulai merogoh kantung celananya, mencari benda pipih yang ia gunakan untuk menghubungi seseorang. Seseorang yang tengah mengawasi villa itu juga, tapi dari jarak yang lumayan jauh.

Setelah terhubung pria itu memberi perintah, "awasi terus villa ini!"

"Baik tuan!" jawab seseorang disebarang. Setelah panggilan terputus pria itu menyunggingkan senyum dan bergumam.

"Finally!"

.

Javin dengan seragamnya.

.


😻
❄____________❄
💙__________________💙
❄________________________❄

Doakan bisa konsisten sampai selesai!
💙😺
Votenya jangan lupa!!

Seguir leyendo

También te gustarán

47.3K 2.9K 18
Akankah lian kembali membuka hati untuk salma? ikuti cerita aku terus yaa
820K 30.6K 34
[KAWASAN BUCIN TINGKAT TINGGI 🚫] "Lo cuma milik gue." Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan...
Balance Shee(i)t Por Raa

Ficción General

63.8K 5.3K 42
Padahal kan ingin Mosha itu agar mereka dijauhkan bukan malah didekatkan. -·-·-· Mosha, mahasiswi jurusan akuntansi ingin kehidupan kuliahnya seperti...
626K 59K 46
Demi menghindari sebuah aib, Gus Afkar terpaksa dinikahkan dengan ustadzah Fiza, perempuan yang lebih dewasa darinya. Gus Afkar tidak menyukai Fiza...