apa itu rindu?

1K 149 14
                                    

Happy Reading:)

Jika dihitung-hitung, sudah lumayan lama Rayn tidak bertemu Halwa, terakhir saat ia ke kampus ia memang bertemu Halwa dan sempat menyapa, namun hanya Rayn yang tau jika sebelumnya ia sempat melihat Hanif yang tengah belajar bersama dengan Clara dan Halwa.

Harusnya saat itu Rayn bisa menyapa Halwa lebih awal, namun karna pemandangan yang menyesakkan hatinya itu, jadi Rayn pun memilih untuk pergi.

Rayn terlalu posesif ya, padahal tidak ada salahnya dengan Hanif yang belajar bersama dengan Halwa, lagipula kan ada Clara, dan keduanya pun tidak menunjukkan hal-hal yang perlu Rayn khawatirkan.

Tapi itulah Rayn, seseorang yang terlalu berperasaan, suka akan ia perjuangkan, tidak suka akan ia abaikan. Dan bila takut kehilangan maka akan sangat mengkhawatirkan.

Mungkin Rayn harus belajar bagaimana cara mengontrol emosinya, karna terkadang dengan sifatnya yang seperti itu akan membuat dirinya terjerumus pada kekalahan ataupun kegagalan.

"Kemarin gue sempet ketemu Halwa" ujar Rayn.

Atensi Rafa dan Zaky pun beralih menatap Rayn, "terus?" Tanya Zaky.

Rayn pun tersenyum singkat, "terus gue benci liat dia bareng sama Hanif" ucapnya.

Zaky pun menghembuskan nafasnya, "gak ada yang salah dengan itu, yang salah itu kalo Lo terus-terusan khawatir bakalan kalah dari Hanif" ujarnya.

"Lo tau kalo gue berada jauh dibelakang Hanif"  ucap Rayn.

Zaky menggeleng, "nggak, Lo cuma berada satu langkah dibelakang Hanif"

"Oh ya?, Kalau gitu sekarang Hanif lagi jalan di tempat, semisalnya dia juga suka sama Halwa dan dia maju sebelum gue, perjalanan gue itu gak ada arti apapun" jawab Rayn

"Kalau gitu Lo harus terus maju dan gak ikutan jalan ditempat kayak Hanif, terus aja maju sampai ke tujuan yang Lo mau" ucap Zaky lalu tersenyum.

Rayn ikut tersenyum, lalu memukul pelan pundak Zaky, "thanks ya Ky, udah kasih gue pencerahan" ujarnya.

"Oh iyalah, Lo tau nama lain gue apa?" Tanya Zaky

"Apa?" Ucap Rayn

"Angel"

Rayn pun pura-pura terkejut dengan menutup mulutnya menggunakan tangan, ia melirik Rafa dan Zaky secara bergantian, "jadi Lo transgender?" Ucapnya

Mendengar itu Zaky langsung memukul kepala Rayn, "pala Lo!" Ujarnya

Kemudian ruangan tersebut dipenuhi oleh gelak tawa ketiga sahabat tersebut.

.
.

Lagi-lagi hujan turun, memang hari-hari di bulan ini diisi dengan hujan ya? Karna memang ini sudah memasuki musim hujan kan.

Beruntung Halwa tidak mempunyai kelas hari ini, jadi ia tidak perlu susah-susah datang ke kampus dengan cuaca seperti ini.

Halwa merenggangkan otot-otot nya setelah lebih dari satu jam menatap layar laptop milik nya, sekarang banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan mengingat skripsi sudah didepan mata.

"Akh.. Alhamdulillah" seru nya saat selesai merenggangkan otot-otot tubuhnya, Kemudian Halwa pun menutup layar laptop dan beranjak.

Halwa berjalan menuju jendela kamarnya dan berdiam disana sembari menatap hujan yang sangat deras itu, karna kamarnya yang berada di lantai dua, Halwa jadi bisa melihat anak-anak kompleks yang tengah bersenang-senang bermain hujan.

Ia juga melihat pengendara motor yang menerobos hujan, seketika Halwa mengingat Rayn.

Halwa mengalihkan atensinya ke payung yang bertengger nyaman di dekat pintu kamarnya, Halwa lupa mengembalikannya. Lagipula sekali ia ingat malah Rayn yang tidak ada, jadi itu sebabnya mengapa payung tersebut masih berada di tangan Halwa.

Khitbah Untuk Halwa [COMPLETED]Where stories live. Discover now