-Happy Reading-
Lily sudah sampai di rumah Natha dan juga Aiden-Orang tua Lily. Dia segera keluar dari mobil dan berlari ke dalam. Natha yang sedang membaca majalah seraya duduk pun terkejut saat mendapati putri nya yang berlari dan langsung memeluk nya.
"Lily kenapa sayang?" tanya Natha pada Lily yang sekarang sudah berada di pelukannya. Lily menangis tersedu-sedu di pelukan Natha. Dia mengeluarkan segala air mata yang selama ini ia tahan.
"Ma, emang Lily salah ya?" tanya Lily menatap Mama nya. Natha bingung, Lily kenapa?
"Enggak sayang, Lily gak salah, Lily cerita ayo sama Mama." ujar Natha memegang kedua tangan Lily. Natha menatap sedih putri nya, Natha yakin, banyak sekali kesedihan-kesedihan yang di pendam anaknya ini.
"Lily harus apa Ma? Karier Lily udah hancur, Cinta Lily juga hancur, nama baik Lily juga udah hancur ma." ujar Lily membuat Natha seperti orang tua yang tak becus. Selama ini Natha tak menyadari jika putrinya ini banyak sekali masalah yang ia pendam.
"Ma, kirim Lily ke Aussie." ujar Lily seraya menunduk. Natha tersenyum, dia jadi teringat bagaimana Lily waktu kecil jika Natha memarahinya, pasti Lily akan menunduk seperti ini.
"Sayang.., liat mama." ujar Natha memegang kedua pipi Lily, membuat Lily mendongak menatapnya.
"Setiap orang pasti punya masalah, dan kita harus menyelesaikannya, bukan malah lari dari masalah itu. Lily harus bongkar semuanya, Lily harus selamatin semua yang udah hancur, Lily harus perbaiki semuanya." ujar Natha meyakinkan Lily. Lily terdiam sebentar, apa mungkin dia bisa?
"Ma, jangan kasih tau temen-temen kalo Lily bakal minep disini untuk beberapa hari." ujar Lily kemudian dia berjalan cepat naik ke lantai atas dimana kamarnya dulu.
•••
Rayyan memasuki rumah Lily dan teman-temannya dengan cepat tanpa mengetuk pintu atau pun memencet bel. Hal itu membuat Gladis, Alice, dan Chelsea yang sedang menonton TV terkejut karena nya.
"Ehh apa-apaan lo main masuk-masuk rumah orang aja!" bentak Gladis menahan Rayyan untuk tidak naik ke lantai atas.
"Mana Lily?" tanya Rayyan pada Gladis, membuat Gladis bingung.
"Dia ke kantor lah." ujar Chelsea yang sedari tadi memperhatikan di tempatnya.
"Lilyy! Lyy!" teriak Rayyan berusaha memastikan bahwa Lily ada di atas atau tidak. Namun tiba-tiba Cinta yang kamarnya terletak di samping kamar Lily pun keluar.
"Apaan sih! Lily gak ada!" teriak Cinta seraya menatap lantai bawah. Sudah ada Gladis yang berada di depan Rayyan menahan Rayyan. Sedangkan Chelsea dan Alice yang berdiri di tempatnya seraya memperhatikan Rayyan.
Lalu Rayyan kembali keluar dengan berjalan cepat. Dia ingin secepatnya menemukan Lily. Rayyan menjalan kan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju gedung kantor. Tanpa membutuhkan waktu lama Rayyan sudah sampai dan segera keluar dari mobil. Namun saat dia akan mulai memasuki gedung, tiba-tiba Juna yang baru keluar pun langsung memukul wajah Rayyan. Serangan tiba-tiba dari Juna membuat Rayyan terkejut memegangi pipinya yang mulai memar.
Saat Juna ingin kembali melayangkan pukulan, tiba tiba Diva datang menahan Juna untuk tidak kembali memukul Rayyan.
"Stopp! Apa-apaan sih lo Jun!" ucap Diva pada Juna yang sepertinya sudah diujung emosi.
"Pergi lo dari situ." ujar Juna dengan nada rendah pada Diva. Dengan yakin Diva menggeleng.
"Enggak! Gue gak bakal biarin lo mukul Rayyan seenak nya!" ucap Diva. Orang-orang kantor yang sedari tadi hanya lewat pun sekarang mulai berhenti memperhatikan mereka dari jauh.
"Pergi Diva!" ucap Juna dengan nada tinggi. Jangan sampai kesabaran Juna habis, jika tidak habislah Diva sekarang.
"Gue bilang enggak ya enggak!" balas Diva tak kalah tinggi. Telak, habis lah Diva sekarang. Juna sudah tak tahan melihat penderitaan Lily selama ini.
"Gak usah sok ngebela! Gue tau lo yang udah nabrak Mama nya Rayyan sampe koma!" deg. Diva panas dingin di tempatnya. Sedangkan Rayyan sangat terkejut mendengar nya.
"G-gak usah ngawur deh lo!" sergah Diva terbata-bata. Juna terkekeh kecil mendengarnya, setelah itu dia mengambil ponsel di sakunya, dan menunjukkan sebuah video kepada Diva dan Rayyan.
Di Video itu ada Lily yang keluar dari mobil dan langsung menangis membangunkan Qillen, sedangkan kan Diva hanya menurunkan jendela untuk melihat Qillen dan Lily, lalu pergi dengan kecepatan kencang.
"Lo kira gue gak liat waktu lo bekap mulut Lily dan paksa Lily buat masuk ke mobil lo?!" ujar Juna yang sudah naik pitam, dia harus membongkar semuanya sekarang.
Rayyan menatap Diva seraya tangan terkepal di sisinya, urat-uratnya mulai terlihat di leher maupun tangan. Sedangkan Diva memegang tangan Rayyan yang terkepal kuat seraya menyela.
"Ray! Tolong jangan penjarain aku Ray.., aku bisa jelasin semuanya ke kamu." ucap Diva dengan wajah takutnya, namun sebisa mungkin dia membujuk Rayyan.
"Orang kaya lo gak pantes di kasianin, ikut gue!" ucap Rayyan seraya menarik tangan Diva, dengan cepat Diva melepaskan dan lari kabur dari Rayyan. Rayyan dan Juna mengejar Diva, hingga saat berlari di jalan, Diva di tabrak sebuah mobil hingga dia terguling tidak sadarkan diri.
"DIVA!" teriak Rayyan dan Juna bersamaan. Mereka buru buru menyelamatkan Diva, sedangkan mobil yang menabrak sudah kabur sangat jauh.
•••
Lily sedang meminum jus yang baru ia buat tadi, tiba-tiba gelasnya jatuh saat Lily menaruhnya tidak pas di atas meja membuat Lily tersentak kaget.
"Astagfirullah." ucap Lily refleks.
"Kok perasaan gue gak enak ya?" ucap Lily pada dirinya sendiri. Natha yang terkejut mendengar suara gelas jatuh tadi pun segera pergi ke dapur.
"Ada apa Ly?" tanya Natha yang berjalan tergesa-gesa. Lily menoleh menatap Mama nya.
"Kok perasaan Lily gak enak ya Ma?" ujar Lily pada Natha. Natha tampak berfikir sebentar.
"Mungkin kamu kecapek an sayang." balas Natha.
"Yaudah kamu tidur aja, biar ini Bi Sumbi yang beresin." lanjut Natha lagi. Lily mengangguk seraya berjalan ke arah kamarnya. Natha memperhatikan Lily yang sudah masuk ke kamarnya, perasaannya juga sama tak enak.
Saat di kamar, Lily baru membuka ponselnya, sudah banyak sekali chat dan telfon yang masuk. Lily beralih ke aplikasi WhatsApp nya yang sudah banyak pesan.
Sobat Ambyar.
Gladisa Melody : LILYYY!! LILYY MANA LILYYYY!
Chelsea Louisa : Lily!! Lo dimana belom pulang?!! Ada berita penting!!
Archela Cintaliza : Jangan suka ngilang tiba-tiba kaya dia deh Ly!!
Gladisa Melody : Anjir malah bucin
Alice Gatsha : Berita apaan woi
Jeremy Miranda : 2
Jeslyn Gritte : Kita serumah tapi kaya jauhan anjir, berita naon sii, gue gak tau
Chelsea Louisa : Makanya jangan kudet
Gladisa Melody : Barusan Gerry telfon gue, katanya Diva kecelakaan, dan Rayyan juga baru tau kalo yang tabrak Mama nya itu Diva!!!
Chelsea Louisa : Iya anjirrr kaget gue!!!
Jeslyn Gritte : OHH NOOO MAMPUS
Jeremy Miranda : Udah tau btw sksksk
Archela Cintaliza : Yaiyalah Rei yang kasih tau, lah gue siapa? Aksa? Chattan aja jarang, sekalinya chattan Y, O, lg ap
Alice Gatsha : Serius beritanya dis?
Alice Gatsha : HAHAHAHA PACAR YANG GAK DIANGGEP LO CIN
Archela Cintaliza : Dimana lo anjing, kalo deket gue depak lo:)
Jeslyn Gritte : WOII HARUS PESTA WOII, SI DIVA BENTAR LAGI DEATH
Jeslyn Gritte : Astagfirullah, ketikan gue haram banget
Jeremy Miranda : Hahahaha
Gladisa Melody : Lilyyy!! Lily mana woiii!!!
Gladisa Melody : Pokonya kalo Lily balikan sama Rayyan, gue gak restuin, udah keburu eneg gue sama dia
Alice Gatsha : Gak boleh gitu, biar Lily yang nentuin pilihannya sendiri
Jeremy Miranda : 2
Lily terkejut saat mengetahui Diva yang kecelakaan, entah kenapa Lily malah khawatir takut terjadi sesuatu pada Diva. Bukannya harusnya dia senang kan?
•••
-Thankyou-
Satu persatu kebongkar.
Gada pict lagiiiii