Duapuluhlima

111 23 1
                                    

Lia terus memandangi punggung Soobin yang tengah sibuk mengatur dasi didepan cermin. Kenapa punggungnya saja sudah sangat tampan, astaga. Lebar dan ini boyfriend material sekali. Pantas beberapa gadis bisa langsung jatuh hati padanya, terlebih Ryujin yang seperti orang gila.

Soobin sudah selesai. Dasi kurang ajar yang sangat sulit melekat rapi membuatnya sangat kesal, padahal ini masih pagi. Meminta bantuan Lia juga percuma, gadis itu mengaku sangat malas melakukan apa-apa dipagi hari.

"Kau akan berangkat bersamaku?" Tanya Soobin. Hari ini mereka akan kekantor. Sebenarnya Soobin sudah melarang Lia untuk pergi dan tetap berada dirumah. Tapi Lia menolak dengan alasan ingin membayar kesalahannya tempo hari.

"Aku akan naik taxi. Kau berangkatlah duluan."

Soobin mengangguk kemudian mengambil tasnya dan bergegas keluar. Sembari menunggu taxi Lia datang, Soobin menyempatkan diri membuka ponselnya dan memeriksa pesan grup. Di dalam sana tidak ada percakapan apapun, baik Yeonjun maupun Taehyun tidak mengirim pesan setelah hari itu. Maksudnya adalah hari saat kekacauan terjadi.

"Soobin."

Panggilan Lia yang entah sejak kapan sudah berdiri disampingnya membuat Soobin refleks memasukkan ponsel ke saku. Tapi karena kurangnya fokus akibat rasa kaget, ponsel itu justru meleset dan terjantuh mencium tanah.

"Apa aku harus mengganti ponsel lagi?" Soobin memandangi ponselnya dengan dahi berkerut. Miris melihat ponsel yang baru berusia kurang lebih empat bulan itu sudah terkapar tak berdaya dirumput halaman rumah.

Lia memutar bola matanya dengan malas. Ia kemudian menuduk lalu mengambil ponsel Soobin dan langsung memasukkannya kedalam saku. Soobin sempat menolak, mengingat ponsel itu pasti akan mengotori jasnya.

"Jangan bertingkah. Taxi yang akan kutumpangi katanya mogok," Ucap Lia sambil membuka pintu mobil Soobin dan masuk lebih dulu.

"Taxi mogok? Dijaman sekarang?" Tanya Soobin. Ia menyusul Lia dan mulai menyalakan mesin mobil. Waktu mereka semakin menipis sekarang.

"Mungkin mobil itu sudah sangat tua."

"Hubungi pemilik taxinya. Aku bisa mengganti mobilnya jika ia mau."

Lia melirik Soobin dengan ekor matanya. Haruskah ia membunuh pria itu hari ini?

.
.

Soobin meregangkan otot bahu miliknya yang seperti akan remuk karena menghabiskan hampir tiga jam duduk dengan kepala menunduk. Matanya juga sangat jarang terlepas dari layar monitor untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertinggal.

"Aku ingin pulang." Soobin memutar sedikit kursinya kearah dimana Lia sedang sibuk bekerja. Gadis itu tidak kalah serius dari Soobin.

"Pulang? Ini bahkan baru tiga jam, Soobin."

"Baru tiga jam katamu? Bokongku bahkan hampir remuk."

"Itu masalahmu, bukan aku." Lia melempar gulungan kertas kearah Soobin. Niatnya menjadikan kepala Soobin sebagai sasaran tapi apalah daya jarak mereka lumayan berjauhan walau satu ruangan.

"Gadis kurang ajar."

Brakkkk!!!!

"Selamat pagi saudaraku."

Soobin mendengus, itu Yeonjun. Memberi sapaan yang membuat perutnya terasa sangat geli. Sedangkan Lia yang melihatnya langsung memberi senyum termanis kemudian membalas sapaan Yeonjun.

"Kau lihat wanita karir yang duduk disebelah sana? Bukankah dia sangat cantik hari ini?" Yeonjun mengulurkan satu tangannya kearah Lia seperti seorang pangeran memberi hormat pada putri kerajaan. Lia yang sangat menyukai Roleplay ini akhirnya berdiri dengan gaya seakan mengangkat gaunnya lalu menunduk sopan.

Edelweiss│Restore Memories [END√]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ