Mr Duren And Silent Girl - END

Door _jeisa_

1.7M 106K 9K

⚠follow dulu akun ini sebelum baca⚠ _________________________________________ Pricillia adalah seorang gadis... Meer

Prolog
Perkenalan Cast
MDSG part 1
MDSG part 2
MDSG part 3
MDSG part 4
MDSG part 5
MDSG part 6
MDSG part 7
MDSG part 8
MDSG part 9
MDSG part 10
MDSG part 11
MDSG part 12
MDSG part 13
MDSG part 14
MDSG part 15
MDSG part 16
MDSG part 17
MDSG part 18
MDSG part 19
MDSG part 20
MDSG part 21
MDSG part 22
MDSG part 23
MDSG part 24
MDSG part 25
MDSG part 26
MDSG part 28
MDSG part 29
MDSG part 30
MDSG part 31
Info✨
MDSG part 32
MDSG part 33
MDSG part 34
Epilog
Info 2✨
Ekstra Part

MDSG part 27

27.9K 1.8K 91
Door _jeisa_


Enjoy the reading good people ❤

🌸🌸🌸

Seyhan duduk di salah satu kursi yang ada diteras sembari menggoyangkan kedua kakinya bergantian kedepan, kebelakang.

Bocah laki-laki itu sedang menunggu seseorang yang sangat ia sayangi.

Tidak peduli langit sudah mulai gelap, anak kecil itu masih setia menunggu kedatangan Pricil.

Bi Mirna yang merasa cemas pun menghampiri Seyhan,"tuan muda, kita menunggu di dalam saja ya? Nanti tuan muda masuk angin," sarannya khawatir.

Wanita paruh baya itu menatap putra majikannya itu dengan tatapan sendu. Ia seakan tahu siapa sosok yang tengah dinanti-nantikan anak itu.

Seyhan menggeleng pelan."No, nanny Mirna. Aku akan menunggu disini sampai mommy datang,"

Bi Mirna hanya bisa menghela napas ditempatnya.

Tidak lama kemudian muncul mobil SUV hitam milik Daniel yang baru saja memasuki area mansion.

Daniel segera turun dari mobilnya. Kemudian pria itu sedikit terkejut ketika ia melihat putranya duduk di teras bersama kepala pelayannya.

"Baby, kenapa kau ada disini?" tanya Daniel penasaran. Dibelainya sayang puncak kepala Seyhan.

"Aku sedang menunggu mommy, dad,"

Ucapan Seyhan sukses membuat hati Daniel mencelos.

Daniel tidak ingin putranya tau yang sebenarnya.

Akhirnya dia memilih untuk berbohong pada Seyhan.

Dengan senyum sedikit dipaksakan Daniel menatap putranya,"Kiddo, mommy Pricil hari ini tidak jadi datang ke mansion kita. Dia sibuk sayang, tapi dia berjanji akan datang lagi lain waktu."

Daddy so sorry, son....

Daniel benci pada dirinya sendiri dan merasa tidak berguna saat ia mengatakan hal itu pada Seyhan. Ini pertama kalinya ia berkata bohong pada putranya.

"Mommy tidak jadi datang hari ini, daddy?" tanya Seyhan. Raut wajah kecewa nampak jelas terpancar di wajah anak kecil itu.

Daniel menganggukkan kepalanya menatap putra kesayangannya iba.

Pria itu tahu, putranya sangat menantikan kedatangan Pricil.

Mata Seyhan mulai berkaca-kaca. Anak kecil itu menginginkan kehadiran mommy kesayangannya.

"I want my mommy, daddy....." ucap Seyhan lirih. Lalu satu bulir airmata pun jatuh membasahi pipi gembulnya.

Tidak tahan melihat airmata putranya, Daniel segera mendekap tubuh mungil Seyhan dalam pelukannya.

"Shh.....hey....anak daddy anak yang kuat. Jangan menangis, okay..."

Hati Daniel sakit rasanya. Ini kesekian kalinya ia melihat putranya menangis.

Ia bertekad untuk menemukan Pricil secepatnya dan membawanya pulang.

🌸🌸🌸

Pricil perlahan mulai membuka matanya. Kepalanya terasa pusing serta sakit di bagian belakang lehernya.

Begitu matanya telah sepenuhnya terbuka, pandangannya sedikit mengabur. Disitulah Pricil sadar kalau saat ini ia tidak sedang memakai kacamata.

Pada saat ia akan menggerakkan badannya, Pricil merasa pergerakannya seolah terkunci. Pricil lalu menunduk, memicingkan matanya kemudian mendapati kedua tangan serta kakinya di ikat di kursi. Ia juga baru menyadari kalau mulutnya disumpal dengan kain putih.

Pricil syok bukan main melihat kondisinya sekarang ini.

Ya Tuhan! Siapa yang ngelakuin ini ke gue?? batin Pricil.

Ia mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Tempat itu sangat asing baginya. Hanya berbantukan cahaya lampu pijar. Tempat itu juga kelihatan sangat kotor dan kumuh.

Pricil memutar otaknya, mencoba berpikir kenapa ia bisa sampai berakhir ditempat ini.

Perlahan ingatannya sewaktu ia keluar dari supermarket terlintas begitu saja dalam pikirannya.

Pricil mengingat waktu itu ketika ia sedang menunggu ojol di luar supermarket dan tiba-tiba saja ia merasa seperti ada yang memukul leher bagian belakangnya cukup keras lalu setelah itu hanya ada kegelapan yang menyapa dirinya.

Suara pintu dibuka terdengar. Pricil mengalihkan pandangannya.

Pricil memicingkan matanya lalu mendapati dua sosok pria dan wanita berjalan mendekat ke arahnya.

"Well well well, lihat siapa yang baru saja bangun dari tidurnya?"

Pricil menatap wanita yang berbicara dalam bahasa inggris bercampur aksen british itu dengan seksama.

Meski Daniel belum pernah menunjukkan seperti apa wajah Martina, Pricil menduga kalau wanita di depannya ini adalah orang yang sama.

"Finn, singkirkan kain itu dari mulutnya," perintah Martina yang di laksanakan langsung oleh pelayan setianya itu.

Setelah Finn berhasil menyingkirkan kain yang membekap mulut Pricil, Pricil angkat bicara."Apa kau wanita yang bernama Martina itu?"

Martina terkekeh."Oh rupanya nona muda ini mengenaliku. Baguslah jadi aku tidak perlu basa-basi untuk memperkenalkan diri,"

"Ternyata memang kau. Dan sekarang lepaskan aku, wanita tua jelek!" seru Pricil. Ucapan terakhirnya mengejek si Madam.

Martina sontak menatap Pricil setajam silet.

Ejekkan yang disemburkan Pricil tadi sukses menyulutkan emosi wanita itu."SIAPA YANG KAU SEBUT 'WANITA TUA JELEK' HUH!? LANCANG SEKALI MULUTMU ITU NONA! DAN JANGAN MIMPI AKU AKAN MELEPASMU BEGITU SAJA. TIDAK AKAN!!"

"Kau sungguh wanita yang KEJAM, ma'am! Lepaskan aku sekarang juga!!"

Martina tertawa mengejek."Hahaha...i told you. I'll never let you go so easily, sweety. Tidak. Sebelum aku berhasil menangkap anak itu lalu membunuhnya!"

Mata Pricil membeliak.

"TIDAK!!!" teriak Pricil dari tempatnya. Ia juga mulai meronta-ronta.

"LEBIH BAIK KAU BUNUH SAJA AKU. ASALKAN JANGAN PUTRAKU!!"

"Putramu?...ow.......you're so sweet! Finn tidur-kan dia kembali,"

Finn lalu merogoh sesuatu dalam saku jasnya. Yaitu sebuah suntik yang telah berisi obat bius dengan dosis rendah.

"JANGAN SENTUH AKU!" Pricil kembali memberontak dari tempatnya. Finn pun seolah tidak peduli. Pria berwajah datar itu tetap mendekati Pricil kemudian menyuntikkan obat bius ke lengan Pricil.

Dengan kesadarannya yang mulai menipis, Pricil menatap tajam Mariana, "aku tidak akan membiarkan kalian....menyentuh putraku.....dasar kalian orang jahat........"

"Oh....kami tetap akan mendapatkannya, darling," balas Martina dan tidak lama kemudian Pricil akhirnya kembali dibuat pingsan.

"Finn, kita selesaikan rencana kita besok. Dan aku tidak ingin ada yang gagal."

"Baik, Madam."

Sementara itu di lain tempat,

Daniel menyelimuti tubuh Seyhan dan menatap wajah putranya yang sudah tertidur. Ada sebutir airmata yang masih tertinggal di sudut mata anak kecil itu. Daniel membawa jemari telunjuknya lalu menghapusnya.

Pria itu menghela napasnya pelan.

Setelah kelelahan menangis dan membujuk Seyhan, akhirnya anak itu mengantuk juga.

Damn!

Putranya bahkan tidak memiliki nafsu makan karena terus merengek ingin bertemu dengan Pricil.

Daniel mengepalkan tangannya kuat-kuat.

Dalam hati ia benar-benar mengutuk Martina.

Wanita itu pasti akan mendapat balasannya.

Keesokkan harinya Daniel memerintahkan beberapa pengawalnya untuk berjaga-jaga disekitar TK.

Pria itu yakin. Setelah berhasil mendapatkan Pricil, Martina juga pasti akan bergerak cepat untuk mencoba mendapatkan Seyhan.

Daniel sangat menghindari hal itu sampai terjadi.

Dengan posisi berjongkok Daniel menatap putranya seraya menangkup kedua pipi gembulnya."Kiddo, daddy berangkat bekerja dulu, 'kay?"

Seyhan hanya menganggukkan kepalanya. Raut wajah anak kecil itu sedari kemarin belum berubah. Masihlah nampak murung dan sedih.

Daniel sampai tidak enak hati melihat wajah putra sekarang. Ia lebih suka melihat wajah putranya yang ceria dan berseri-seri.

Setelah mengecup pipi Daniel, Seyhan membalikkan badannya lalu masuk ke dalam sekolah.

Kelas akan dimulai masih sekitar sepuluh menit lagi. Seyhan sudah berada di dalam kelas, duduk dengan wajah termenung.

Jujur, anak kecil itu masih kecewa karena Pricil tidak jadi datang menemuinya kemarin.

"Hai Seyhan. Good Morning," sapa seorang wanita yang diyakini adalah guru di TK itu.

Seyhan menoleh menatap wanita yang menyapanya itu.

"Good morning too miss Lana." sahut Seyhan. Meski suasana hatinya kurang baik Seyhan tetap bersikap sopan.

"Kenapa wajah Seyhan hari ini kelihatannya murung, tidak seperti kemarin?"

Seyhan hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Ayo cerita ke miss, siapa tahu ada yang bisa miss bantu,"

"No, miss. Aku hanya merindukan mommy-ku,"

"Mommy-mu?"

Seyhan menunduk lalu mulai bercerita,"kemarin, aku seharian menunggu mommy-ku datang menemuiku, but she didn't come, miss."

"Poor Seyhan...." Wanita itu seolah simpati pada Seyhan.

Karena Seyhan menunduk, anak kecil itu jadi tidak melihat senyum seringai yang baru saja di tunjukkan wanita itu padanya.

"Ah.....mungkin ini bisa membantu Seyhan," wanita itu kemudian memberikan selembar kertas pada Seyhan.

Seyhan pun menoleh lalu menatap miss Lana bingung.

"Apa ini, miss?"

"Miss datang menemuimu di sini yaitu untuk memberimu surat ini, sayang,"

Seyhan mengeryitkan alisnya,"surat? Untukku?"

Miss Lana hanya menganggukan kepalanya seraya memasang senyum manisnya.

From : Mommy Pricil

Hai Seyhan,

It's mommy. Maafkan mommy tidak jadi datang menemuimu kemarin.

Sebagai gantinya kemarin, Ayo kita ketemu di taman S*****

Mommy ingin sekali bertemu dengan Seyhan.

Seyhan yang tidak curiga sama sekali langsung main percaya saja kalau itu adalah surat dari Pricil.

"Miss? Dari mana miss mendapatkan surat ini?" tanya Seyhan penasaran.

"Oh......tadi ada seseorang yang memberikannya pada miss,"

"Aku ingin bertemu dengan orang itu miss. Mana orang itu?" desak Seyhan. Ia berharap orang yang mengantar surat ini, pasti akan membawanya menemui Pricil.

Wanita itu menggaruk pelipisnya pelan."Seyhan mungkin saja orang itu sudah pergi,"

"Ayo miss, aku ingin bertemu dengan orang itu! Aku ingin dia membawaku menemui mommy Pricil. Ayo cepat miss, aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan mommy-ku!!" Seyhan semakin mendesak. Lihat saja, anak itu langsung bangkit berdiri dari duduknya dan cepat menarik tangan wanita itu.

Wanita itu tersenyum tipis."ya sudah ayo,"

Kena kau anak kecil?

Sebelum keluar dari kelas wanita itu celingak-celinguk menatap sekitar di mana ada beberapa pengawal Daniel yang berjaga di sekitar area TK.

Karena jumlah mereka hanya sekitar lima orang, dengan hati-hati wanita itu melancarkan aksinya untuk memancing Seyhan keluar.

Setelah di pastikan aman, ia membawa Seyhan untuk pergi menemui seseorang yang tadi memberikan surat itu padanya.

Namun sayang, salah satu dari orang penjaga itu dengan jeli menangkap aksi wanita itu.

"Hei lihat wanita itu kelihatan mencurigakan! Dia membawa pergi tuan muda!" kata satu dari penjaga itu.

"Kalian berdua ikuti wanita itu!" perintah satu dari kelimanya untuk segera cepat mengikuti Seyhan dan miss Lana.

"Miss, kenapa kita lewat jalan belakang?"

Wanita itu hanya diam saja sambil terus menggengam tangan Seyhan berjalan disampingnya. Tidak lama kemudian sampailah mereka di halaman belakang TK.

Di situ sudah ada Finn, pelayan setia Martina menunggu mereka berdua.

"Nah, Seyhan dia adalah orang yang memberikan surat itu,"

Seyhan menatap seorang pria yang kini berdiri di samping mobil hitamnya.

"Uncle, apa benar mommy sedang menungguku?" tanya Seyhan pada Finn yang masih menatapnya datar.

Bukannya menjawab Finn beralih menatap miss Lana, lalu memberi wanita yang sudah dia bayar itu kode lewat matanya.

Langsung saja, miss Lana membekap mulut Seyhan menggunakan sapu tangan yang sudah dibaluri dengan obat bius.

Seyhan yang tidak tahan dengan bau menyengat itu berakhir pingsan.

Kemudian Finn segera menyuruh wanita itu untuk menaruh tubuh Seyhan di kursi belakang. Sementara Finn mulai berjalan masuk ke dalam mobil lalu menyalakan mesinnya.

"HEY BERHENTI DI SANA!" seru salah satu pengawal Daniel dari kejauhan.

Tanpa pikir panjang, Finn segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi meninggalkan miss Lana yang belum sempat masuk ke mobil untuk ikut kabur bersamanya.

"Pria Sialan! Aku ditinggal!!?" pekik wanita itu menatap mobil sedan hitam milik Finn dengan tatapan tidak percaya.

Baru saja wanita itu hendak kabur ia sudah ditangkap oleh dua pengawal Daniel.

"Apa-apaan kalian?! Cepat lepaskan saya!!!"

"Diam nona!! Ayo kita bawa dia ke markas!!!"

Kedua pengawal Daniel itu segera membawa miss Lana dan satu dari keduanya secara cepat memberi informasi kepada rekan mereka ada di area depan TK menggunakan headset handsfree bluetooth."Sebentar lagi mobil sedan hitam akan melintas di dekat kalian. Cepat kejar mobil itu!"

Sementara itu Finn mencoba berkonsentrasi menghindari kejaran orang suruhan Daniel di belakangnya.

Bagi Finn sebenarnya mudah untuk bisa menghindari mereka.

Finn menyunggingkan senyumannya. Benar saja, tak perlu memerlukan banyak waktu bagianya untuk mengelabui para pengawal Daniel.

Disaat yang bersamaan suara ponselnya berbunyi.

Finn segara mengangkat sambungan telepon yang berasal dari majikannya itu.

"Yes, Madam,"

"Kau berhasil mendapatkan anak itu, Finn?"

"Of course, sesuai perintahmu, Madam."

"Good boy. Ku tunggu kau di bandara sekarang juga. Hurry up!"

"Yes, Madam,"

🌸🌸🌸

"APA!!??" Daniel dengan cepat berdiri dari kursi kebesarannya.

Arsen serta sekretarisnya yang berdiri di samping pria itu terperanjat kaget.

"ARRGHH!! BODOH BODOH!! KALIAN SEMUA TIDAK BERGUNA!! CEPAT KEJAR MOBIL ITU ATAU KALIAN KUBUNUH!!!"

Emosi seketika membakar jiwa Daniel setelah ia mendapat informasi yang membuat jantungnya nyaris berhenti berdetak.

"Tuan apa yang terjadi?" tanya Arsen pelan.

"SESEORANG TELAH MEMBAWA SEYHAN! SIAL SIAL SIAL!!" teriak murka Daniel.

Arsen yang mendengarnya terkejut bukan main.

Daniel dengan cekatan membuka sebuah aplikasi pelacak. Di sana ia bisa memantau langsung di mana posisi putranya saat ini. Pria itu sengaja menanamkan sebuah chip di jam tangan Seyhan untuk keamanan putranya.

"Siapkan mobil. Kita ke bandara sekarang! CEPAT!!!" titah Daniel dingin setengah berteriak.

Sementara itu di bandara,

"Kerja bagus, Finn sayang. Kau mendapatkannya," ucap Martina sambil mengelus pipi gembul Seyhan dengan telunjuknya.

Hasrat untuk membunuh Seyhan pula semakin menggebu dalam jiwanya. "Haha...dasar anak bodoh! Begitu mudahnya ia langsung percaya saja."

Finn hanya menatap majikannya itu dengan tatapan datar.

"Lalu Madam, bagaimana dengan kekasih Daniel Turner ini?" tunjuk Finn pada tubuh Pricil yang sedang berada dalam gendongan seorang pria bertubuh kekar. Gadis itu juga masih tertidur gegara efek obat bius dalam tubuhnya.

Martina menatap Pricil sejenak.

"Tentu saja, gadis ini ikut bersama kita karena aku akan menjualnya pada Sir Russef. Dan aku yakin sekali harganya pasti sangat fantastis,"

"Ayo Finn. Kita berangkat sekarang."

Sang Madam mulai menaiki jet pribadinya diikuti Finn beserta beberapa orang-orangnya bersiap meninggalkan Indonesia untuk kembali ke London, Inggris.

Di lain tempat,

"BERENGSEK!!!" umpat Daniel untuk kesekian kalinya setelah ia melihat aplikasi pelacak yang melacak jejak putranya sudah berada diluar jangkauannya.

Sialan!!!
Itu artinya bangsawan tua bangka itu sudah pergi membawa mereka berdua!!! Batin Daniel pilu.

"Kita sudah terlambat, Arsen. Pesawatnya sudah lepas landas,"

"APA!?" Arsen syok bukan main.

buk!

Dengan kuat Daniel memukul jendela kaca mobil hingga timbul retakkan.

Tubuh Daniel seketika melemas. Ia merasa hancur.

Martina sudah membawa pergi dua orang yang sangat berharga dalam hidupnya.

Daniel merasa tidak berdaya dan tidak berguna sekarang.

"Ya tuan. Tuan Daniel ada bersama dengan saya," ucap Arsen pada seseorang lewat sambungan telepon. Dan orang yang sedang berbicara dengannya adalah Markus.

"......."

"Baik tuan. Kami akan segera ke sana,"

"Tuan, ayah anda menunggu kedatangan anda di kediamannya,"

Arsen menatap Daniel yang hanya diam termenung. Pria itu mengerti bagaimana perasaan majikannya itu sekarang.

Hancur.

Hampa.

Alhasil tanpa mendengar jawaban dari tuannya itu, Arsen segera melaju menuju kediaman Mariana dan Markus.

Sesampainya di kediaman orang tuanya. Daniel langsung memeluk Mariana dan menangis di bahu sang mama.

"Ya Tuhan, Daniel. Apa yang sudah terjadi? Kenapa kau menangis, nak?" tanya Mariana khawatir bercampur terkejut. Dielusnya punggung putranya yang bergetar.

"Martina berhasil mendapatkan Seyhan, Ma......mereka menculiknya...."

Setelah mendengar perkataan putranya itu, sontak kedua lutut Mariana melemas dan nyaris jatuh. Untung ada Daniel yang sigap menopangnya.

"Ya Tuhan.....cucuku....cucuku....." lirih Mariana. Mata wanita paruh baya itu juga mulai berkaca-kaca. Daniel mengiring Mariana untuk duduk di sofa.

"Bukan hanya Seyhan, mereka juga membawa Pricil,"

"Apa? Bagaimana bisa itu terjadi??!" tanya Mariana. Ia juga sangat terkejut mendengar bahwa Pricil juga diculik Martina.

"I don't know, Pa. Mereka sangat licik dan selalu berhasil mengelabui kita!"

Terdengar suara helaan napas dari Markus,"sudah papa duga.."

Daniel spontan mengernyitkan alisnya."Apa maksud papa?"

"Tadi ada seseorang yang menelepon papa. Dan orang itu mengaku dia akan membantumu menangkap Martina."

"Siapa orang itu, pa?!"

"Ketika ditanya siapa dirinya. Orang itu memilih merahasiakan identitasnya dan berkata dia baru akan membuka identitas dirinya kalau kau mau bertemu langsung dengannya,"

Daniel menggelengkan kepalanya tidak percaya."Tidak, pa. Tidak. Apa papa pikir aku akan percaya semua omong kosong itu!??"

"Papa sudah menduga kau pasti tidak akan setuju. Awalnya papa juga begitu, tapi setelah mendengar alasannya, akhirnya papa memilih untuk percaya,"

"Oh come on! Bagaimana papa bisa secepat itu percaya?? Apa papa tahu kalau ternyata di balik itu dia menyimpan niat jahat pada kita??!" sanggah Daniel geram.

"Atau bisa saja orang itu bekerja sama dengan Martina!" timpal Mariana yang sepemikiran dengan putranya.

"Keputusan ada ditanganmu. Kalau kau tidak segera bertindak sekarang juga, resiko kemungkinan kita akan kehilangan Seyhan dan Pricil untuk selama-lamanya sangat besar," ujar Markus tenang.

Daniel mengembuskan napasnya gusar. Dia dilanda dilema sekarang.

"God.....aku sungguh tidak percaya ini....." desah Daniel frustasi.

"Ayo Daniel. Segera temui orang itu sebelum semuanya terlambat." ujar Markus sambil menyerahkan secarik kertas berisikan alamat si pria asing yang berniat membantu Daniel.

"Arsen, siapkan jet,"

"Sudah saya siapkan, tuan." sahut Arsen, membuat Daniel tersenyum puas.

Daniel menepuk bahu Arsen sebentar,"good. Kau memang bisa diandalkan. Oh ya satu hal lagi....."

"......segera perintahkan mereka untuk membunuh wanita itu." bisik Daniel pada Arsen untuk membunuh miss Lana karena wanita itu telah memudahkan jalannya rencana licik Martina.

"Baik tuan,"

Mariana berdiri dari duduknya lalu menghampiri Daniel.

"Sayang, berhati-hatilah. Bawalah pulang Seyhan dan calon menantu mama dengan selamat. Berjanjilah pada mama,"

"Ya, aku berjanji, ma." Daniel memeluk erat mamanya. Dalam hati meyakinkan sang mama bahwa dia pasti akan berhasil merebut Seyhan dan Pricil lalu membawa mereka pulang.

"Let's go, Arsen. Kita menuju London sekarang juga."

Seyhan......

Pricil........

I'm coming!

TBC

Hola! Terima kasih banyak buat kalian yang masih tetep stay tune with this story ❤❤❤

Btw, semoga kalian suka 😊

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian

See u gaes on the next part

Stay healthy, stay safe

Withlove,
Jeisa 💙

(Seyhan)


Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

Alina Journey [END] Door

Algemene fictie

394K 23.1K 36
Alina Roselyne Caxton dokter muda spesialis anak yang berkerja di Rumah Sakit Sanjaya. Alina sangat suka anak kecil bukan hanya karena berkaitan deng...
3.3K 190 10
Life is like a movie; we've got different stars and stories. Treasure oneshoot collection 💙 -_-_-_-_-_-_-_-_ ⚠️ WARNING ⚠️ Lapak BXB Jangan salah la...
101K 18K 31
COMING SOON...
1.7M 121K 72
Alina Pramesti, seorang sekretaris yang merangkap sebagai baby sitter untuk anak dari bosnya. Alin yang memang menyukai anak kecil tentu senang saat...