Enam

250 43 0
                                    

Soobin terbangun begitu mendengar suara bel yang beberapa kali berbunyi. Melihat Lia yang menggeliat gelisah, Soobin langsung bangkit dan berjalan ke arah pintu utama. Cukup dirinya saja yang terganggu, jangan Lia yang sedang sakit.

Soobin perlahan membuka pintu namun tamu atau lebih tapatnya siluman di balik pintu itu langsung masuk tanpa dipersilahkan, membuat kepala Soobin sukses terbentur pintu.

Yeonjun dengan wajah tanpa dosanya duduk begitu saja sambil meletakkan beberapa bungkus makanan yang sempat ia pesan.

"Ada apa?" Tanya Soobin dengan wajah di tekuk begitu dalam. Bahkan kerutan di dahinya terlihat jelas.

"Oh lihatlah, ada yang tidak nyaman dengan kedatangan kita."

"Bodoh."

Yeonjun terkekeh. Ia berjalan kearah Soobin lalu merangkul pundak sepupunya itu. Taehyun yang lebih senang duduk sambil menatap layar hpnya hanya bisa mencibir. Kenapa Yeonjun tidak langsung mengatakannya saja.

Soobin merasa malas, ia menyingkirkan tangan Yeonjun dari pundaknya dan bersiap untuk naik lagi keatas kamar. Namun, pertanyaan Yeonjun membuat langkahnya seketika berhenti.

"Ah iya, kau tahu siapa yang aku dan Taehyun temui di toko buah tadi?"

Soobin tidak berbalik, ia masih membelakangi Yeonjun. Menunggu kelanjutan pembicaraan tanpa niat memberi jawaban. Sekitar beberapa detik ruangan hening, Soobin jadi semakin kesal dengan Yeonjun.

"Shin Ryujin." Soobin yang hendak melanjutkan langkahnya langsung terdiam kembali. Ia segera berbalik menatap Yeonjun seakan bertanya apakah yang ia katakan barusan benar atau tidak. Begitu melihat Yeonjun mengangguk, Soobin langsung tersenyum lebar. Sangat lebar.

Bagaimana tidak. Orang yang ia tunggu selama ini akhirnya datang, ia kembali. Soobin tahu ini akan terjadi, itu sebabnya ia selalu menunggu.

Soobin berlari menyambar jaketnya. Berniat keluar untuk mencari keberadaan Ryujin, Soobin tahu dia harus kemana.

Taehyun menggeleng melihat bagaimana antusiasnya Soobin ketika mendengar nama Ryujin, orang yang selama ini ia tunggu. Tak lama kemudian, pandangan Taehyun teralihkan, ia menengadah dan mendapati Lia sedang berdiri di depan kamar, tangannya sangat kuat mengenggam railing tangga.

Taehyun kembali melirik Yeonjun, ia tahu betul Yeonjun tidak akan peduli dengan perasaan Lia. Oleh karena itu, Taehyun memutuskan untuk menemui Lia sendirian.

Lia begitu kuat meremas railing. Seperti menyalurkan emosi yang hanya bisa ia tahan saat melihat Soobin bersemangat untuk menemui gadis bernama Shin Ryujin. Hatinya terasa berat, ia ingin sekali berteriak mencegah kepergian Soobin tapi apa daya, dia tidak lebih dari seorang istri yang hanya digunakan sebagai alat untuk mendapatkan harta.

Lia tersentak merasakan tangan yang lembut menyentuh pundaknya. Ia berbalik kesamping dan melihat Taehyun menatap datar ke arahnya. Lia tidak tahu harus berbuat apa selain tersenyum lalu kembali menatap kedepan.

"Aku tahu kau tidak suka," Ucap Taehyun.

"Aku membencinya."

"Sejauh apapun kau membencinya, kau tidak akan rela jika milikmu memiliki orang lain selain dirimu."

Memang benar apa yang Taehyun katakan. Sebesar apapun kebencian itu, Lia tidak akan pernah suka jika miliknya memiliki orang lain selain dirinya. Lia tidak bisa berucap lagi, ia memilih masuk kedalam kamarnya dan membanting pintu dengan keras. Yeonjun yang santai dibawah juga ikut kaget mendengar dentuman daun pintu yang keras.

Taehyun menghela napas. Ia tidak bisa membantu banyak, takutnya itu justru membuat dirinya yang mendapat masalah. Lebih baik bersikap seperti Yeonjun yang tidak peduli dengan apapun.

"Apa kau sudah puas dengan makananmu?" Yeonjun menatap Taehyun dengan makanan yang masih ada di mulutnya. Ia menggeleng dan terus saja mengunyah makanan milik Soobin.

"Aku kasihan pada Lia Noona," Ucap Taehyun.

"Untuk apa? Bukankah mereka tidak memiliki perasaan apapun?" Yeonjun benar-benar sosok yang tidak terlalu peduli. Bahkan disituasi seperti ini ia masih bisa berucap dengan santai.

"Entahlah, Hyung. Aku hanya kasihan."

Yeonjun mengangguk, ia meneguk segelas air kemudian menepuk pundak Taehyun.

"Aku tahu yang kau rasakan. Aku juga tahu kau baru saja naik untuk menemui Lia. Soobin tidak mencintai Lia begitupun dengan Lia. Pernikahan mereka di dasari oleh syarat yang jika syarat itu telah di penuhi, mereka bisa saja saling meninggalkan."

"Kau benar."

"Apapun yang terjadi, mereka sudah memikirkan ini dari awal. Tersisa bagaimana mereka menyelesaikannya."

Yeonjun benar. Sebelum semua ini terjadi, Lia maupun Soobin pasti sudah memikirkan konsekuensinya. Mungkin karena itu Lia tidak mencegah kepergian Soobin, kepergian suminya untuk menemui wanita lain.

Lia termenung memandangi jendela kamar yang entah sejak kapan tertutup tirai. Perkataan Taehyun masih berputar di kepalanya. Ia tidak tahu harus berbuat apa karena yang terjadi sekarang sudah mereka pikirkan jauh-jauh hari.

Soobin pergi menemui Ryujin, padahal awalnya Soobin rela meninggalkan pekerjaan demi menemani Lia. Ternyata benar, Ryujin segalanya untuk Soobin. Hal itu sudah di katakan Yeonjun saat menawari pernikahan.

Apa yang di lakukan pria itu sekarang. Pasti mereka sudah menghabiskan waktu dengan bersenang-senang sementara Lia sendirian dirumah setelah Yeonjun dan Taehyun memilih untuk pulang. Bagi Lia, Soobin sangat menyebalkan.

"Pria jahatttttttt." Teriak Lia sambil membanting semua bantal yang ada di sekelinglingnya. Ia bahkan menyimbak tirai hingga membuat tirai itu terjatuh.

Setelah kamar berbentuk kapal pecah, Lia memutuskan untuk tidur dengan kondisi yang sangat lelah. Suhu badannya bahkan naik karena banyak bergerak. Choi Soobin, pria itu sudah bisa membawa pengaruh buruk untuk Lia. 

Dua jam berlalu, Soobin akhirnya pulang dan memutuskan untuk langsung beristirahat. Sesampainya di depan kamar, saat Soobin berhasil membuka pintu ia kaget melihat kondisi kamarnya yang sangat berantakan.

"Lia?" Panggil Soobin saat melihat Lia berbaring di atas tumpukan tirai.

Soobin tidak peduli lagi dengan kamarnya, ia lebih khawatir melihat Lia berbaring di atas tumpukan tirai. Apa rumah mereka sempat kemasukan perampok dan membuat Lia seperti ini.

"Pria bodoh, pergi dari sini." Lia meronta saat sadar dirinya berada dalam gendongan Soobin.

"Kau mau membuatku mati sendirian dirumah ini? Aku sakit dan kau pergi begitu saja meninggalkanku."

"Aku minta maaf tapi jangan bergerak, kau bisa saja jatuh." Soobin akhirnya meletakkan Lia di atas ranjang. Mereka duduk dengan posisi saling membelakangi.

Soobin merasa bersalah karena meninggalkan Lia sendirian dirumah. Bagaimana jika benar terjadi sesuatu padanya. Kalau bukan Taehyun yang mengingatkan, mungkin Soobin belum pulang saat ini.

Edelweiss│Restore Memories [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang