MAXI

By zaverly83

69.7K 6.9K 975

Maxi seorang badboy idola kampus yang sedang berjuang menyelesaikan pendidikan Postgraduate nya, diminta untu... More

Cloudy Purnama Hasan
Sparkle Maximilliano Alfonso
pertemuan awal
Spanish
Universitat de Barcelona
kesal
akhir pekan
awal
janji
kencan
amarah
rindu
nenek
cemburu
senyum
maaf
weekend
fashionable
Diam
Awkward
again
Jealous
Not Now
Decision
Decision (2)
Kepergian
Jauh
Bertahan
Jatuh
Bangun
Cloudy
aneh
Kembali
awal baru
Bingung
pulang
pudar
Kecewa
Maaf
Pengampunan
Bandara
percaya
Kegilaan
pertahanan
kiss
Janji
The Wedding
First for Everything
rencana
Barcelona
Tak biasa
Resepsi

Foolishness

951 110 12
By zaverly83

Semua sudah masuk ke dalam kamar masing-masing. Eyang putri juga sudah terlelap, tinggal Cloudy dan Oma saja yang masih terjaga di kamar tamu ini.

"Cloudy, Oma dan Eyang Putri sudah terlalu lama disini, tiga hari lagi pesawat papamu akan datang menjemput kami." Ucap Oma.

"Tidak bisakah Oma dan Eyang Putri tinggal disini saja bersama Cloudy? Cloudy kesepian sendirian disini, Oma." Keluh Cloudy memeluk Oma dengan manja.

"Kamu ini sudah mau menikah masih saja manja." Sahut Oma memeluk dan mengusap rambut cucunya.

"Aku belum mau menikah Oma, aku masih ingin berkarir." Ucap Cloudy.

"Cloudy, kamu harus tahu ya bahwa papa, mama, Oma, Eyang Putri, kami semua hanya ingin kamu bahagia. Cobalah buka hatimu dan ikhlaskan Maximus benar-benar pergi dan hanya menjadi kenangan indah masa lalumu saja. Seandainya pun kamu tidak bisa menerima Maxi yang sekarang, setidaknya tetap bukalah hatimu untuk pria lainnya. Jangan terus menutup hatimu nak, Maximus tidak akan mungkin kembali lagi." Nasehat Oma lembut.

"Entah kalian sadar atau tidak, tapi aku sudah beberapa kali mencoba untuk menerima kehadirannya, Oma. Bahkan terakhir aku sudah mencoba untuk memanggilnya dengan Maxi, tapi setiap kali aku mencoba menerimanya aku hanya selalu kecewa. Aku takut Oma, aku takut dia juga akan meninggalkan aku seperti Maxi yang dulu." Sahut Cloudy dengan terisak, airmata mulai mengalir di wajahnya yang tenggelam dalam pelukan Omanya.

Oma semakin erat memeluk cucu kesayangannya itu. Dia sadar bahwa tak mudah bagi Cloudy jika harus kembali menerima kekecewaan seperti di masa lalu, hatinya sudah terlalu rapuh meski diluar dia nampak kuat, acuh dan santai.

"Jangan terlalu memaksakan dirimu nak, biarkan cinta itu datang dengan sendirinya, mengalir dengan apa adanya dirimu dan dirinya, karena mencintai itu adalah hal memberi dan menerima, kau tidak bisa terus menerima tanpa memberi apapun, begitu juga sebaliknya kau tidak bisa terus memberi tanpa menerima apapun." Ucap Oma.

"Kau tak perlu mengusahakan apapun untuk bisa mencintainya Cloudy, jangan memaksa cinta untuk masuk ke hidupmu, kau hanya akan selalu terluka, cukup buka hatimu saja, jika akhirnya cinta yang masuk ke hatimu bukanlah cinta Maxi, tak ada masalah dengan kami semua. Kami hanya ingin kau bahagia Cloudy." Lanjut Oma.

Oma melepaskan pelukan Cloudy lalu menghapus air matanya dan memberinya senyuman hangat, mengisyaratkan bahwa dia sangat mendukung dan akan selalu ada untuk cucunya itu.

"Sekarang istirahat ya, besok kita akan bersenang-senang di peternakan dan tentunya akan sangat melelahkan." Ucap Oma dengan terkekeh, begitupun dengan Cloudy yang juga mulai ikut terkekeh.

Oma pun menarik selimutnya setelah mencium kening Cloudy, dan cucunya itu melangkah ke tempat tidur nya sendiri yang ada di samping bed kedua nenek itu.

Malam sudah semakin larut, namun Cloudy tetap belum bisa memejamkan matanya, membaca dan bermain smartphone tetap tidak membuatnya mengantuk malam ini. Cloudy memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan melangkah menuju ke kolam renang. Dia terlentang di atas rumput yang ada di tepi kolam sambil memandang ke langit yang sepi dari bintang, sama sepinya seperti hatinya bertahun-tahun ini.

Sekilas otaknya seperti mereview setiap jejak kejadian dirinya bersama Maxi, setiap kali Maxi membuatnya kesal, menangis, marah bahkan kecewa dan sepertinya beberapa kali rasa nyeri karena cemburu.

"Mungkinkah aku sudah membuka hatiku tanpa sadar untuknya?" Tanya batin Cloudy pada langit malam, lalu dia mencoba menenangkan dirinya dengan memejamkan matanya.

Beberapa saat kemudian dia merasa ada yang sedang mengawasinya, tidak! Bukan hanya mengawasinya dari jauh, tapi ada hembusan nafas di wajahnya. Dengan rasa takut, Cloudy membuka matanya perlahan dan terkejut sekaligus lega karena itu bukan hantu, tapi Cloudy segera berguling ke samping dan menjauh dari wajah Maxi yang sangat dekat dengan wajahnya itu.

"Sedang apa kau disini?" Tanya Maxi

"Kau yang sedang apa disini?!" Sahut Cloudy balik bertanya dengan sedikit kesal sambil bangun dan duduk.

"Hei, aku melihatmu tertidur disini, makanya aku segera turun kesini, aku pikir kau punya kebiasaan tidur berjalan dalam mimpi!" Ucap Maxi.

"Tidak, aku kalau tidur itu normal! Belum pernah melakukan hal-hal aneh saat tidur!" Kesal Cloudy.

Maxi tersenyum penuh arti mendengar ucapan kesal Cloudy.
"Saat bersamaku nanti, akan aku ajarkan kebiasaan aneh saat tidur padamu." Batin Maxi.

"Kenapa kau tersenyum seperti itu?" Tanya Cloudy menatap heran pada Maxi.

"Tidak, aku tidak tersenyum, lagipula aku tersenyum pada calon istriku sendiri, tidak ada salahnya kan? Bahkan kalau aku mau berbuat lebih pada calon istriku sendiri juga tidak masalah!" Sahut Maxi sambil ikut duduk di atas rumput.

"Calon istri?! Siapa?! Huh!" Kesal Cloudy membuang muka dari Maxi.

"Bukankah kau tadi pagi mengatakan pada Claire bahwa kau adalah tunanganku?" Goda Maxi semakin tersenyum lebar.

Cloudy menghela napas panjang.
"Percuma juga tadi pagi aku membantumu membuat alibi di depan Claire dan membebaskanmu darinya, kalau nyatanya saat malam hari kalian sudah berbaikan lagi. Aku jadi terlihat sangat bodoh!" Gerutu Cloudy, namun senyuman lebar justru semakin nampak di wajah Maxi.

"Apa aku barusaja mendengar pernyataan cemburu?" Goda Maxi menatap Cloudy disampingnya.

Cloudy hanya menghela napas besar, menahan rasa kesalnya yang semakin meledak-ledak di dalam hatinya.

"Hei, apa kau cemburu karena tadi Claire menghubungiku?" Tanya Maxi lagi dengan penasaran.

"Aku mau tidur saja di kamar! Bicara denganmu membuatku sangat lelah!" Sahut Cloudy mengomel sambil berdiri dan berjalan ke arah dalam mansion.

"HEI! KAU BELUM MENJAWAB PERTANYAANKU!" teriak Maxi.

"AKU LELAH!" Seru Cloudy Sambil terus melangkah tanpa menoleh lagi pada Maxi.

"Aku tak akan pernah lelah padamu Cloudy." Ucap Maxi pelan pada dirinya sendiri sambil tersenyum.

"Maxi.... a..aku... tak. bi..sa. ber.napas."
Terlintas kalimat Cloudy tadi.

"Mungkinkah dia tadi memanggilku dengan panggilan Maxi? Atau aku salah dengar?" Tanya Maxi pada sendirinya lagi.

"Sebaiknya aku tanyakan padanya besok." Ucap Maxi lalu beranjak berdiri dan kembali masuk ke mansion.

❤️❤️❤️❤️❤️

Pagi hari semua sudah bersiap untuk sarapan dan segera berangkat ke peternakan, namun Maxi masih belum bisa dibangunkan meski beberapa pelayan sudah mencoba untuk mengetuk pintu kamarnya dan memanggilnya.

"Aunty, biar saya yang coba bangunkan dia." Ucap Cloudy saat pelayan yang terakhir turun tanpa hasil lagi, sedangkan sarapan mereka sudah selesai.

"Baiklah, maaf merepotkan dirimu Cloudy." Sahut Retta.

"Tidak apa Retta, Cloudy sekalian berlatih untuk membangunkan suaminya." Ucap Oma dan Cloudy hanya menghela napas panjang saat yang lainnya justru tersenyum mendengar ucapan Oma.

Cloudy pun naik ke lantai atas dan mulai mengetuk pintu kamar Maxi, lalu mencoba membuka pintu kamar itu. Gelap karena jendela kamar itu ternyata belum ada yang berani dibuka oleh para pelayan.

Cloudy pun segera membuka penutup jendela, dan seketika kamar menjadi sangat terang, bahkan sinar matahari langsung menyilaukan pandangan mata. Maxi pun segera menggeliat karena cahaya menyilaukan menyerang matanya yang tertutup.

"Astaga! Tutup lagi jendelanya! Siapa yang menyuruhmu membuka tirainya!" Seru Maxi masih mengira Cloudy adalah salah satu pelayannya.

"Hei! Semua orang sudah menunggumu di bawah! Cepatlah bangun dan bersiap! Kita akan pergi ke peternakan! Tidak baik membuat para orang tua menunggumu!" Sahut Cloudy berseru pada Maxi.

Maxi pun tersenyum saat menyadari bahwa itu adalah suara Cloudy yang membangunkannya pagi ini.

"Kupikir kau ini gadis yang pendiam, ternyata saat melakukan tugas istri, kau ini termasuk istri yang pemarah." Keluh Maxi menggoda Cloudy.

"Aku bukan istrimu! Aku melakukan ini hanya karena semua pelayanmu sudah menyerah membangunkanmu! Cepatlah mandi dan bersiap!" Omel Cloudy lagi.

Maxi pun tersenyum menatap Cloudy yang berdiri di samping tempat tidurnya.

"Cepat bangun! Kami semua menunggumu di bawah!" Seru Cloudy lalu melangkah ke arah pintu untuk keluar dari kamar Maxi.

Maxi segera melompat bangun dan mengejar langkah Cloudy, menutup pintu kamarnya sebelum Cloudy mencapai ke pintu itu.

"Minggirlah! Apa kau tidak malu hanya memakai celana boxer di hadapanku?!" Seru Cloudy dengan tatapan canggung.

"Tanpa boxer sekalipun aku tidak malu berdiri di depan istriku." Goda Maxi lagi.

"CK! Dasar orang gila!" Omel Cloudy akhirnya hanya mampu menatap ke langit-langit kamar.

"Cloudy, boleh aku tanya sesuatu?" Tanya Maxi lembut

"Ya." Sahut Cloudy singkat

"Apa semalam kau benar memanggilku Maxi?" Tanya Maxi dengan sedikit ragu namun penasaran.

Cloudy terkejut dan menatap ke mata Maxi, namun hanya diam tak mampu menjawab.

"Ternyata dia mendengarnya, kupikir dia tak mendengarnya." Batin Cloudy.

"Tidak, kau pasti salah dengar." Sahut Cloudy namun dengan menundukkan kepalanya.

"Kenapa?" Tanya Maxi.

"Apanya yang kenapa?" Cloudy balik bertanya sambil mengangkat wajahnya lagi menatap Maxi.

"Kenapa kau harus berbohong?" Tanya Maxi.

"Aku tidak berbohong." Sahut Cloudy dan kembali menundukkan kepalanya.

Crep, Bugh!

Maxi segera menarik lengan Cloudy dan memutar posisi mereka, mengurung Cloudy diantara pintu dan tubuhnya.

"Apa yang akan kau lakukan? Orangtuamu dan kedua nenekku menunggu kita di bawah!" Tanya Cloudy terkejut.

"Kau tahu? Kau gadis yang tak pandai berbohong! Jadi jawab aku dengan jujur jika kau ingin kita cepat selesai!" Sahut Maxi.

"Baiklah, kita selesaikan ini dengan cepat! Ya! Aku memang memanggilmu Maxi, puas?! Sekarang selesai, biarkan aku keluar!" Ucap Cloudy penuh keberanian.

"Satu pertanyaan lagi! Ingat! Jawab jujur! Maka kita akan cepat selesai! Apa itu artinya kau sudah membuka hatimu untuk menerimaku sebagai pengganti Maxi di masa lalumu?" Tanya Maxi.

Cloudy menghela napas kesal dan berat.
"Baiklah, setelah ini biarkan aku keluar!" Sahut Cloudy dan Maxi mengangguk setuju.

Cloudy kembali menghela napas panjang dan berat.
"Ya! kau pasti tak pernah menyadari kalau aku sudah beberapa kali mencoba membuka diriku dan menerima kehadiranmu, mencoba melihat sisi positif darimu, tapi setiap kali aku mulai mencobanya aku langsung berakhir dengan kecewa, bahkan semalampun kau justru kembali berhubungan dengan Claire, setelah siangnya aku dengan gila dan bodohnya mengklaim kau adalah tunanganku! Dan bahkan memanggilmu dengan nama bodoh itu! Tapi tenanglah, saat ini aku sudah bisa menerima semuanya, jadi kau tak perlu merasa bersalah atau kasihan padaku. Sekarang tolong lepaskan aku!" Ucap Cloudy dengan tenang padahal hatinya sangat tidak tenang.

"Te amo." Bisik Maxi lalu melepaskan kurungan tangannya terhadap tubuh Cloudy. Maxi berjalan dan masuk ke kamar mandi, dengan senyuman di wajahnya tanpa diketahui oleh Cloudy yang masih berdiri diam di belakang pintu kamar.

Jantung Cloudy berdegup kencang, namun napasnya tercekat seakan berhenti bernapas mendengar bisikan Maxi barusan di telinganya. Meski bahasa Spanyol Cloudy masih level beginner, tapi dia paham betul apa arti kata yang diucapkan Maxi barusan.

Cloudy segera menggelengkan kepalanya sendiri untuk mengembalikan kesadarannya, dan langsung bergegas keluar dari kamar Maxi.

"Bagaimana Cloudy? Apa Maxi berhasil dibangunkan?" Tanya Retta saat melihat Cloudy sudah kembali di lantai dasar.

"Sudah aunty, dia sedang mandi." Sahut Cloudy mencoba tenang dan bersikap biasa.

"Ada apa? Kenapa wajahmu seperti barusaja melihat hantu?" Bisik Oma yang sangat menyadari perubahan sikap Cloudy.

"Tidak ada Oma, aku hanya terkejut karena melihat dia bangun dengan memakai boxer saja." Sahut Cloudy juga berbisik pada Omanya, membuat Oma nya seketika harus menutup mulutnya untuk menahan tawanya.

"Te amo." Bisikan Maxi kembali terlintas di otak dan telinga Cloudy, membuat perasaannya tak menentu.

"Dasar bodoh! Jangan tertipu Cloudy! Dia semalam pasti sudah berbaikan dengan Claire! Jadi kau jangan menganggap ucapannya tadi! Jangan bodoh Cloudy! Dia tidak akan mungkin suka dengan gadis nerd dan kampungan sepertimu!"
Batin Clody terus mengingatkan dirinya sendiri.

"Ya! Aku tidak boleh menjadi bodoh dan percaya pada ucapannya! Semalam buktinya dia meninggalkan aku dan memilih untuk menerima panggilan telepon dari Claire! Dia pasti sedang membodohiku!" Batin Cloudy lagi.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Waduh Maxi, kamu terima telepon Claire buat apa sih?!

Siapa nih yang bodoh disini?

Vomments terus ya 🙏🙏🙏🙏

Continue Reading

You'll Also Like

709K 69.5K 49
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
425K 17.2K 81
WARNING 21+ No. 02 di Action (26 Maret 2023) Cerita dark romence yang berawal dari sebuah insiden di mana kapal pesiar mewah Symphony Of The Seas kar...
1.6M 7.5K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. πŸ”žπŸ”ž Alden Maheswara. Seorang siswa...
73.7K 4.4K 66
Judul: LOVEGUARD Genre: Romantis Komedi Dewasa (18+) Status: Tamat Cerita Kedua dari Seri "The Surprise" Buat yang belum dewasa, sangat tidak disara...