Duapuluhdelapan

95 22 3
                                    

"Kau tahu tempatnya, kan?"

"Sangat."

--------

Teng..... Teng.... Teng...

Suara pukulan panci mulai terdengar. Membangunkan sepasang manusia yang masih ingin terlelap diatas tempat tidur. Soobin dan Lia bangkit bersamaan sambil mengucek kedua matanya. Pagi yang menyebalkan sebab entah setan apa yang merasuki dua makhluk diluar sana sehingga membunyikan panci berulang kali sambil berkeliling.

Brakk!!!!!

Soobin membuka pintu dengan kasar, disusul Lia yang berdiri dibelakang. Mereka tampak sangat lusuh dengan rambuk yang acak-acakan. Berbeda dengan Yeonjun dan Taehyun yang sudah rapi sejak satu jam lalu.

"Apa tidak ada pekerjaan lain? Aku masih mengantuk, kaparat," Umpat Soobin lalu hendak berbalik kembali kedalam kamar namun kerah bajunya ditarik oleh Taehyun. Lia hanya bisa melihat tanpa berbuat apapun, bahkan berkata-kata.

"Ini sudah jam 10, Soobin Hyung yang pemalas."

Mata Soobin tiba-tiba terbelalak. Jam 10 katanya? Benar saja saat Soobin melirik jam yang ada didalam kamar, dengan cepat ia menggeser sedikit tubuh Lia dan berlari kedalam kamar mandi.

"Apa kau masih akan berdiri di sana?"

"Yayaya.. Aku mandi." Lia bersiap kekamar mandi, Namun..

"Lia?"

"Hm? Apa lagi?"

"Kau tidak berniat kekamar mandi yang sama dengan Soobin, kan?"

"Eh?"

Semua sarapan dengan serius, baik Yeonjun ataupun Taehyun tidak ada yang membuka suara. Hal yang sangat jarang terjadi, sebab jika makan bersama sering kali diselipkan obrolan kecil. Lia bingung tapi juga masa bodoh, toh ini adalah waktu makan. Diam termasuk pilihan yang tepat.

Setelah menghabiskan waktu beberapa menit dimeja makan, akhirnya mereka selesai dan bersiap untuk keluar. Saat semua orang sudah berada didepan rumah, Lia justru berkeliling sedikit mengintari apartement milik Soobin. Melihat beberapa koleksi unik yang sengaja dipajang. Lia sangat menyukai barang-barang seperti itu dan menyenangkan karena Soobin memiliki beberapa.

Disela-sela langkahnya yang mengintari barang antik, Lia berhenti saat perhatiannya tertuju pada salah satu kotak kaca yang ada di belakang lemari. Lia heran, dari kejauhan ia seperti tidak asing dengan isi yang ada dikotak itu.

"Edelweis?"

Lia berjalan menghampiri dan ternyata benar itu adalah sebuket bunga edelweiss. Disimpan dalam kotak kaca dan entah kenapa harus berada tepat dibelakang lemari besar. Seakan sengaja agar tidak dilihat siapapun.

"Lia?"

Lia tersentak saat Soobin berada dibelakangnya. Tidak tahu kapan, tapi mungkin Soobin sudah mengikutinya sejak tadi. Lia bingung harus melakukan apa, ia seperti maling yang dipergok tuan rumah.

"A一pa?"

Soobin melirik sebentar kebelakang Lia lalu menghela napas "Apa yang kau lakukan di sini? Yang lain sudah menunggu."

"A一Iya, maaf."

Lia kemudian tersenyum canggung lalu pergi mendahului Soobin. Setelah kepergian Lia, Soobin berjalan kearah bunga edelweis itu. Mengambil kain putih yang tergelatak dibawah mejanya dan menutupinya kembali.

Dalam hati Soobin merasa kesal kenapa kain itu bisa terjatuh padahal semalam ia masih melihat kainnya di sana.

Yeonjun dan Taehyun berhenti berbincang saat melihat kedatangan Lia. Akhirnya mereka bisa segera berangka, tapi di mana Soobin.

Yeonjun bertanya di mana keberadaan Soobin dan Lia menjawab bahwa mereka tadinya bertemu diruangan barang antik dan mungkin sebentar lagi Soobin akan menyusul.

Mendengar kata barang antik, Taehyun segera mengangkat wajahnya. Ia bertanya apa saja yang dilihat oleh Lia dan dengan tergesa-gesa Lia balik bertanya tentang bunga edelweis yang diletakkan dikotak kaca. Sepertinya itu adalah hal yang sangat dijaga.

"Dari seseorang yang berharga."

"O一oh, pantas saja." Lia menggaruk lehernya yang sama sekali tidak gatal. Belum sempat Lia bertanya siapa orang itu, Soobin sudah datang dan memotong obrolan mereka.

"Kita berangkat," Ucap Soobin dengan dingin.

Mereka akhirnya berangkat. Lia tidak tahu kemana tapi ia ikut saja, tinggal dirumah sendirian tidak aman. Sepanjang perjalanan Lia hanya menghabiskan waktunya dengan melamun, Soobin yang menyetir sadar akan hal itu tapi enggan bertanya.

'Apa dia gadis itu?'

****

"Wahhh..... Sampai juga." Yeonjun memutar tubuhnya dengan senang begitu sampai disebuah halaman rumah yang sangat asri. Sekelilingnya terdapat buah-buahan dan beberapa bunga.

Berbeda dengan Lia yang tercengang melihat apa yang ada didepan matanya. Sangat indah, tapi rumah siapa? Batinnya bertanya sambil menikmati. Namun, beberapa detik kemudian ia heran karena merasa pernah pergi ketempat ini. Apa ayah dan ibu pernah membawahnya ke sini? Tapi kenapa rumah ini tidak ada difoto liburan keluarga sama seperti tempat lainnya.

Saat asik melamun, Taehyun tiba-tiba datang dari belakang dan menepuk pundak Lia. Bertanya apakah semuanya baik-baik saja dan Lia segera mengiayakan. Mendengar itu Taehyun menjadi sedikit lega lalu bersiap pergi sebelum akhirnya Lia menahan dan meminta sedikit waktu untuk berbicara berdua.

Mereka berjalan pelan berdua, tidak menanggapi tatapan Soobin saking seriusnya. Ini percakapan yang terjadi diantara mereka berdua.

"Taehyun?"

"Iya?"

Lia meremas kedua tangannya, memejamkan mata dan bersiap untuk melanjutkan ucapannya. Demi apapun, dari pada memendam dan terus menjadi beban batin, lebih baik dibebaskan agar lebih lega.

"Apa pernah ada gadis yang sangat berarti untuk Soobin?"

Taehyun menatap langkah kakinya sambil tersenyum. Senyum yang hanya bisa dilihat oleh rerumputan dan tidak untuk Lia.

Taehyun mengangguk pelan "Dulu dan sekarang."

"Maksudmu Soobin masih mencintainya hingga saat ini?" Ada sedikit rasa aneh yang menjalari tubuh Lia, ia gemetar. Perkataan Soobin tentang akan belajar mencintainya mulai menggema di dalam pikiran. Namun karena ada Taehyun didekatnya, Lia berusaha agar tetap terlihat santai.

"Iya."

"Tentang bunga Edelweiss..."

"... Gadis itu menyukai bunga edelweis. Kau tahu makna dari bunga itu?" Taehyun langsung motong ucapan Lia dengan sebuah pertanyaan yang dijawab gelengan dari Lia.

"Keabadian cinta."

Setelah menjawab pertanyaannya sendiri, Taehyun langsung pergi meninggalkan Lia yang berdiri terdiam tanpa niat menyusul. Tidak jauh dibelakang, Taehyun menghentikan langkahnya dan berbalik lalu pergi lagi.

Tanpa disadari satu tetes air mata mengalir dipipi kanan Lia. Dengan memegangi dadanya, Lia mulai yakin ia jatuh hati dengan Soobin.

'Aku benar-benar menjebak diriku sendiri. Soobin, bagaimana kau bisa belajar mencintaiku jika masih ada masa lalu dihatimu.'

******

Pengen rajin-rajin update kalau gak ada kesibukan. Jadi setia terus buat nunggu kelanjutan cerita ini, yah?

Semangat!!!!

Edelweiss│Restore Memories [END√]Where stories live. Discover now