BAB 24. The mistress last breath

6.6K 860 71
                                    

UPDATE!!!

Ayo semua merapat sekarang juga! Siapa yang udh nunggu chapter hari ini?? Mana suaranya??

Maaf, updatenya rada telat, tapi gapapalah ya yang penting update.

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

PS : Belum dibaca ulang dan di edit.

Vote comment share

Follow recommend

Love,
DyahUtamixx

[⚠️WARNING! VIOLENCE & TRIGGER WARNING. 21+⚠️]

Stephano berdiri di teras sebuah rumah kecil nan kumuh di salah satu area padat penduduk di daerah Milan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stephano berdiri di teras sebuah rumah kecil nan kumuh di salah satu area padat penduduk di daerah Milan. Matanya menatap kesekeliling rumah dan mendapati bahwa kehadirannya telah menjadi pusat perhatian para tetangga yang mengintip dari balik pagar. Itu mungkin karena penampilan serta mobil yang dibawanya, atau ada hal lain yang membuat para tetangga merasa tertarik. Ia membetulkan jas yang melekat ditubuhnya dan juga earpiece yang terpasang di telinga kirinya. Stephano memastikan sekali lagi dan mengkonfirmasi bahwa ridak ada satupun menjaga, seolah orang yang mendiami rumah ini berusaha membaur dan tidak memunculkan sebuah kecurigaan di lingkungan sekitar.

Stephano melepas kacamata hitam yang bertengger di hidungnya dan memasukkan benda tersebut ke dalam saku jas. Stephano memastikan barang yang diinginakn wanita itu sudah berada di dalam kantungnya sebelum meraih gagang pintu dan memutarnya. Pintu perlahan terbuka dan Ia melangkah memasuki rumah. Tidak seperti tampak luar yang terkesan biasa dan kumuh, bagian dalam rumah jauh dari kata kumuh. Walaupun masih terbilang biasa untuk kategori Samantha yang senang akan kemewahan. Stephano memindai sekeliling, dan mendapati beberapa kamera cctv terpasang di sudut ruangan. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyum kecil, sepertinya wanita itu tidak sebodoh yang Ia duga sebelumnya.

Stephano semakin dalam memasuki rumah hingga sampai di ruang tengah. Ia mendengus pelan ketika melihat sebuah kursi mewah terletak di tengah, dengan Samantha yang duduk bak Ratu, dikawal oleh dua penjaga bertubuh besar. Stephano sudah mengenali wajah mereka sebagai anak buah Gianni---anggota Gambino yang berpihak pada ayahnya. Stephano berdehem pelan dan memasang poatur santai, Ia sama sekali merasa tidak nyaman saat melihat anggota kelompoknya sendiri berpihak pada pria yang sudah tidak lagi menduduki tahta. “Aku tidka terkejut melihat kalian berdua,” komentar Stephano santai, tapi tatapannya begitu tajam membuat dua pria yang berdiri di kedua sisi Samantha bergerak gelisah.

“Jangan begitu Stephano, darling. Mereka hanya menjalankan tugas untuk melindungiku. Tidak lebih. Kau tidak boleh berpikiran buruk pada anggotamu sendiri.”

“Aku rasa Capo harus melakukan pengecekan internal Gambino sekali lagi.” Stephano berkata sambil lalu. “Dimana Carolina?”

“Langsung to the point ha? Kau tidak merindukan diriku? Aku ibumu Stephano, aku yang membesarkanmu disaat ibu jalangmu memilih untuk mengakhiri hidupnya.”

Limerence : RedemptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang