NA DAY'S | Na Jaemin [END]

By mtaadnidp_

104K 9K 399

❝Untukmu yang selalu bersamaku, tapi maaf❞ ‟Selamat jalan Na, semoga bahagia di sana" ❝Na Jaemin, seorang lak... More

prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Epilog

12

1.8K 205 11
By mtaadnidp_

Dua hari kemudian, tibalah hari olimpiade akan di laksanakan.

Dengan semua persiapan yang Jaemin kumpulan selama dua hari berturut-turut. Olimpiade ia ikuti dan berhasil meraih skor tertinggi.

Dan seperti dugaannya, kalau kakaknya akan mengikuti olimpiade sains itu tidak salah.
Bahkan Jaemin sendiri tidak meragukan kemampuan kakaknya dalam mata pelajaran sains. Pasti setiap kakaknya mengikuti olimpiade sains ia selalu pulang dengan membawa sebuah penghargaan.

Jaemin menatap lekat piala dan juga piagam yang ia pegang, dalam hati ia merasa senang dan juga ada sedikit rasa kecewa.

Kemudian Jaemin membuka pintu rumahnya dengan tangan yang masih memegang piala dan juga piagam.

Jaemin sedikit terkejut, setelah membuka pintu, ia mendapati semua anggota keluarganya tengah duduk melingkar di meja makan. Tak lupa dengan berbagai jenis makanan yang tersusun rapi di atas meja.

Jaemin memang sudah menduga akan hal ini. Setiap kakaknya Taeyong memenangkan olimpiade, pasti keluarganya akan mengadakan acara makan-makan sebagai perayaan dari kemenangan Taeyong.

Tapi Jaemin juga tak menyangka jika orang tuanya akan membela-belakan tidak pergi ke kantor. Padahal setahu Jaemin orang tuanya itu adalah tipikal orang tua yang gila kerja.

Saat keluarganya menyadari keberadaan Jaemin. Dengan cepat Jaemin segera menyembunyikan piala dan juga piagam yang ia bawa, di balik tubuhnya.

Bukanya apa-apa tapi Jaemin tau respon keluarganya jika ia membawa piala. Orang tuanya pasti tidak akan percaya jika Jaemin memenangkan lomba. Yang ada malah orang tuanya akan menuduhnya melakukan penyogokan.

Irene pun berdecih ketika melihat Jaemin berdiri di sana.

"Jadi orang tu kaya Taeyong pulang dari sekolah bawa penghargaan, ngeharumin nama keluarga. Gak kaya situ yang bisanya cuma berantem doang" Sindir Irene.

"Kamu seharusnya contoh Taeyong, dia bisa ngebanggain kita. Sedangkan kamu apa? Brandal!" Ujar Donghae dengan penekanan di akhir kalimat.

Sedangkan Jaemin ia hanya menunduk mendengarkan kalimat-kalimat sarkas yang orang tuanya ucapkan.

"Sudah pergi kamu dari sini, mengganggu orang makan saja" Usir Irene.

Jaemin mengangguk kecil kemudian pergi ke kamarnya. Dengan keadaan masih berupaya menyembunyikan benda yang ia pegang.

Setelah Jaemin membuka pintu kamarnya, kemudian ia menaruh piala dan piagam nya di atas meja belajar. Lalu ia berjalan ke arah lemari pakaiannya kemudian mengambil sebuah kotak berwarna hitam.

Jaemin membuka kotak itu yang ternyata isinya adalah berbagai jenis piagam penghargaan yang ia dapatkan.

Jaemin memasukkan piagam yang baru saja ia dapatkan dan menumpuknya di bagian atas.

Setelah memasukkan piagam nya kedalam kotak, ia langsung menutup kembali kotak itu dan mengembalikannya ke dalam lemari.

Jaemin menatap piala nya yang masih berada di atas meja. Kemudian ia mengambil piala itu dan berjalan ke arah ranjangnya.

Ia berjongkok di samping ranjang tidurnya, lalu menaruh piala itu bersamaan dengan beberapa piala yang sudah mulai berdebu.

Jaemin menyimpan semua pialanya di bawah kolong tempat tidurnya. Berbeda dengan kakaknya, yang sudah di belikan lemari khusus untuk menyimpan semua piala yang ia bawa pulang.

Setelah Jaemin menaruh piala nya, kemudian ia beranjak dan duduk di meja belajarnya. Entah kenapa sepertinya ia ingat sesuatu.

Yera keluar dari kamar mandi, ia baru saja membasuh mukanya.

Kemudian Yera menghembuskan nafasnya jengah lantaran melihat seisi kamarnya yang berantakan.

Heejin dan Yeonhee juga baru pulang dari rumah Yera setelah seharian mereka mengacak-acak kamar Yera.

Yera memilih untuk merebahkan dirinya di atas ranjang, kemudian memainkan handphonenya.

Tak lama tiba-tiba notifikasi dari line berbunyi. Yera segera membuka aplikasi line nya. Matanya menyipit ketika ia tidak mendapati nama pengirimnya.

Yera mengabaikan line itu dan menaruh handphonenya di sebelahnya. Tak lama notifikasi linenya kembali berbunyi masih dengan pengirim yang sama.

"Siapa sih?" Tanya Yera pada dirinya sendiri.

Pada akhirnya Yera membuka line itu.

Line

|Selamat siang menjelang
sore
|Sedang apa?
14:47
|Apa aku mengganggu?
14:49

Siapa?|
14:50

|Kau tidak mensave line
ku ternyata
14:50

......?
14:50

"Siapa sih" Batinnya.
"Bentar-bentar kalo dari cara ngetiknya kayaknya..."

......?
14:50
Nana?
14:53

|Iya
14:53

Astaga Na kenapa|
Gak bilang dari tadi
Dapet ID line ku dari|
mana?
14:54

Nana🌈
|Hehe
|Rahasia
14:55

Yah main rahasia"an ni|
14:55

Nana🌈
|😲
14:55

Kenapa Na?|
14:55

Nana🌈
|Tidak apa-apa 😅
lucu saja
14:56


Haha ada"aja sih Na|
14:57

Nana🌈
|💩
|🙏🙏
14:58


Yera terkekeh ketika melihat isi chat dari Jaemin yang isinya hanya stiker-stiker.

Apa sih Na kok kamu|
lucu😆
15:00

Nana🌈
|Kepencet maaf
15:00


Btw Na, selamat ya|
Kamu hebat tadi
15:01

Nana🌈
|Tidak terlalu hebat
15:02

Pasti orang tuamu|
Bangga punya kamu
15:02

Nana🌈
|Sudah dulu ya
nanti malam kita lanjut
lagi
|Aku harus pergi
15:05

Ya sudah bye|
15:06

Nana 🌈
|Byee🤸
15:06
Read


Yera kembali terkekeh ketika mendapat chat terakhir dari Jaemin.

"Kenapa harus ada stiker orang saltonya coba?" Ujar Yera di sertai dengan kekehan kecil.

Jaemin meletakkan handphonenya, ia baru ingat kalau ia harus pergi ke suatu tempat.

Jaemin menuruni satu persatu anak tangga. Ia bisa melihat kakak-kakaknya sedang menonton TV.

Jaemin berjalan ke arah dapur mengambil dua lembar roti dan mengolesinya dengan selai cokelat kesukaanya.

Kemudian ia mengambil tupperware miliknya yang berwarna hitam di bagian wadah dan putih di bagian tutupnya dengan gambar kelinci dan tupai yang menghiasinya, lalu ia memasukkan roti itu kedalamnya.

Roti itu memang ia siapkan untuk dirinya, ia akan memakannya, tapi nanti tidak di rumah.

Jaemin berjalan ke arah kakak-kakaknya untuk berpamitan.

"Aku akan pergi, papa dan mama pasti sudah kembali ke kantor, kalau begitu bilang saja pada mereka. Jangan suruh mereka memarahi ku, karena aku sudah berpamitan dengan kalian. Mianhae hyung" Pamit Jaemin.

"Gak usah pulang aja sekalian" Teriak Taeyong ketika tubuh Jaemin sudah menghilang di balik pintu.

"Apa maksudnya jangan suruh papa mama marahin dia" Lanjut Taeyong dengan nada suara yang sudah biasa.

"Anak itu selalu saja, pergi seenaknya" Ujar Jaehyun.


Jaemin memasuki area tempat dimana tidak ada seorang pun di sana. Suasana yang sunyi hanya terdengar suara jangkrik yang saling bersahut-sahutan.

Jaemin berjalan melewati beberapa gundukan-gundukan tanah yang terjajar rapi di sana.

Iya, disini lah Jaemin sekarang, di pemakaman kota.

Ia terus berjalan dengan tangan membawa dua buket bunga Lily putih. Hingga langkahnya terhenti ketika ia sudah sampai pada dua gundukan tanah yang memang menjadi tujuannya.

Ia menatap lekat satu persatu makam itu. Ia berjongkok kemudian menaruh satu persatu bunga lily di atas dua gundukan tanah itu.

Kemudian Jaemin duduk di samping salah satu makam itu. Dengan tangan membersihkan rumput-rumput yang tumbuh diatasnya.

"Bunda apa kabar? Jaemin rindu" Ucap Jaemin pada salah satu makam, yang tak lain adalah makam bundanya.

"Sudah lama ya kita tidak bertemu, Jaemin rindu, rindu masakan bunda, rindu pelukan bunda, rindu bunda neriakin nama Jaemin, intinya Jaemin rindu" Ujar Jaemin yang tak ia sadari matanya mulai mengeluarkan air mata.

"Oya, kali ini Jaemin kesini tidak untuk bercerita akan hari-hari yang Jaemin alami seperti biasanya saat Jaemin berkunjung ke sini. Tentu saja Jaemin sudah bosan akan hal itu"

"Bunda, hari ini Jaemin mengikuti olimpiade di sekolah, dan Jaemin berhasil meraih skor tertinggi"

"Jaemin pulang membawa piala juga piagam, tapi seperti biasa pialanya Jaemin simpan di kolong kasur. Tidak apa-apa kan bunda?"

Kemudian setelah itu, Jaemin beranjak dan pindah ke sebelah makam yang satunya lagi.

Tangannya menyapu nisan yang mulai tertutup oleh debu.

"Hai Jisung~a" Sapannya.

"Sudah lama kita tidak bertemu, kira-kira sudah berapa lama ya?" Jaemin tampak berpikir sebentar. "Ah intinya sudah lama sekali" Lanjut Jaemin.

"Bagaimana kabarmu di sana?"

"Aiya, kau pasti baik-baik saja disana, karena kau bersama bunda" Jawabnya sendiri.

"Kau tau! Aku sangat kesal denganmu, kenapa kau pergi menemui bunda tanpa mengajakku?. Ah sudahlah, titipkan saja salam untuknya"

Jaemin tampak diam sebentar setelah mengatakan itu, dan kemudian ia melanjutkan ucapannya.

"Jisung~a, apa kau ingat? Dulu kita selalu pergi ke sini bersama, hanya untuk menemui satu makam"

"Tapi kau tau, sekarang aku kesini sendirian untuk menemui dua makam sekaligus, tanpa ada yang menemaniku" Ujar Jaemin.

Jaemin menghembuskan nafasnya mengelap sisa-sisa air mata di pipinya.

"Ya sudah kalau begitu, bunda, Jisung, aku pamit dulu, lain kali aku akan berkunjung lagi" Pamit Jaemin pada kedua makam itu.

Kemudian Jaemin berjalan meninggalkan area pemakaman.

_tbc_







Continue Reading

You'll Also Like

204K 20.1K 20
❝Dream... Bukan mimpi yang ku maksud di sini. Tetapi... NCT.❞ °Start 03.03.20 [END] copyright 2020 by fielitanathh
75.5K 6.9K 50
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
15.9K 1.8K 47
"Sebenernya kita semua ini aslinya pintar, baik hati dan tidak sombong ko. Cuma karna ketutupan sama muka bengis nan begal-ablenya sunwoo aja makanya...
1.2K 488 24
[COMPLETED] Sebuah ketidaksengajaan yang berujung kemalangan membawa mereka ke dimensi lain. Mereka harus menuntaskan sebuah misi agar bisa kembali k...