2.kejadian kantin

163 126 198
                                    

Bel istirahat berbunyi, murid-murid di kelas berhamburan keluar dan berlari menuju ke kantin untuk mengisi perutnya.

Tampak di pojok kelas ada segerombolan sahabat-sahabat Valencia, dan disebelah bangku tepat di samping kanan Valencia ada Stefan dengan teman temannya.

"Jadi itu Albern? Atau yang dipanggil Aarav?" Tanya Naya kepada Valencia.

Valencia sangat membenci laki-laki itu. Sudah banyak luka yang dia berikan untuk Valencia, jangan kan untuk melihatnya, mendengar namanya saja membuat dirinya muak.

"Hm" jawab Valencia singkat.

"Modal ganteng aja ngga bakal bisa buat hidup harmonis, percuma ganteng tapi otaknya digadai-in!" Sindir Thalita yang bisa didengar jelas oleh Aarav.

Aarav sedang duduk di meja kantin yang bersebelahan dengan Stefano. Aarav mengepalkan tangannya, dia sangat marah — tapi ucapan Thalita ada benarnya.

Gue emang bodoh.

"Emang ganteng? Kok gue lihat dia B aja sih? Apa mata lo aja Thal yang salah lihat?" Tanya Dinda dengan wajah polosnya.

"Ini nih begonya dibawa ke sekolah bukannya ditinggal di rumah" ucap Thalita.

"Kalo menurut segi pengelihatan gue, masih ganteng para bujang gue yang di Korea, kita adu ketampanan dia sama suami pertama gue Kim Taehyung gimana?" Ucap Dinda bangga memamerkan suami halu-nya.

"Udah deh Din. Lama-lama Gue prihatin sama lo" ucap Thalita dengan memasang wajah prihatin kepada Dinda.

"Iya Thal gue tau gue cuma halu, tapi lo harus dukung ke haluan gue ini" ucap Dinda dengan memeluk tubuh Thalita.

"Iya Din yang sabar ya, tenang aja masih ada Abang Bima yang Gans atau Abang Darren yang bule dan ada abang Adit yang bobrok kalo Dewa punya gue Din kalo lo lupa" ucap Thalita membalas pelukan Dinda.

"Anjing. gue ga mau Thal, Gue maunya sama ayang Baekhyun" ucap Dinda dengan mimik wajah yang dibuat sedih.

"Semua aja lo embat Din, suami gue juga lo embat, gimana sih" ketus Thalita.

"Oh iya lupa, bagi dua ya Thal?" Ucap Dinda.

Zara, Naya dan Valencia yang sedari tadi melihat drama absurd sahabatnya itu memutar bola matanya jengah, sudah terbiasa jika mereka berdua membuat drama ini.

"WOI ADIT! LO BELUM BAYAR UTANG KE GUE!" teriak Dinda tiba-tiba.

"Oasu, duit 5 ribu aja ngga di ikhlasin, hitung hitung amal gitu kek ke gue" jawab Adit.

"Heh! Lo kira nyari duit itu gampang!? Susah bego, jangan kan 5 ribu, lo nyari duit 5 perak aja susah anjing!" Dinda menjawabnya dengan kalimat yang bisa di katakan benar.

"Lo berdua kalo mau ngurus pertengkaran rumah tangga sono deh ke lapangan atau ngga ke kamar!" Teriak Darren yang membuat dua insan itu menatap tajam kearahnya.

"Bejanda bro" ucap Darren dengan mengangkat tangannya dan membuat huruf v dijarinya.

"Bercanda bukan berjanda bodoh!" Ucap Adit menoyor kepala Darren.

"Awh..Sakit anjing" Darren meringis kesakitan.

"Drama." ucap Stefan menyindir. Sial! Valencia tidak terima jika kata kata itu terdengar oleh sahabatnya.

"Ngomong apa lo!?" Valencia melihat ke samping mejanya dengan tatapan mautnya.

"Drama? Salah?" Jawab enteng Stefan.

Agatha ValenciaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora