AILEEN

By Miaameliawardan

1.6K 151 37

Aileen Arsenio Prahaja, seorang lelaki yang terlahir tampan tapi tak pernah mempunyai kekasih itu kini tengah... More

1.
2.
3.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.

4.

70 7 1
By Miaameliawardan

"Duduk kalian bertiga." Titah pak Deni.

Aileen, Galang, dan Reano pun duduk di hadapan pak Deni.

"Apa apaan kalian bertiga ini, hah?!" Tanya pak Deni.

"Mau jadi apa kalian bertiga bertengkar sesama satu sekolah?!" Sambungnya.

"Kamu, Aileen?! Apa apaan kamu memukuli Reano?! Mau jadi so pahlawan kamu?!" Tanya pak Deni pada Aileen.

"Iya, pak. Saya mau jadi pahlawan bagi adik saya sendiri, apa itu salah?" Tanya Aileen.

"Apa bapak diem aja kalo salah satu anggota keluarga bapak ada yang nyakitin?" Tanya Aileen lagi.

Galang pun memegang tangan Aileen. Aileen pun menoleh ke arah Galang yang tengah menunduk.

"Ya tapi bukan dengan cara bertengkar juga! Bertengkar tidak akan menyelesaikan masalah, Aileen!" Bentak Pak Deni.

Aileen yang memang sudah habis kesabaran pun tak kuasa menahan emosinya lagi.

BRAKK!

Aileen menggebrak meja pak Deni. "Terus gue harus ngapain? Bilang sama lo yang belum tentu peduli sama masalah adek gue?! Adek gue jadi bahan perundungan, dan gue gak bisa diem aja!" Bentak Aileen membuat ruangan pak Deni begitu hening.

"Gue bisa nuntut sekolah ini kapan pun gue mau atas perundungan adek gue." Sambung Aileen seraya menarik tangan Galang keluar dari sana.

Tapi sebelum keluar dia sempat berpesan pada Reano. "Dan khusus buat lo, hidup lo gak akan tenang setelah ini." Ucap Aileen penuh penekanan.

"Leen, gimana?" Tanya Ranu khawatir.

Aileen tak menjawabnya sedikit pun, dia tetap menarik tangan Galang ke kelasnya. Tentu saja Ranu dan Jeki mengikutinya.

"Buka baju lo, dan pake hoodie gue." Titah Aileen pada Galang.

Galang pun menuruti perintah kakak nya itu.

Aileen tampak memejamkan matanya sejenak. "Lo kenapa gak pernah cerita kalo selama ini lo sering dapet perundungan dari si Reano?!" Tanya Aileen dengan emosi yang masih meluap-luap.

Ranu yang berada di samping Aileen pun menepuk bahu Aileen. "Pelan-pelan." Ujar Ranu.

Aileen tampak mengatur nafasnya. "Lang? Kenapa?" Tanya Aileen.

Galang masih menunduk dan terdiam.

"Kalo mama liat ini dan nangis, gue ngerasa diri gue gagal jadi kakak yang baik buat lo." Ucap Aileen.

"Lo kenapa sih gak pernah mau jujur sama gue? Gue ini kakak lo, Lang."

"Gue tau, walaupun lo sering ngeselin tapi gak akan pernah ngerubah rasa sayang gue ke lo sebagai kakak." Sambung Aileen begitu dewasa.

Diam-diam Galang meneteskan air mata. "Ini salah gue, Leen." Ucap Galang tiba-tiba.

Aileen pun terbelalak. "Setelah kejadian ini, lo masih nyalahin diri lo sendiri?" Tanya Aileen tak percaya.

"Nindi deketin gue, dan Reano gak terima." Jelas Galang.

"Sialan!" Ucap Jeki.

"Lo diem disini." Titah Aileen lalu pergi begitu saja.

"Leen, mau kemana?" Panggil Ranu.

"Duh! Gawat nih! Jek, lo diem disini. Temenin Galang, gue mau nyusul Aileen dulu." Ucap Ranu.

Jeki pun mengangguk.

Ranu berlari mengejar Aileen, sedangkan Aileen langkahnya berhenti di depan kelas 11 IPS 5.

Aileen kembali melanjutkan langkahnya menuju meja dimana ada segerombol siswi tengah asik mengobrol.

"Gue sengaja deketin Galang, biar dia abis sama si Reano." Ucap salah satu dari siswi tersebut.

Aileen yang mendengarnya begitu emosi, amarah nya kembali meluap.

BRAKK!

"Berenti deketin Galang, atau nasib lo bakal sama kaya si Reano." Ucap Aileen kejam membuat siswi tersebut terkejut.

"Gue gak akan pandang lo cewek atau bukan, orang yang udah ngusik Galang, akan berurusan sama gue." Sambung Aileen.

BRAKK!

"NGERTI GAK LO SEMUA?!" bentak Aileen.

Semua siswi yang bergerombol tadi pun kompak mengangguk dan hanya mampu terdiam.

Aileen pergi meninggalkan kelas tersebut lalu kembali ke kelasnya, di ikuti oleh Ranu di belakang.

Saat akan kembali ke kelas, Aileen sempat berpapasan dengan Annara.

Dia tak sedikitpun menyapa Annara, Aileen hanya meliriknya dengan tatapan tajam.

Aileen. Batin Annara.

—————

Aileen memutuskan untuk membawa pulang Galang, karena setelah kejadian itu pun sekolah memutuskan untuk memulangkan semua siswa dan siswi SMA Angkasa.

Aileen melempar kan tasnya ke samping Galang yang tengah duduk di sofa rumahnya. "Pokonya gue gak mau lo rasahasiain apapun dari gue! Apalagi soal perundungan kaya gini!" Bentak Aileen.

Papa yang mendengarnya pun menghampiri Aileen dan Galang. "Perundungan? Siapa yang jadi bahan perundungan?" Tanya papa.

"Galang, pa! Dan dia cuma diem aja, gak ngelawan!" Ucap Aileen yang masih emosi.

Galang masih menunduk.

Mama dan papa hanya mampu terdiam, sedangkan Aileen. Kaki nya begitu lemas, dia terduduk di lantai dengan air mata yang mulai mengucur. "Gue gak mau lo terus diem kaya gini, Lang. Lawan selagi lo gak salah." Ucap Aileen.

"Jangan pernah takut, lo harus inget masih ada gue yang bakal bantuin lo kapan pun." Sambung Aileen.

Galang yang mendengar isak tangis Aileen pun menoleh dan menghampiri Aileen. "Maafin gue, Leen." Ucap Galang.

Papa dan mama yang melihatnya pun tersenyum. Papa percaya pada Aileen, karena sedari dulu dia lah yang paling bisa di andalkan oleh nya. Bahkan Aileen lah yang selalu menjaga adiknya dari bahaya apapun.

"Sekarang kalian mandi dulu, abis itu kita makan bareng ya?" Titah Mama.

Aileen dan Galang pun mengangguk.

Mereka berdua masuk ke kamar nya masing-masing.

Setelah selesai mandi, Aileen dan Galang kembali menghampiri kedua orang tuanya yang sedang duduk di meja makan.

"Mama mana, pa?" Tanya Galang.

Papa pun menoleh. "Lagi masak telor dadar, buat kalian berdua. Tadi pagi sampe berantem kan?" Sahut papa.

Galang pun terkekeh tapi tidak dengan Aileen.

"Aileen makan di luar, pa." Ujar Aileen seraya beranjak dari tempat duduknya.

"Mau kemana Aileen?" Tanya Papa.

"Leen, mau kemana?" Tanya Galang.

Tapi Aileen tetap diam dan terus melangkah meninggalkan rumah, menuju motor yang terparkir di depan rumahnya.

"Loh, Aileen kemana?" Tanya mama yang baru saja datang dari dapur.

"Pergi, gak tau kemana." Sahut papa.

Aileen sendiri datang ke warung belakang sekolah SMA Rajawali untuk menemui Reano.

"Reano! Keluar lo!" Bentak Aileen.

Reano yang berada di dalam pun keluar. "Ngapain lo kesini?" Tanya Reano dengan pose tubuh menantang.

"Jangan banyak bacot lo." Ucap Aileen seraya melayangkan pukulan nya ke pipi Reano.

"Bangsat!" Umpat Reano tak terima lalu membalas pukulan Aileen.

Di warung tersebut banyak siswa lain yang sedang kumpul, tapi mereka sama sekali tak membantu Reano untuk melawan Aileen.

"Jaga badan, men." Ucap Aileen sebelum pergi dengan senyum miring yang dihiasi oleh darah segar mengalir dari ujung bibirnya.

Aileen pun pergi kerumah Ranu. "Assalamualaikum, Ran?" Panggil Aileen seraya membuka pintu rumah Ranu.

"Walaikumsalam, masuk, Leen." Sahut Ranu.

Aileen pun masuk dengan wajah babak belur. Jelas itu membuat Ranu begitu terkejut, Jeki tidak ada di sana. Mungkin jika ada Jeki dia pun akan sangat terkejut.

"Lo kenapa, bego? Gak punya otak lo?!" Tanya Ranu seraya mengambil kotak P3K yang terletak di atas lemari nya.

"Bego banget sih, lo apa-apaan tolol?" Tanya Ranu begitu khawatir.

"Gue abis ngelatih otot gue bareng si Reano." Sahut Aileen santai.

PLAKK!

Tamparan mendarat dengan mulus di pipi kiri Aileen. "Tolol!" Ucap Ranu.

"Kenapa gak ngajak, setan?!" Tanya Ranu emosi.

Aileen tersenyum miring. "Gue masih gak ngerti sama si Galang, dapet perundungan tapi malah diem mulu kaya cacing kepanasan."

Ranu yang sedang mengobati luka di pipi Aileen pun menoyor kepala Aileen. "Cacing kepanasan gak bisa diem kaya lo." Ucap Ranu.

"Sakit, bego." Ujar Aileen.

"Diem lo!" Bentak Ranu yang masih sibuk mengobati luka Aileen.

Setelah selesai mengobati lukanya, Aileen pun terbaring di kasur milik Ranu sedangkan Ranu kembali fokus bermain PS.

"Udah makan belom lo?" Tanya Ranu.

Aileen menepuk jidatnya. "Astaga, gue lupa belom makan." Ujar Aileen.

"Masih mending gak lupa sama jati diri lo anjir." Ucap Ranu.

"Makan dulu sono, tadi Bi Wati masak banyak dah." Titah Ranu.

"Emak bapak lo pada kemana? Sepi amat tumben." Tanya Aileen.

"Tadi pagi berangkat ke bogor." Sahut Ranu.

"Ngapain? Bikin adek buat lo?" Goda Aileen.

Ranu sangat lah tidak mau jika mempunyai adik dari dua orang tua nya. Dia sempat bilang kalau dia akan membakar seluruh koleksi mobil ayah nya jika dia sampai mempunyai adik.

"Minggat gue dari rumah." Ucap Ranu.

Aileen pun tertawa dan beranjak dari tempat tidur milik Ranu. "Makan dulu ya gue." Ucap Aileen.

Ranu pun mengangguk. "Yang kenyang, gak usah malu-malu." Ujar Ranu.

"Gak bakal." Sahut Aileen.

-----

"Mau kemana kamu?!" Tanya seorang lelaki paruh baya yang tengah duduk di sofa besar nan empuk.

Annara tersenyum miring. "Sejak kapan papa peduli sama Annara?" Tanya Annara.

Dia adalah Surya Adipati, ayah dari Annara Kandita. Sikap nya memang sedikit keras dan membuat Annara tak peduli padanya bahkan Annara sering bepergian dari rumah untuk menghindari ayahnya sendiri.

"Mau sampe kapan kamu kaya gini sama papa?" Tanya Surya dengan nada bicara lembut.

"Sampe papa bisa menghargai suatu kehadiran dan sadar sama sikap papa yang bikin Mama pergi." Sahut Annara.

"Mama pergi sudah lama, Ann. Kenapa kamu terus membahasnya?!" Bentak papa.

"Karena sampai kapan pun, kepergian mama akan terus ngingetin Annara gimana kejam nya papa yang ninggalin mama di rumah sakit pas mama lagi sekarat!" Bentak Annara tak kalah dari Surya.

"Berenti buat peduli sama Annara, pa! Mau bagaimanapun papa bersikap sama Annara, gak akan menebus dosa papa karena udah ninggalin mama dan pergi sama perempuan lain."

"Lagi pula, hidup Annara lebih bahagia di banding sama papa." Sambung Annara lalu pergi dari rumahnya.

Sedangkan Surya, dia menunduk. Menyesali semua perbuatannya di masa lalu yang membuat hari-hari tuanya begitu menyakitkan. "Maafkan, papa, nak." Gumamnya seraya meneteskan air mata.

"Nona?" Panggil seorang lelaki berbaju serba hitam menghampiri Annara.

Annara pun menghentikan langkahnya lalu menoleh. "Apa?" Tanya Annara.

"Apa Nona mau di antar?" Tanya lelaki bernama Diego, salah satu anak buah Surya.

"Gak perlu." Sahut Annara lalu pergi begitu saja dari rumah nya.

-----

"Kak Nara?" Panggil Sulis seraya berlari menghampiri Annara.

Iya, Annara pergi ke panti asuhan dimana dirinya bisa merasakan kedamaian disana. Panti asuhan permata kasih adalah panti asuhan yang di dirikan oleh Arin, ibu Annara. Panti asuhan sengaja di dirikan karena sedari dulu Annara sangat menyukai anak kecil.

Annara pun tersenyum. "Hai, udah makan belum?" Tanya Annara.

Sulis pun mengangguk. "Udah, kak." Sahut nya.

"Lusi nya mana?" Tanya Annara.

"Lagi di dalem, kak."

"Kak Nara?" Panggil Sulis.

Annara pun menoleh. "Iya?" Tanya nya.

"Kakak yang kemarin itu kemana? Dia gak ikut kesini?" Tanya Sulis mengingatkan Annara pada sosok Aileen.

Annara pun tersenyum. "Kak Aileen lagi sibuk, katanya dia nanti kesini kok. Sekarang Sulis main lagi ya sama yang lain, ok?"

Sulis pun mengangguk seraya tersenyum lalu pergi berlari menghampiri teman-temannya yang lain.

Annara menampar pipinya pelan. "Kenapa gue malah mikirin cowok itu sih?" Gerutunya.

–––––

"Assalamualaikum."

"Bang Ranu?" Panggil Galang seraya mengetuk pintu besar rumah Ranu.

"Lah, ngapain lo kesini?" Tanya Aileen ketika membukakan pintu dan melihat bahwa adiknya lah yang datang.

"Leen?! Muka lo!" Ucap Galang begitu terkejut ketika melihat wajah Aileen di penuhi oleh luka.

Aileen menghembuskan nafasnya. "Kalem, gue gapapa." Sahut Aileen.

"Gapapa gimana? Muka lo sampe rangsak gini."

"Nanti kalo lo kenapa-kenapa gak ada yang beliin gue susu pisang lagi, Aileen pea." Sambung Galang.

Aileen pun menoyor kepala adiknya itu. "Susu pisang terosssssss!"

"Ayo, balik, Leen." Ajak Galang.

"Mas koki gue nyariin lo terus." Sambungnya.

"Gue gak balik ah." Sahut Aileen.

"Gue bakar baju lo kalo gak balik sekarang juga." Ancam Galang.

"Berangkat, Bun." Ajak Aileen lalu berpamitan pada Ranu yang tengah menonton televisi di ruang tengah.

–––––

Keesokannya, Aileen dan Galang kembali beraktivitas seperti biasa.

"Kamu kenapa? Sakit?" Tanya papa yang melihat Aileen memakai masker dan hoodie.

"Gapapa, Aileen sarapan di sekolah aja." Sahut Aileen.

Aileen pun menarik tangan Galang yang baru saja hendak menyuapkan nasi ke mulutnya. "Astagfirullah, kalo bukan Abang udah gue mutilasi nih orang." Gerutu Galang.

Pagi itu Aileen sengaja menutup wajahnya menggunakan masker dan sebuah hoodie agar orang tua nya tidak mengetahui kondisi wajah Aileen yang sebenarnya.

Sesampainya di sekolah, Aileen turun di ikuti oleh Galang. "Lo serius mau kaya gitu terus?" Tanya Galang.

Aileen pun menoleh menatap Galang. "Iya." Sahut Aileen.

"Masuk angin gara-gara gerah baru tau rasa lo." Ujar Galang seraya berjalan lebih dulu dari Aileen.

Aileen pun mengikuti Galang dari belakang. Tapi tiba-tiba, Galang menghentikan langkahnya di ikuti oleh Aileen. "Kenapa? Ada si Reano?" Tanya Aileen.

"Annara, Leen." Sahut Galang.

Aileen pun menoleh ke arah dimana Annara berjalan. Annara sempat melirik dan menatap Aileen.

Tapi Aileen langsung membuang wajahnya dan melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Annara yang melihat nya sempat mengerutkan keningnya. Kenapa tuh orang? Batin Annara ketika melihat sikap Aileen yang tak lagi mengganggu nya.

So cool, nanti di ambil orang baru tau rasa!

Continue Reading

You'll Also Like

5.4M 202K 27
Genre : Perjodohan, Fiksi, Romance. PART LENGKAP | 18+ 🍼 // SEBAGIAN PART DI HAPUS DAN TERSEDIA DI APK KUBACA // Yohanes Rama Ebiga Playboy kelas ka...
723K 8.5K 7
Daniel Pramudya Esa, si anak orang kaya yang super jahil. Ganis Arthalita, si ratu galak yang sok perfeksionis. Musuh jaman SMA, yang ditakdirkan ber...
566K 22K 35
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
53.2K 7.6K 63
"Gue gak akan biarinin lo pergi dari sini sebelum di perut lo ada anak gue, Mega." Perkataan Galang yang selalu membuat Mega bergidik ngeri. ...