4. BERBEDA

727 282 328
                                    

Jangan lupa vote dan coment^^

Komen tiap paragraf yaa

***

Gina baru saja keluar dari toko buku, cewek itu baru saja membeli beberapa novel.

Gina melihat keadaan sekitar, hujan sudah reda. Namun Gina sama sekali tidak melihat ada angkot yang lewat, cewek itu melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah sore, namun bagaimana caranya ia pulang?

Gina berjalan sambil menunggu ada angkot yang lewat, kesal. Hp mati, tidak ada kendaraan. Rasanya Gina ingin berteriak, namun akal sehatnya masih menguasai dirinya.

Sedangkan di lain tempat, Gibran mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, cowok itu tidak mau sampai kehilangan jejak orang yang sudah merusak wilayahnya.

Suara bising terdengar di sepanjang jalan, Gibran sedikit lagi bisa mencegah motor yang sedang ia kejar. Namun ia meleset, Gibran berbelok berlawanan arah dengan cowok tadi.

Gibran mengerem motornya sehingga genangan air terciprat, hingga terdengar teriakan terpekik ke telinganya.

"Sial!" umpat cewek itu, dia adalah Gina. Gina mengumpat saat genangan air itu mengenai tubuhnya.

"Heh, lo! Turun!" Gina berjalan ke arah cowok yang mengemudi ugal-ugalan itu dengan deru nafas yang naik turun.

Gibran yang melihat Gina mendekat, cowok itu melepas helmnya bersamaan dengan menyisir rambutnya ke samping.

"Lo?!" seru Gina.

Gibran menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa? Gue masih ada urusan," katanya.

"Setelah lo buat gue basah gini bukannya minta maaf malah pergi?" tanya Gina tak percaya.

"Terus, gue harus gimana?" Gibran bertanya balik.

"Nggak mungkinkan gue pulang basah kayak gini?"

Gibran menghela napas berat, kemudian cowok itu turun dari motornya dan mendekat ke arah Gina. Melepas jaket warna hitam kebanggaannya dan menyimpan di bahu Gina.

"Lo mau ngapain?" tanya Gina lagi.

"Katanya lo nggak mau pulang dalam keadaan basah? Gue pinjemin jaket," sahut Gibran.

"Nggak ngaruh, pakaian gue tetep basah," kata Gina.

Gibran menarik kembali jaket yang ingin ia simpan di bahu Gina, kemudian cowok itu berjalan ke arah motornya.

"Lo mau kemana?"

Gibran melirik sekilas ke arah Gina. "Pulang."

"Terus gue?" Gina menunjuk dirinya sendiri.

"Ribet banget sih lo," ucap Gibran.

Gina mencibikkan bibirnya kesal, cewek itu melangkah menjauh dari Gibran. Hari ini adalah hari tersial baginya, setelah merasa cukup jauh berjalan Gina memutuskan untuk berhenti.

Sehingga fokusnya terhenti saat melihat Gibran berhenti tepat di hadapannya.

"Naik," katanya.

Gina menunjuk dirinya sendiri, kemudian menunjuk ke jok belakang Gibran dengan raut bingung.

"Naik atau gue tinggal," katanya lagi.

Dengan cepat Gina berjalan mendekat ke arah motor Gibran, ia tak mau menunggu angkot lebih lama lagi dengan keadaan pakaian basah. Hanya untuk terakhir kalinya, Gina tidak akan berurusan lagi dengan Gibran. Untuk terakhir kalinya.

***

Suara ketukan membuat lamunan Gibran buyar, cowok itu menghela napas berat. Kemudian Gibran bangkit dari duduknya dan berjalan membuka pintu.

GIBRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang