LAST LOVE

By Kimocchii

64.8K 3.4K 80

Kehidupan asmara Kai dan Kyungsoo setelah resmi berpacaran. Akankah mereka mampu menjalani kisah cinta mereka... More

Chapter 1
CHAP 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chap 6
chap 7
chap 9
chap 10
chap 11
chap 12
chap 13
chap 14
chap 15
chap 16-end

chap 8

3.3K 198 1
By Kimocchii

Kai termenung dibalkon apartemennya. Mengamati pagi yang cerah dihari libur sekolahnya setelah kenaikan kelas. Kai menatap langit biru dengan pandangan sendu. Rasa sedih masih menyelimuti pagi indahnya. Kai tak bisa sedikitpun memalingkan pikirannya dari Kyungsoo. Gadis yang dicintainya kini pergi meninggalkannya sendiri. Meninggalkan segala cinta kasih yang telah mereka rajut. Kai menghela nafasnya panjang. Kai berbalik menuju sofa ruang tengah. Baru saja Kai mendudukan diri Suho datang menanyainya.

“Kau tak ikut mengantarnya kebandara?” tanya Suho duduk disofa seberang Kai.

“Aku tak bisa, hyung. Itu akan semakin menyakitiku saat melihatnya pergi” Kai menyandarkan punggungnya kesofa dan memejamkan matanya.

“Apakah dengan begini dapat mengurangi rasa sakitmu? Tanpa melihatnya pergi?”

“Setidaknya itu tak semenyakitkan saat aku menatapnya pergi. Jika aku berada disana aku yakin aku tak akan bisa melepaskannya, hyung”

“Paling tidak kau masih bisa berhubungan dengannya kan?”

“Tidak, hyung. Kami sepakat untuk tak saling memberi kabar hingga dia kembali”

“Mwo? Perjanjian macam apa itu? Itu sama saja kau memutus kontak dengannya!”

“Itu lebih baik, hyung. Agar kami lebih fokus dengan apa yang akan kita lakukan saat ini”

“Aish...terserah kau saja. Percuma aku datang kesini untuk membujukmu” Suho beranjak kedapur dan membuatkan sarapan untuk dirinya dan Kai.

Kai membuka matanya dan menatap langit-langit apartemennya. Kai yakin ini keputusan yang benar. Kai sudah berjanji kepada Kyungsoo untuk tetap melanjutkan hidupnya walaupun tak ada Kyungsoo disisinya. Meski berat Kai harus menjalaninya. Kai meraih remot TV yang berada dimeja depan sofanya. Kai menyalakan TV dan membiarkannya begitu saja tanpa menontonnya. Setidaknya masih ada suara diapartemennya agar ia tak merasa kesepian.

Drrrt drrrt

Ponsel Kai bergetar diatas meja. Kai meraihnya dan langsung menggeser tombol hijau tanpa melihat siapa yang menelepon.

“Yeoboseyo?”

“Kai-ya...eoddiseo? Kau tak ikut mengantar Kyungsoo? Sekarang aku dan yang lain menuju bandara untuk mengantarnya. Kau cepat kemari!” cerocos Luhan.

“Aku tak akan kesana, Lu Noona”

Waeyo? Kau setidaknya harus mengantarnya!” paksa Luhan keras kepala.

“Shirreo!”

“Ya! Aku tak terima penolakan! Cepat kema... Ya! Ya! Ya! Sehunnie kenapa kau merampas ponselku?!”

“Mian, Kai. Kami tak akan memaksamu untuk mengantar Kyungsoo Noona”

“Gomawo, Sehun. Aku berhutang lagi padamu”

“Tak usah begitu. Kita kan sahabat. Aku yakin pasti ini sangat berat untukmu”

“Begitulah”

“Kau perlu kuhibur?”

“Tak usah. Untuk saat ini jauhkan aku dari Lu Noona saja. Teriakannya membuat kepalaku semakin pusing” Sehun terkekeh diseberang sana.

“Arraseo. Aku akan menemui nanti”

“Eoh. Katakan aku mencintainya”

Pip

“Siapa yang menelepon?” teriak Suho dari arah dapur.

“Lu Noona” jawab Kai malas.

“Luhan? Ah...pasti dia menyuruhmu ke bandara” tebak Suho.

“eoh”

“Mandilah dulu, sarapan lalu tidur. Aku tahu kau semalam tak tidur. Ppali!” ujar Suho yang melihat dongsaengnya malas-malasan di sofa.

Kai beranjak dari sofa menuju kamar mandi di kamarnya. Suho mematikan TV yang tak ditonton Kai. Ponselnya bergetar menunjukkan ada pesan masuk. Suho membuka pesannya dan mematung ketika membaca isi pesan itu. Suho mendesah pelan dan menyimpan ponselnya. Kepalanya mendadak pusing setelah membaca isi pesannya tadi.

.

.

.

.

.

Luhan masih sebal dengan Sehun. Selama perjalanan ke bandara Luhan hanya diam dan memperhatikan keluar jendela. Suasana dalam mobil yang semula ribut kini menjadi hening. Bahkan Baekhyun dan Chanyeol ikut diam tak berani mengeluarkan suara. Mereka berempat pergi mengantar Kyungsoo dengan mobil Chanyeol. Chanyeol yang menyetir dan Baekhyun berada disebelahnya sedangkan Sehun dan Luhan berada dikursi belakang. Sehun memandang Luhan yang acuh kepadanya. Luhan terkadang kekanakan dan Sehun sulit menangani sifat Luhan yang satu itu.

“Kita sampai!” seru Chanyeol mencairkan suasana tapi yang didapat hanya rasa canggung dari ketiga orang dimobil. Luhan langsung membuka pintu mobil dan segera keluar disusul dengan Baekhyun yang mengikuti Luhan dari belakang. Sedangkan Sehun dan Chanyeol masih berada dimobil.

Luhan mencari sosok Kyungsoo dibandara yang cukup luas. Tubuhnya yang mungil membuatnya kesusahan mencari tubuh mungil Kyungsoo. Baekhyun ikut mencari keberadaan Kyungsoo. Keduanya seperti anak yang kehilangan induknya ditengah bandara. Luhan dan Baekhyun mendesah pelan karena sedari tadi tak bisa menemukan Kyungsoo.

“Bukankah itu Kyungsoo?” tunjuk Chanyeol yang entah sejak kapan berada dibelakang Luhan dan Baekhyun. Terima kasih pada tinggi badan Chanyeol yang menjulang hingga mampu mencari Kyungsoo yang kecil dikeramaian.

Baekhyun dan Luhan mengikuti arah yang ditunjuk Chanyeol dan benar saja mereka melihat sosok Kyungsoo didekat sebuah cafe. Luhan dan Baekhyun langsung berlari kearah Kyungsoo. sedangkan Chanyeol dan Baekhyun mengikuti kekasihnya dari belakang.

“Kyungsoo-ya!” pekik Luhan dan Baekhyun bersama. Keduanya langsung menerjang tubuh Kyungsoo. Kyungsoo yang terkaget sebisa mungkin menyeimbangkan tubuhnya agar tak terjatuh. Baekhyun dan Luhan memeluk erat tubuh Kyungsoo begitu juga dengan Kyungsoo. Ketiganya berpelukan lama. Air mata mulai menggenangi mata ketiganya.

“Kajima, Kyungsoo-ya” isak Baekhyun.

“Jangan tinggalkan kami” imbuh Luhan. Suasana haru mulai menyelimuti ketiganya. Masih dalam posisi yang sama ketiganya menangis dalam diam.

“Aku janji akan kembali eonnie” hibur Kyungsoo dan melepas pelukan mereka.

“Aku sudah menyuruh eomma dan appa duluan agar kalian bisa mengantar kepergianku dengan bebas” ucap Kyungsoo.

“Jaga dirimu baik-baik disana Kyungsoo” ucap Chanyeol dan memeluk Kyungsoo.

“Ne oppa” balas Kyungsoo dan melepaskan pelukannya.

“Cepat kembali” ucap Baekhyun dan memeluk Kyungsoo. Kyungsoo hanya mengangguk.

“Jika ada apa-apa segera hubungi aku. Aku akan segera menyusulmu” ucap Luhan. Kyungsoo mengangguk dan memeluk Luhan. Kini semua mata tertuju ke Sehun sedangkan Sehun hanya menatap mereka dengan pandangan tak mengerti.

“Kau tak mau mengucapkan salam perpisahanmu?” sinis Chanyeol yang melihat Sehun hanya diam saja. Sehun yang mengerti langsung mendekati Kyungsoo dan memeluknya.

“Hati-hati, Noona. Dan ada titipan pesan dari Kai. ‘Saranghae’” bisik Sehun. Kyungsoo tersenyum mendengar bisikan Sehun.

“Katakan padanya ‘Nado Saranghae’” bisik Kyungsoo.

Keduanya melepas pelukan dan Kyungsoo bersiap untuk pergi. Kyungsoo menggeret kopernya dan melambaikan tangannya kearah teman-temannya. Baekhyun dan Luhan tak bisa menahan tangis mereka. Kyungsoo merupakan sahabat terbaik mereka. Kepergiannya membuat kedua yeoja itu seperti ada yang hilang dalam hidup mereka. Chanyeol memeluk Baekhyun guna menenangkan Baekhyun yang mulai terisak. Dielusnya punggung Baekhyun dan meredam tangis kekasihnya kedalam dekapannya. Sehun ikut memeluk Luhan yang menangis tanpa suara. Dikecupnya dahi Luhan agar gadisnya ini berhenti menangis.

“Kau harusnya menyuruh Kai kesini, Hunnie” lirih Luhan.

“Sekarang yang paling tersakiti adalah Kai dan Kyungsoo Noona. Jika keduanya dipertemukan sebelum kepergian Kyungsoo Noona, aku yakin mereka semakin terluka dan enggan untuk pergi, Lu” ujar Sehun lembut penuh pengertian.

“Tapi tak bisakah Kai mengucapkan selamat tinggal?” eyel Luhan.

“Karena dalam kamus mereka tak ada kata ‘selamat tinggal’, Lu. Yang ada hanya ‘sampai jumpa’” jelas Sehun.

“Kaja kita pulang” ajak Sehun dan dibalas anggukan oleh Luhan. Sehun memberi kode ke Chanyeol untuk pulang. Chanyeol menganggukkan kepalanya dan membujuk Baekhyun untuk pulang.


.

.

.

.

Suho menyesap teh buatannya dan duduk disebelah Kai yang sedang menonton TV. Keduanya telah menyelesaikan sarapan terlambatnya. Kai mengganti-ganti chanel TV karena tak ada satupun yang menarik dimatanya. Suho jengah melihat Kai yang terus mengganti-ganti chanel TV.

“Ya! Kau membuatku pusing! Pilih satu!” protes Suho.

Kai mengganti chanelnya secara acak dan memutuskan menontonnya. Sebuah variety show yang sangat terkenal di Korea yang dipilih Kai. Kai menatap kosong TV duhadapannya. Saat ini dia sedang tak ingin menonton TV yang hanya itu-itu saja.

TOK TOK TOK

Pintu apartemen Kai diketuk kasar. Kai dan Suho saling berpandangan dan mengalihkan pandangan mereka kearah pintu. Suho memberi kode untuk membuka pintu. Kai mendesah pelan dan bangkit dari duduknya. Kai berjalan malas kearah pintu tanpa mengecek siapa tamunya. Kai membuka pintu apartemennya pelan.

“Nugu...”

“Kau lama sekali!” kesal Luhan memotong kata Kai dan langsung masuk kedalam apartemen Kai diikuti Sehun, Baekhyun dan Chanyeol. Kai menatap heran teman-temannya yang seenaknya saja masuk tanpa diijinkan.

“Eoh Luhan-ah! Waseo?” ucap Suho saat melihat Luhan dan yang lainnya masuk.

“Ne oppa. Jalanan macet sekali padahal masih pagi” keluh Luhan.

Luhan dan yang lainnya duduk rapi disofa tanpa dipersilahkan oleh tuan rumah. Kai mendesah pasrah saat rumahnya dijajah oleh Luhan. Kai masuk ke dalam kamarnya tanpa ingin berbaur dengan teman-temannya. Sehun berdiri dan menyusul Kai dikamarnya. Sehun mengetuk pelan pintu kamar Kai dan membukanya. Dilihatnya Kai tidur terlentang dan menatap langit kamarnya. Sehun menutup pintu kamar Kai dan menghampiri Kai.

“Mian. Aku tak bisa menjauhkan Luhan Noona darimu. Dia bersikeras untuk datang keapartemenmu setelah pulang mengantar Kyungsoo Noona” sesal Sehun.

“Bagaimana keadaannya? Apakah tampak cantik seperti biasanya?” tanya Kai tanpa mengalihkan pandangannya.

“Terlihat bahagia dan cantik seperti biasanya. Dia juga mengatakan cinta kepadamu”

“Arra”

“Kau tau aku terlihat seperti tukang pos yang mengantarkan pesan kalian. Harusnya kau membayarku untuk itu” Sehun pura-pura kesal.

“Ayo kita pergi!” Kai bangkit dan menyambar jaketnya. Sehun mengernyit bingung.

“Kita akan bersenang-senang!” Kai menarik lengan Sehun dan mendorong tubuh Sehun keluar kamarnya.

Kamar Kai terbuka dan menampakkan Sehun yang didorong Kai dari belakang. Semua mata tertuju pada sepasang sahabat beda warna kulit itu. Kai terus mendorong Sehun keluar apartemen tanpa mampu menolak. Kai dan Sehun kelaur dari apartemen tanpa mengucapkan pamit.

“Setidaknya kan dia bisa pamit dulu dengan kita. Main nyelonong aja” gerutu Luhan sebal.

“Biarkan saja. Kondisinya sedang tak baik. Masih mending dia mau keluar daripada dipartemen terus seperti mayat hidup” tutur Suho.

“Aku jadi tak enak memaksanya tadi untuk ke bandara” lirih Luhan dan menundukkan kepalanya. Baekhyun yang berada disampingnya langsung mengusap pelan punggung Luhan.

“Itu bukan salahmu. Mungkin dia agak tertekan dengan keadaan ini karena sebelum kau memaksanya aku sudah membujuknya habis-habisan dan bisa kau lihat sendiri dia tak pergi mengantar Kyungsoo”

“Itu pasti sangat sulit untuk Kai” ucap Chanyeol prihatin.

“Kau benar. Apalagi mereka tak akan berhubungan lagi. Pacaran jarak jauh saja sudah menyiksa apalagi kau tak berhubungan dengannya” ujar Suho sedih.

“Mereka tak akan berhubungan?” tanya Baekhyun memastikan kata-kata Suho.

“Kai berkata seperti itu” jawab Suho sekenanya.

“Aku rasa Kyungsoo benar-benar serius ingin tenang disana” lirih Baekhyun.

“Hei...tak berarti Kyungsoo putus kontak denganmu, Byun Baek” hibur Chanyeol yang melihat kekasihnya murung.

“Benar! Kita bisa menghubungi Kyungsoo seminggu sekali atau mungkin setiap hari selama liburan” optimis Luhan. Baekhyun mengangguk semangat. Chanyeol tersenyum melihat kekasihnya dan Luhan yang tak murung lagi.

“Lu, aku ingin berbicara denganmu” ucap Suho tiba-tiba dan beranjak menuju dapur. Luhan mengikuti Suho. Sesampainya didapur Suho mengecek kearah Chanbaek yang sedang berlovey dovey.

“Kau menerima pesan dari halabeoji?” tanya Suho sedikit berbisik takut jika pasangan Chanbaek mendengar.

“Ne. Sebenarnya aku kesini juga ingin membicarakan ini oppa. Apa menurutmu Kai mau dalam kondisi seperti sekarang?” tanya Luhan cemas.

“Molla. Tapi aku belum mengatakan yang sebenarnya kepada Kai”

“Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang oppa?”

“Kita harus memberitahu Kai dan sebisa mungkin membujuknya”

“Aku yakin jika dia akan menolak”

“Tapi setidaknya kita harus mencoba” Suho memegang pundak Luhan untuk meyakinkannya. Luhan mengangguk lemah dan kembali keruang tengah dimana pasangan Chanbaek berada.

.

.

.

.

.

Kai dan Sehun masuk apartemen Kai dengan penuh canda dan tawa. Suara ribut keduanya sudah terdengar dari luar pintu apartemen. Suho dan Luhan menunggu kedatangan Kai dan Sehun sedari tadi. Baekhyun dan Chanyeol pamit pulang beberapa menit yang lalu karena harus melanjutkan kencan mereka. Keduanya langsung terdiam saat melihat Luhan dan Suho duduk dalam diam. Kai duduk disebelah Suho dan Sehun duduk disebelah Luhan.

“Ada apa ini?” tanya Sehun yang mulai curiga dengan tingkah Suho dan Luhan.

“Kai ada yang harus aku bicarakan. Mungkin ini bukan waktu yang tepat tapi ini mendadak” ucap Suho menatap Kai. Kai mengernyit melihat hyungnya tampak serius.

“Halabeoji ingin menemui malam ini, Kai” ucap Luhan to the point. Kai sedikit kaget kemudian memasang wajah datarnya.

“Halabeoji menghubungiku dan Luhan memintamu untuk bertemu dengannya” Kai masih diam.

“Aku tau ini bukan waktu yang tepat tapi aku rasa kau harus menemui halabeoji” bujuk Luhan.

“Jika memang kau tak ingin maka...”

“Aku akan menemuinya” kata-kata Suho terpotong oleh ucapan Kai. Suho, Luhan dan Sehun menatap tak percaya kearah Kai yang langsung saja menerima tawaran halabeojinya tanpa memberontak.

“Ini demi Kyungsoo. Jika bukan karena Kyungsoo yang memintanya maka aku akan menolak” lanjut Kai. Seketika wajah Luhan dan Suho berbinar. Kyungsoo benar-benar penyelamat mereka. Ternyata Kyungsoo meninggalkan sebuah hadiah yang teramat indah kepada mereka sebelum dia pergi. Kyungsoo benar-benar mengubah Kai sepenuhnya.

.

.

.

Suho, Kai, Luhan dan Sehun sudah berada didepan rumah utama keluarga Kim. Luhan menggenggam erat tangan Sehun. Sehun mengelus pelan punggung tangan Luhan. Awalnya Sehun tak ingin ikut karena menurutnya ini bukan urusannya. Tapi Luhan memaksa Sehun untuk ikut karena jika tak ada Sehun, Luhan tak tenang. Kai juga menyuruh Sehun ikut agar dia bisa menenangkannya nanti jika amarahnya meluap.

Suho membimbing ketiga orang itu untuk memasuki rumah besar itu. Kai sedikit ragu untuk menginjakkan kakinya kerumah ini lagi. Tubuhnya masih enggan untuk bergerak. Kai menatap kosong kearah lantai rumah dihadapannya. Sehun membalikkan badannya saat mengetahui Kai tak mengikuti mereka. Dipandanginya Kai yang masih berdiri terpaku seakan ragu untuk melangkah.

“Kyungsoo Noona menginginkan ini, Kai” ucap Sehun. Kai memandang Sehun dan dengan keyakinan hatinya akan Kyungsoo, Kai menginjakkan kakinya dan berjalan mengikuti Suho dan Luhan yang sudah masuk.

Keempat orang itu disambut oleh butler pribadi Yesung. Butler itu mempersilahkan mereka untuk mengikutinya menemui Yesung yang sudah menunggu diruang pribadinya. Butler itu mengetuk pelan pintu ruang pribadi Yesung dan membukanya. Butler itu mempersilahkan keempat orang itu untuk masuk dan membungkuk pamit.

“Duduklah. Aku senang akhirnya kau mau menemuiku, Kai” ucap Yesung seramah mungkin.

“Tak usah banyak basa-basi. Aku tak ingin menghabiskan waktu lama-lama disini” sinis Kai dan duduk paling jauh dari tempat Yesung. Aura menegangkan mulai terasa. Suasana canggung datang begitu saja memenuhi ruangan itu.

“Baiklah. Yang pertama aku akan memberitahumu tentang kedatangan Krystal beberapa waktu yang lalu” Yesung menghembuskan nafasnya perlahan,

“Dia kemari ingin bertemu denganmu dan menghabiskan waktu seminggu denganmu sebelum dia kembali. Dia akan menjalani terapinya setelah dia berkencan denganmu. Dia divonis mengidap kanker otak dan tak bertahan lama. Dan itu adalah alasan kenapa Kyungsoo menerima tawaran Krystal untuk menjauhimu. Maafkan aku karena hal itu harus membuatmu berpisah dengan Kyungsoo” Kai mengepalkan tangannya dan berusaha memasang wajah datar dan tanpa ekspresinya. Yesung mendesah pelan saat Kai tidak menunjukkan reaksi apapun.

“Yang kedua, aku memaksa Suho untuk menggantikan posisi ayahmu setelah 2 tahun posisi itu kosong. Awalnya Suho menolak tapi aku mengancamnya akan memaksamu untuk menggantikannya jika dia tak mau”

Kai semakin mengepalkan tangannya dan menatap tajam Yesung yang berada jauh darinya. Ingin rasanya Kai menghajar Yesung jika tangannya tidak ditahan Suho.

“Yang ketiga, aku ingin meminta maaf kepadamu atas semua kesalahku padamu Kai. Aku tau kau tak akan semudah itu memaafkanku tapi tetap saja aku harus meminta maaf atas semua perbuatanku. Terutama atas kematian eommamu. Aku...”

“CUKUP!!” Kai menggeram marah. Dia tak tahan mendengar perkataan Yesung yang mengingatkan akan kematian eommanya. Luhan memeluk Sehun takut dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Suho dan Sehun sudah bersiap siaga untuk mengantisipasi tindakan Kai selanjutnya.

“Jangan pernah menyuruhku untuk menemuimu lagi. Jangan pernah menunjukkan mukamu dihadapanku lagi karena aku tak akan mau menemuimu. Jangan pernah mengaturku sesuai kehendakmu. Aku tak akan memaafkanmu jika kau melanggar semua perintahku. Dan aku akan membantu Suho hyung mengelola perusahaan” putus Kai final. Semua tercengang mendengar penuturan Kai terutama dibagian akhir kalimat. Yesung tak tau harus berkata apa. Ucapan Kai tadi sangat sulit untuk dia lakukan tapi demi kata maaf dari Kai, Yesung tak punya pilihan lain selain mengikutinya. Lagipula Kai akan membantu Suho mengelola perusahaannya jadi dia tak perlu memaksa Kai susah payah.

“Kau yakin dengan ucapanmu, Kai?” tanya Suho yang tersadar dari keterkagetannya.

“Aku akan membantumu setelah aku selesai sekolah, hyung” yakin Kai.

“Kai aku...”

“Kita pergi, hyung!” ucap Kai memotong pembicaraan Yesung dan melangkah keluar dari ruangan itu.

Yesung memandang sendu Kai yang melewatinya. Entah kenapa dia tak bisa menolak perkataan Kai. Suho membungkukkan badan kearah Yesung sebelum keluar menyusul Kai. Yesung mendudukkan dirinya lemas setelah Kai keluar. Dia memijit pelan pelipisnya. Diluar dugaannya Kai mengajukan syarat berat yang harus dilakukannya. Tapi jika itu membuat Kai senang maka Yesung akan mengabulkannya. Luhan menatap khawatir halabeojinya yang terlihat lelah.

“Halabeoji baik-baik saja?” tanya Luhan khawatir.

“Aku baik-baik saja, Luhan-ah” ucap Yesung dengan sedikit senyum.

“Halabeoji yakin menuruti kemauan Kai? Itu sama saja dengan Kai tak menganggap keberadaan halabeoji” gusar Luhan.

“Asal Kai mau memaafkan halabeoji. Mungkin itu hukuman yang pantas untuk halabeoji” lesu Yesung. Sehun mencegah Luhan saat Luhan hendak menyuarakan suaranya lagi. Sehun menggeleng saat Luhan memandangnya dengan tatapan memohon. Luhan mendesah kecewa dan menatap prihatin kearah halabeojinya.

.

.

.

.

Beberapa hari berselang setelah Kai memutuskan untuk membantu Suho diperusahaan. Saat ini Kai sedang bersiap untuk menuju perusahaan appanya yang sudah sejak lama Kai tak kesana. Kemeja biru dipadu dengan jeans berwarna senada menambah kesan cerah. Kai tak terlalu menyisir rapi rambutnya tapi itu membuat dirinya terlihat modis. Sepatu kets hitam dengan corak putih kesayangannya menambah besar kharisma didiri Kai. Walaupun tak terlihat orang kantoran pada umumnya tapi masih dalam tahap rapi dan sopan untuk pergi kekantor. Kai mengecek penampilannya sekali lagi dan sedikit merapikan rambutnya yang acak-acakan. Kai mengambil kunci mobilnya dan melenggang keluar apartemen.

Kai menaiki mobilnya dengan kecepatan sedang. Mobil yang dinaikinya merupakan mobil Suho karena kalian tau sendiri Kai lebih memilih naik motor kesekolah daripada naik mobil. Kai mulai memasuki pekarangan kantor appanya. Sesampainya didepan kantor Kai disambut oleh beberapa staff yang sudah menunggu kehadirannya sedari tadi. Kai keluar dengan wajah datar dan dinginnya. Beberapa staff terlihat menyapa Kai tapi hanya dibalas anggukan oleh Kai. Kai berjalan memasuki perusahaan dimana dia akan bekerja nanti.

“Kai” panggil seorang yeoja gembil yang berdiri didekat lift. Kai menoleh dan sedikit terkejut.

“Minseok Noona” lirih Kai. yeoja gembil itu –Minseok berjalan mendekati Kai dan memeluknya.

“Kau tak berubah banyak Kai. Aku merindukanmu” ucap Minseok lembut.

“Aku juga merindukanmu Noona” ucap Kai dan membalas pelukan Minseok. Beberapa staff yang melihat adegan peluk-pelukan itu cuma bisa berbisik pelan.

“Aku akan mengantarkanmu ketempat Kim sajangnim” ajak Minseok dan menarik tangan Kai penuh antusias. Kai mengalah saat tangannya ditarik Minseok kuat.

Minseok mengetuk pintu dan membuka pelan pintu ruangan itu. Minseok menyembulkan kepalanya dan melihat Kim sajangnim sedang duduk dan berkutat dengan dokumennya.

“Jika ada yang ingin kau sampaikan masuklah” ucap Kim sajangnim.

“Aku membawa seseorang bersamaku” ucap Minseok dan menarik Kai untuk ikut masuk. Kim sajangnim mengalihkan perhatiannya dari berkas-berkasnya.

“Kai-ah. Akhirnya kau datang!” ucap Kim sajangnim dan langsung menghampiri Kai.

“Kau terlalu berlebihan, hyung” ucap Kai malas melihat ekspresi Kim sajangnim –Suho berbinar.

“Mian beberapa hari ini aku tak bisa ke apartemenmu. Minseok menyekapku disini” ucap Suho dibuat-buat sedih.

“Ya! Itu karena kau meninggalkan pekerjaanmu, sajangnim. Banyak berkas yang harus kau tanda tangani!” sebal Minseok. Suho terkekeh melihat ekspresi sebal Minseok. Suho menuntun Kai untuk duduk dikursi khusus tamu atau pegawai yang sengaja disediakan diruangan Suho.

“Aku tak menyangka kau akan datang kemari secepat ini” ucap Suho mengawali pembicaraan.

“Paling tidak selama liburan ini aku akan belajar tentang perusahaan ini” ujar Kai.

“Itu merupakan awalan yang bagus untuk memulai” ucap Minseok dan meletakkan cangkir teh dihadapan Suho dan Kai.

“Minumlah dan aku akan meninggalkan kalian berdua untuk berbincang” Minseok keluar ruangan Suho.

“Kau tak harus melakukannya Kai. Aku bisa melakukannya sendiri” Suho menatap lembut kearah Kai.

“Kau tak ingin aku berada diperusahaan ini, hyung?” tanya Kai sedikit menusuk.

“Bukan begitu. Aku hanya tak ingin kau memaksakan dirimu jika kau tak mau” gelagap Suho.

“Aku tak memaksa, hyung. Ini murni atas kemauanku. Aku sudah memikirkannya sejak lama” yakin Kai. Suho mendesah.

“Baiklah. Kau bisa membantuku disini sebagai wakil direktur. Lagipula aku sudah mengosongkan posisi itu hanya untukmu” ujar Suho.

“Sekarang pulanglah. Kau bisa melakukan semaumu besok. Belajarlah yang banyak selama liburan ini” suruh Suho. Kai menganggukan kepalanya dan berjalan keluar ruangan.

Selama Kai berjalan menuju pintu keluar banyak pegawai yang melihatnya sambil berbisik. Mungkin beberapa dari mereka tak tau siapa Kai yang sebenarnya. Kai berjalan angkuh dengan wajah datarnya menuju pintu keluar. Setiap ia melewati segerombolan pegawai wanita pasti mereka akan memekik tertahan melihat paras Kai yang begitu sempurna dengan segala keangkuhannya. Kai menghentikan kakinya setelah sampai didepan area lobi untuk menunggu mobilnya diambilkan. Kai menerawang jauh.

“Kembalilah secepat mungkin, Soo. Aku akan menunggumu”

.

.

.

.

.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

409K 33.1K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
45.2K 4.3K 28
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...
214K 19.4K 32
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
190K 18.9K 40
Seorang ibu yang kehilangan anak semata wayang nya dan sangat rindu dengan panggilan "bunda" untuk dirinya Selengkapnya bisa kalian baca aja ya luuvv...