Mr Duren And Silent Girl - END

Por _jeisa_

1.7M 106K 9K

⚠follow dulu akun ini sebelum baca⚠ _________________________________________ Pricillia adalah seorang gadis... Más

Prolog
Perkenalan Cast
MDSG part 1
MDSG part 2
MDSG part 3
MDSG part 4
MDSG part 5
MDSG part 6
MDSG part 7
MDSG part 8
MDSG part 9
MDSG part 10
MDSG part 11
MDSG part 12
MDSG part 13
MDSG part 14
MDSG part 15
MDSG part 16
MDSG part 17
MDSG part 18
MDSG part 19
MDSG part 20
MDSG part 21
MDSG part 22
MDSG part 23
MDSG part 24
MDSG part 25
MDSG part 26
MDSG part 27
MDSG part 28
MDSG part 29
MDSG part 30
MDSG part 31
Info✨
MDSG part 32
MDSG part 33
MDSG part 34
Info 2✨
Ekstra Part

Epilog

47.1K 2.2K 81
Por _jeisa_

Enjoy the reading good people

🌸🌸🌸

Pricil bersenandung kecil sambil berkutat dengan alat masaknya di dapur. Ya, sekarang ini ia sedang membuatkan sarapan untuk suami tercinta dan putra kecilnya. Ia memutuskan untuk memasak nasi goreng yang dicampur telur orak-arik sebagai menu sarapan.

Walaupun di mansion itu ada banyak pelayan dan ada pula bi Mirna, yang siap sedia memenuhi semua kebutuhannya. Namun bagi Pricil kalau sudah soal makanan, ia ingin menghandle-nya sendiri tanpa bantuan dari pelayan. Dia ingin keluarga kecilnya hanya akan menyantap masakan hasil buatannya sendiri, bukan dari orang lain.

Tidak terasa sudah 1 tahun berjalan ini, wanita itu menikmati statusnya sebagai seorang istri, sekaligus seorang ibu. Cintanya pada sang suami semakin bertambah seiring berjalannya waktu yang mereka habiskan. Ditambah lagi, Daniel semakin romantis dan sangat perhatian padanya.

Seyhan, malaikat kecilnya. Kasih sayangnya untuk anak kecil itu juga kian bertambah hari demi hari dan tambah manja padanya.

Dirasa sudah cukup, Pricil mematikan kompor lalu menyiapkan piring besar untuk menyajikan nasi goreng buatannya.

Detik berikutnya ia terkesiap kaget ketika ia merasakan ada seseorang yang memeluknya dari belakang. Wanita itu menunduk dan mendapati tangan kekar milik suaminya sudah melingkar manis diperutnya yang sudah mulai membuncit.

Yep, saat ini Pricil sedang mengandung buah cintanya dan Daniel.

Ketika ia merasa mulai ada yang tidak beres dengan tubuhnya yang sering kali cepat lelah, mudah mengantuk, merasakan mual tiap pagi, dan ditambah lagi Pricil sadar kalau ia sudah telat mens dua minggu. Alhasil hal itu membuatnya kepikiran mencoba untuk tespek.

Dan pas dicek, ternyata dugaannya benar, ia positif hamil. Dada Pricil seketika membuncah bahagia. Ia bahkan sampai menangis haru, tersedu-sedu di dalam toilet kantor.

Tidak hanya sampai disitu, sepulang dari kantor diam-diam Pricil pergi ke rumah sakit untuk memastikannya langsung. Dan setelah melakukan pemeriksaan ternyata benar ia hamil dua minggu.

Akhirnya setelah satu tahun menanti, Tuhan menjawab doanya.

Langsung saja Pricil menyiapkan sebuah kado kecil lalu menaruh tiga buah tespeck ke dalam kotak yang kecil. Kemudian nantinya akan ia berikan pada Daniel dipesta ulang tahun sang suami yang ketiga puluh empat tahun.

Dan saat yang dinantikan pun tiba. Hari itu mereka sekeluarga merayakan pesta ulang tahun Daniel yang diadakan dihalaman belakang mansion. Dengan mengulum senyumnya, Pricil menghampiri Daniel dan memberikan kado kecil yang sudah ia siapkan. Dan disana ia melihat bagaimana reaksi sang suami ketika mendapat hadiah itu darinya.

Suaminya melompat-lompat kegirangan seperti anak kecil sebelum memeluk dan menciumnya penuh cinta. Sama sepertinya, Daniel juga sampai menangis haru menerima kabar sukacita itu dan seketika itu juga mereka langsung banjir ucapan selamat dari seluruh keluarga.

Usia kandungan Pricil saat ini sudah menginjak bulan kelima. Dan menurut hasil USG calon buah hati mereka berjenis kelamin perempuan.

Daniel girang luar biasa begitu tau dia akan mendapatkan anak perempuan, persis seperti apa yang diidamkannya. Sementara Pricil, wanita itu tidak mempermasalahkan jenis kelamin calon buah hati mereka. Baginya yang terpenting ialah bayi yang dikandungnya dalam keadaan sehat.

Si kecil Seyhan juga tak kalah heboh begitu ia mendengar kalau dia akan segera mendapatkan seorang adik. Sama seperti daddy-nya anak kecil itu juga melompat-lompat kegirangan.

Pricil tersenyum haru melihat reaksi putranya yang kelihatan sangat antusias menyambut calon adiknya.

Pricil juga sudah resign dari pekerjaannya pada waktu usia kehamilannya memasuki 3 bulan. Sementara Daniel, ia hanya bisa mendukung dan menghargai apa yang sudah menjadi keputusan Pricil.

"Morning, wife," sapa Daniel serak. Mengecup leher istrinya berkali-kali membuat si empunya refleks kegelian. Tangannya ikut mengusap-usap perut buncit istrinya lembut.

"Morning too, husband," sahut Pricil yang tersipu malu sekaligus merasa geli karena sentuhan Daniel ditengkuknya.

"Kebiasaan deh, selalu ngagetin aku kayak tadi,"

Daniel hanya terkekeh mendengar keluhan yang keluar dari bibir istrinya. Pria itu membalikkan badan istrinya perlahan kemudian mengambil posisi berjongkok, mensejajarkan wajahnya menghadap perut buncit Pricil.

"Good morning, Princess," sapa Daniel pada calon buah hati mereka dan mengecup-ngecup perut Pricil berkali-kali. Yang langsung mendapat respon berupa tendangan kecil dari calon anak mereka di dalam sana.

Senyum mengembang menghiasi wajah Daniel ketika ia mendapat respon dari little princess-nya.

Selain mengusap-usap perut istrinya, berdialog dengan calon anaknya juga sudah menjadi hobi Daniel belakangan ini.

Pricil tersenyum haru memandang suaminya. Dibawanya sebelah tangannya membelai rambut hitam legam milik prianya."Curang! Dia selalu meresponmu, sedangkan aku tidak!" gerutunya sambil memanyunkan bibir.

Daniel terkekeh ringan,"itu karena dia tau aku daddy-nya."

"Aku juga mommy-nya!" balas Pricil tidak mau kalah.

"See, Princess? Mommy-mu cemburu," bisik Daniel geli yang masih dapat didengar oleh Pricil. Wanita itu sontak mendengus geli, memutar bola matanya jengah.

"Sehat-sehat dalam perut mommy ya ,sayang. Daddy's love you so much," ucap Daniel kemudian mendaratkan ciumannya di perut sang istri dalam dan lama.

"Mana morning kiss-ku, love?"

Pricil spontan tersenyum geli mendengar nada manja yang keluar dari bibir seksi Daniel. Selain bucin akut, suaminya itu juga jadi makin manja padanya dan tidak mau kalah dari Seyhan.

Ia sampai dibuat pusing tujuh keliling kalau-kalau dua pria beda generasi itu sudah mulai berdebat memperebutkan dirinya.

Tidak ingin membuat pria yang dicintainya itu menunggu lama, segera ia mencium bibir suaminya penuh cinta. Namun pada saat Pricil akan melepas bibirnya, dengan cepat Daniel malah menahan tengkuknya dan kembali memagutnya penuh gairah.

Daniel memang tidak akan pernah puas melumat bibir manis sang istri yang sudah menjadi candu baginya. Pria itu akan selalu menginginkannya setiap saat. Dasar mesum!

Perlahan cumbuan Daniel semakin merambat ke bawah mencumbu leher Pricil dan membuat si empunya tak kuasa menahan desahannya.

"ah...Daniel.....please jangan tinggalkan......jejak lagi. Apa semalam gak cukup, huh?" desis Pricil mencoba untuk tidak terpancing oleh api gairah.

"I can't get enough of you, my wife....."

Kepala wanita itu mendadak terasa pening karena gairah perlahan mulai menguasai dirinya. Pricil mulai merasa lemas karena cumbuan suaminya itu.

Daniel memang benar-benar tau cara memancing gairahnya.

"Daniel....."

"Hm?"

"Please......."

"MOMMY!!"

Suara Seyhan sontak membuat mata Pricil yang semula terpejam gegara mulai menikmati cumbuan Daniel langsung saja terbuka lebar-lebar.

Wanita itu buru-buru refleks mendorong dada bidang suaminya sekuat tenaga dan membuat pria itu sampai terhuyung ke belakang. Kemudian mengatur kembali penampilannya yang berantakkan gegara ulah suaminya.

Thanks to Seyhan!

Daniel memelotot tak percaya dengan kekuatan istrinya itu.

Disaat bersamaan Seyhan muncul, masuk ke dapur dengan memakai seragam putih-merahnya.

Pricil yang masih terengah-engah menatap garang ke arah Daniel, sementara yang ditatap hanya menyunggingkan senyumannya.

"Urusan kita belum selesai, love. Kita lanjutkan lagi nanti malam, hm?" bisik Daniel sambil mengedipkan sebelah matanya. Pricil sontak melempar delikkan tajam pada suami mesumnya itu.

Buset laki gue tambah umur kenapa tambah mesum sih???

"Good morning, mommy!" sapa Seyhan dengan wajah berseri-seri. Berlari kecil menghampiri mommy-nya.

"Good morning too, my little boy," balas Pricil seraya menunduk, lalu menangkup pipi gembul putranya dan mengecup pipi anak itu penuh kasih sayang.

Seyhan juga balas mengecup pipi mommy-nya kiri dan kanan bergantian.

Detik berikutnya, anak kecil itu beralih memeluk perut Pricil dan menciumnya sebentar, lalu menyapa sang adik didalam perut mommy-nya,"good morning, little sister. How are you today?

Sapaan Seyhan langsung di sambut tendangan kecil oleh bayi yang ada dalam perut Pricil. Raut wajah anak kecil itu seketika tambah berseri-seri lalu beralih menatap mommy-nya dengan mata berbinar cerah,"mommy! Dia gerak!"

Bumil cantik itu tersenyum mengusap puncak kepala putranya,"iya sayang. Itu artinya dia merespon sapaanmu."

"Hey, mana morning kiss daddy?"

Seyhan hanya cengengesan, kemudian segera mencium pipi daddy-nya.

Pricil tersenyum memandang interaksi antara suami dan putranya yang selalu manis dimatanya. Ia pun mengajak mereka untuk sarapan bersama sebelum mereka memulai aktivitas mereka disepanjang hari itu.

🌸🌸🌸

"Mommy, she looks cute," puji Seyhan dengan mata berbinar. Sepasang matanya fokus tertuju pada sosok bayi mungil perempuan yang masih kemerahan dalam buaian mommy-nya.

"Iya, sayang,"

Telunjuk anak kecil itu mulai jail mencolek-colek pipi gembul si bayi yang sedang tertidur pulas. Tapi anehnya bayi perempuan itu tidak merasa terganggu sama sekali oleh ulahnya.

"Mommy?"

"Hm?" gumam Pricil sambil pandangannya tidak lepas dari bayi yang berada dalam dekapannya itu.

"Can i kiss her?" tanya si imut Seyhan, polos penuh harap.

Pricil beralih memandang putranya yang masih setia memandangi bayi mungil tersebut.

"Boleh kok, tapi pelan-pelan ya?" ujar Pricil yang langsung dibalas anggukan antusias dari Seyhan.

Tidak perlu waktu lama, anak laki-laki itu segera memajukan wajahnya kemudian mendaratkan ciumannya tepat dibibir mungil si bayi.

Tepat saat Seyhan melepas ciumannya, bibir bayi mungil itu tiba-tiba mengerut dan detik berikutnya menangis.

Oek...oek....oek!!!

"Ow...stt.stt...sayang. Yah dedeknya nangis," Pricil menimang-nimang tubuh mungil dalam dekapannya, mencoba menenangkan bayi itu.

Wajah Seyhan seketika berubah teduh, nampak merasa bersalah,"i'm sorry mommy."

"Tidak apa-apa kok, sayang."

Tidak lupa suara tangis bayi itu juga berhasil memancing perhatian seseorang yang berada tepat disamping Pricil.

"Aduh.......nangis ya?" tanya Brigitta yang ikutan kaget plus panik mendengar tangisan putrinya. Sementara digendongannya juga ada seorang bayi mungil berjenis kelamin laki-laki yang sedang tertidur pulas, nampak tidak terganggu dengan suara tangisan saudari kembarnya.

"Iya nih, tadi pas habis dicium Seyhan eh malah nangis nih anak lu," kekeh Pricil, Brigitta hanya beroo ria.

"Ya udah mana sini giliran dia gue susuin," kata Brigitta setelah ia menaruh bayinya yang satu lagi ke dalam boks bayi.

"Aunty Ta-Ta, Seyhan mau minta maaf karena sudah membuat Viona menangis," ucap Seyhan menyesal menundukkan kepalanya.

Dua wanita itu spontan saling menatap dan mengulum senyum mereka.

"Oh, gak apa-apa kok, sayang. Dedenya cuma kelaparan," sahut Brigitta.

"Gue mau gendong Vernon dong," pinta Pricil.

"Biarin aja Vernon dibox, dah tidur tuh. Ntar dia nangis lagi, ribet beb!"

Pricil berdecak,"lebay lu!"

Begitu tau Viona sudah pindah tangan ke Brigitta, Seyhan langsung turun dari kursinya dan mendekati Brigitta lalu memilih duduk ditepi ranjang.

Anak kecil itu kembali memusatkan perhatiannya pada Viona yang sedang asyik menyusu dengan mata berbinar.Bayi perempuan itu juga membalas tatapan Seyhan dengan mata bulatnya yang lucu.

Sementara itu Daniel sedang pergi menemani Dion, suami Brigitta untuk ngopi di kantin. Pria itu memang butuh kandungan kafein gegara semalam ia tidak tidur karena menemani istrinya selama persalinan.

Pada saat Pricil tengah asyik mengobrol santai dengan Brigitta, tiba-tiba saja ponsel pintar miliknya berbunyi.

Ia merogoh ponsel miliknya dari dalam tas dan begitu dicek ternyata ada panggilan Video call masuk dari sahabatnya, Jenita.

Tidak seperti dirinya yang bisa menyempatkan diri datang menjenguk Brigitta. Jenita sendiri tidak bisa karena sekarang ini wanita itu sedang berada di Manchester, melanjutkan studi S2-nya di sana.

"Siapa, Sil?" tanya Brigitta penasaran

"Nih, si Jenita," jawab Pricil seraya menekan tombol hijau dan secara otomatis langsung terhubung dengan Jenita.

"Hai, Sil. Lo udah dirumah sakit kah?"

"Hai juga, Jen. Iya gue udah dirumah sakit, nih lagi sama Brigitta,"

"Oh mana, mana? Gue mau liat babies-nya dong?! Kasih HP-nya ke Gitta gih!"

"Elah sabar napa! Si Gitta lagi nyusuin anaknya, dah biar gue aja yang pegang!"

"Ta, nih si Jenita," Pricil menghadapkan layar ponselnya ke Brigitta.

"Hai, Ta. Duh congrats ya, lo udah jadi mama. Gue jadi aunty! Ih bayi lo cantik banget! Jadi pengen gendong!"

"Makasih ya, beb. Makanya pesan tiket gih cepat!"

"Elah! Gue habis ini masih ada kelas oyyy-eh ada Seyhan juga ya? Hai Seyhan, kesayangannya aunty!"

"Hai, aunty Jen-Jen." Seyhan membalas sapaan Jenita. Anak kecil itu melambai-lambaikan tangannya sambil tersenyum lucu di layar ponsel.

"Oh ya bayi lu yang satunya lagi mana? Katanya kembar?"

"Tuh dah tidur di box habis nyusu dia," tunjuk Brigitta, memperlihatkan pada Jenita, bayi laki-lakinya yang berada dalam box bayi.

"Ih ganteng banget. Aduh....duh...pengen cepat terbang ke Indo terus peluk kalian deh, aww!"

"Oh ya Sil? Giliran lo bentar lagi kan?"

"Masih empat bulan lagi, kok," jawab Prici sembari mengelus-elus lembut perut buncitnya.

"Gue doain semoga aman lancar ya, beb," ucap Brigitta tulus.

"Gue juga, Sil. Gue juga udah pengen banget lihat bayi lo lahir nanti. Semoga tidak ada kendala ya nantinya. Aman lancar semuanya," Jenita ikut menimpali.

Pricil tersenyum haru dan langsung mengamini dukungan doa dari dua sahabatnya dan mengucapkan terima kasih.

🌸🌸🌸

4 bulan kemudian.

Pricil perlahan membuka matanya.

Ditengoknya jam digital yang ada diatas nakas.

Jam menunjukkan pukul 02.00 WIB.

Wanita itu mengelus perut buncitnya sambil pandangannya masih setia menatap ke arah jam digital.

Usia kandungannya kini sudah menginjak sembilan bulan. Dan menurut perkiraan dokter, persalinannya masih satu minggu lagi.

Pricil menjilat bibirnya. Entah kenapa ia tiba-tiba ingin makan burger. Tapi bukan burger sembarang burger. Lebih tepatnya, bumil yang satu itu ingin makan burger buatan suaminya.

"Dede lapar ya? Kita bangunin, daddy yuk,"

Seakan setuju dengan ajakan mommy-nya, si kecil bergerak aktif di dalam sana, membuat Pricil sedikit meringis karena tendangan kecil itu.

Pergerakan si kecil didalam sana semakin aktif mendekati due date persalinannya.

"Sayang, bangun. Bangun dong...." panggil Pricil seraya menggoyang-goyangkan lengan kekar suaminya.

"Sayang, bangun,"

"Ngh....ada apa, sayang?" terusik, Daniel akhirnya perlahan membuka matanya. Masih dengan posisi telungkup pria itu menolehkan kepalanya menatap Pricil.

"Sepertinya putri kita lapar. Dan dia ingin makan burger, sayang,"

Daniel menguap sebentar sebelum bangun dari posisi telungkupnya,"princess-nya daddy lapar, hm?"

"Oke fine, aku akan pergi membelinya di restoran cepat saji yang buka 24 jam," ujarnya.

Dengan cepat Pricil menahan lengan suaminya. Spontan membuat pria itu mengangkat alisnya bingung."Kenapa, sayang? Apa ada lagi yang kau inginkan?"

"Um, tapi dedenya bukan mau burger yang itu....."

"Jadi mau apa, hm?"

"Aku ingin makan burger buatanmu, suamiku," pinta Pricil sambil memasang senyum manisnya.

"Are you sure, love?"

Pricil mengangguk penuh antusias.

"Oke oke. Akan kubuatkan burger untukmu," kata Daniel menyanggupi permintaan istrinya. Pricil langsung bertepuk tangan girang seperti anak kecil.

"Tapi aku ikut ke dapur, ya ya?"

"Fine,"

Setibanya didapur, Daniel mulai menggeledah isi kulkas lalu mengambil bahan-bahan untuk membuat burger.

Di saat Pricil tengah memperhatikan Daniel yang sedang memasak burger untuknya, tiba-tiba saja ia meringis sakit ketika merasakan tendangan maha dahsyat dari si kecil diperutnya.

Napas wanita itu mulai terengah-engah. Peluh mulai bercucuran membasahi wajahnya. Rasa sakit diperutnya pun semakin menjadi.

Secara tak sengaja Pricil menyiku gelas kaca hingga ke ujung meja sampai akhirnya gelas tersebut sampai jatuh dan pecah berhamburan di atas lantai.

"Pricillia!"

Wajah Daniel seketika memucat dan panik melihat Pricil meringis kesakitan sambil memeluk perutnya.

Dengan cepat Daniel mematikan kompor kemudian berlari memutari meja menghampiri istrinya yang kelihatan kesakitan.

"Sayang? Ada apa?"

"Pe-perutku sakit sekali. Sepertinya aku mau melahirkan,"

Detik berikutnya Pricil menundukkan kepalanya ketika ia merasakan sesuatu yang basah mengalir turun dari pahanya.

Mata Daniel terbelalak sempurna. Semakin panik pula pria itu,"sayang, ketubanmu sudah pecah!"

"Nak, tadi Ibuk dengar ada suara ri---YA AMPUN NDUK, KAMU KENAPA???"

Rima dan Trisno yang baru keluar dari kamar juga ikutan panik melihat kondisi putri mereka.

"Buk, sepertinya Pricil mau melahirkan sekarang,"

"Lah?? Bukannya satu minggu lagi? Duh.....Ya udah, nak Daniel kamu cepat ke kamar ambil semua perlengkapan yang sudah kalian siapkan, biar Ibu sama Bapak yang tuntun Pricil ke mobil," ujar Rima. 

Meski panik, Daniel tetap berusaha menenangkan dirinya. Dengan sigap ia segera melaksanakan apa yang dikatakan oleh ibu mertuanya itu.

"Buk....uh.....Seyhan....gimana?"

"Seyhan nanti Bapak yang jaga, nak. Ayo pelan-pelan jalannya,"

Pagi itu suara tangis bayi yang memekakkan telinga mengisi seluruh ruangan bersalin yang semula sunyi senyap.

Atas perkenanan dari Yang Kuasa, telah lahir ke dunia seorang bayi perempuan yang sangat cantik.

Pricil tersenyum lemah menatap bayinya yang masih kemerahan bercampur darah itu dibawa oleh suster untuk kemudian dibersihkan dan ditimbang terlebih dahulu. Disampingnya Daniel tak henti-henti memanjatkan puji syukur pada Tuhan. Pria itu mengecup kening istrinya berkali-kali sambil bercucuran airmata haru.

Malaikat kecil yang sudah selama sembilan bulan ini mereka nanti-nantikan kini sudah hadir ditengah-tengah mereka.

Kebahagiaan tak terkira kembali dirasakan oleh pasangan suami-istri itu.

"Selamat ya, Pak, Buk. Bayi perempuan yang sangat cantik, seperti ibunya. Bayinya disusui dulu ya sekalian bonding. " kata sang suster seraya menyerahkan bayi mungil yang sudah dilapisi kain berwarna merah muda tersebut ke gendongan Pricil.

Dengan dada membuncah bahagia, Pricil menyambut bayi perempuan yang baru saja ia lahirkan ke dalam dekapannya.

"Hai, sayang. Ini mommy........." tersenyum haru, Pricil mengelus lembut pipi gembul putrinya.

Seakan meresponi panggilan mommy-nya, bayi mungil tersebut sedikit membuka matanya, tersenyum kecil, sebelum kembali memejamkan matanya.

Daniel tersenyum haru lalu menyelipkan jemarinya dikepalan tangan putrinya. Putrinya spontan menggengam erat telunjuknya."Welcome to the world my little princess. Serena Quenesha Turner. we love you so much," bisiknya lalu mencium kening buah hati mereka.

Beberapa jam setelah persalinan, Pricil akhirnya sudah bisa dipindahkan ke ruang inap. Sementara bayi perempuan mereka masih berada dalam ruang bayi untuk mendapat perawatan khusus terlebih dahulu sebelum di bawa ke ruang inap.

Dalam ruang VVIP itu sudah ada para tetua yang nampak antusias menunggu kedatangan cucu mereka.

"Mommy, mommy. Dimana adikku? I wanna see her,"

"Sabar ya sayang, sebentar lagi suster akan membawa adikmu ke sini," kata Pricil yang sedang berbaring, duduk di atas ranjang. Disampingnya ada Daniel yang selalu menemaninya.

"Huuh. Mereka lama sekali! I want my little sister, mommy," rengek Seyhan membuat semua orang yang ada dalam ruangan itu dibuat gemas dengan tingkahnya yang lucu.

Tidak lama kemudian, pintu ruang inap terbuka lalu muncul seorang suster yang berjalan masuk sambil mendorong sebuah kereta box bayi.

Para tetua sontak saja langsung mengerumuni box bayi untuk melihat bayi perempuan yang baru saja dilahirkan oleh Pricil.

"Duh....cantiknya cucu Ibuk....Selamat ya, nak," puji Rima gemas. Wanita paruh baya itu rasanya sudah tidak sabar ingin menggendong cucunya.

"Iya, Ri. Cucu kita cantik sekali ya. Persis mamanya,"

"Selamat ya untuk kalian berdua. Daniel dan Pricil," ucap Trisno. Markus dan Mariana juga turut memberikan ucapan selamat pada mereka berdua.

"Terima kasih, mama, papa, Ibu, dan Bapak,"

"Cantiknya cucuku......hai sayang......"

Daniel duduk ditepi ranjang sambil merangkul pundak Pricil. Pria itu menaikkan kedua sudut bibirnya keatas membentuk senyuman. Memandang para tetua yang terlihat begitu bahagia dan antusias melihat kelahiran putri kecilnya.

"Grandpa, i wanna see her!" rengek Seyhan mengangkat kedua tangannya keatas meminta gendongan Markus agar bisa melihat adiknya.

Markus segera membawa Seyhan ke dalam gendongannya.

Mata bulat anak laki-laki itu spontan terpaku pada sosok bayi perempuan yang baru saja menguap lucu.

"Is she my little sister?"

"Yes, sweetheart, she's your little sister. Ayo sapa dia,"

"Dia begitu kecil........Hello, my little sister," sapa Seyhan lucu seraya membawa jemarinya mengusap pipi chubby bayi cantik nan mungil itu lalu menciumnya.

Semua orang yang menyaksikan tingkah anak itu kompak tersenyum hangat.

"Si cantik namanya siapa nih?" tanya Mariana sambil menatap cucunya yang sekarang berada dalam buaian Rima.

Daniel dan Pricil saling melempar tatapan lalu tersenyum,"Serena Quenesha Turner."

"Nama yang bagus, son," puji Markus.

Tak lama setelah itu, Brigitta datang menjenguk bersama suami dan bayi kembarnya.

Hingga tiba malam hari semua orang sudah pulang untuk beristrahat. Kini dalam ruangan itu tinggal Pricil, Daniel, Seyhan dan baby Serena.

Daniel menidurkan putranya perlahan di atas tempat tidur yang bersebelahan dengan ranjang Pricil.

Dikecupnya kening anak itu sebentar sebelum pria itu kembali menghampiri istrinya yang sedang menyusui putri mungil mereka."Terima kasih sudah melahirkan Serena. I love you so much my wife," ucapnya sebelum mendaratkan ciuman dikening wanita yang sangat ia cintai itu.

"Sama-sama, suamiku. I love you too...."balas Pricil penuh cinta.

Daniel tersenyum tulus memandangi wajah cantik istrinya yang masih nampak sayu karena efek kelelahan, namun dimatanya Pricil tetaplah cantik dan mempesona.

Daniel semakin mendekatkan wajahnya kemudian memagut lembut bibir istrinya yang langsung disambut sukacita oleh Pricil.

THE END

Akhir kata Jeje mau ngucapin banyak terima kasih buat kalian semua yg sudah mensupport cerita ini dari awal sampai akhir. Baik itu vote ataupun komen dari kalian yg selalu bikin aku tambah semangat buat nulis cerita ini 😘😘😘

Moon maap juga apabila kata-katanya masih amburadul, typo dan lainnya. Mohon maklum ya aku masih amatiran dlm dunia kepenulisan

Mohon maap apabila ending-nya mungkin ada yg tidak sesuai ekspektasi kalian, maap ya hehe...

Buat kalian yg minta ekstra part? Ada kok, tapi nyusul ya soalnya aku sibuk banget belakangan ini gaes 🙏

Oke gaes sekian dulu
Sampai ketemu lagi di cerita Jeje yg baru 👋👋👋

Stay healthy, stay safe

Love,
Jeisa ❤



Seguir leyendo

También te gustarán

242K 15K 42
Gracia Vanya Altezza seorang penulis novel best seller yang identitas aslinya selalu dirahasiakan harus menerima perjodohan konyol yang dijanjikan ol...
328K 13.7K 46
Berawal dari ketemu mantan di penertiban lalu lintas, Rona langsung nilang status polisi disebelahnya. Niatnya ingin mengajak kerjasama malah diajak...
13.2K 588 16
Apa saja sih yang dilakukan keluarga Uzumaki di waktu senggang mereka? Mau cari tahu? Kuy ikuti kisah ini!
170K 9.1K 30
"Dari sekian banyak wanita yang saya kenalkan ke dia, cuma kamu yang deket sama Nada. Itu tandanya dia sayang sama kamu." - Dikta