BAB 2. Perubahan Sikap

10.5K 1K 95
                                    

UPDATE!!

Ayo semua merapat ya!

Siapa yang udh nunggu chapter hari ini? Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suja dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,
DyahUtamixx

Danielle menganggukkan kepalanya cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Danielle menganggukkan kepalanya cepat. Ia tidak mau melihat kemarahan Luciano saat ini, jadi Ia memutuskan untuk tutup mulut dan mengiyakan semua ucapan Luciano. Percuma jika Ia harus mengelak ataupun menolak, lebih baik Danielle diam untuk saat ini. Luciano memperhatikan Danielle cukup lama sebelum melepaskan dirinya. Pria itu berjalan memutari meja counter dan duduk di salah satu kursi berkaki tinggi. Itu adalah suatu sinyal bagi Danielle untuk melanjutkan kegiatannya. Danielle tidak tahu apa yang harus Ia lakukan karena kehadiran Luciano, pria itu membuatnya gugup bukan main, tapi Danielle dengan pintar menutupinya. Keheningan tercipta diantara mereka. Luciano sibuk mengawasi gerak gerik Danielle, sedangkan wanita itu sibuk memasak makan malam yang sempat terganggu.

"Kau belum mengucapkan kalimat yang ingin aku dengar." Danielle menghentikan gerakan tangannya dan mendongakkan kepala, menatap Luciano dengan tatapan takut. Luciano tersenyum miring dan memperhatikan ekspresi Danielle dengan tatapan yang sulit dijelaskan. "Ucapkan sekarang."

Danielle meletakkan pisau dapur yang ada di genggamannya. Jika bisa, Ia ingin sekali menusukkan pisau tersebut ke tubuh pria itu, Danielle menatap lurus Luciano, tapi tidak sedetikpun bibirnya bergerak dan mengucapkan kalimat yang ingin pria itu dengar. Ia memperhatikan dengan seksama perubahan raut wajah Luciano dan entah kenapa itu membuat Danielle merasa---entahlah Ia sendiri juga tidak paham dengan perasaan yang Ia rasakan saat ini.

Luciano menggertakkan giginya kesal, tapi Ia harus menahan diri karena percakapan mereka terganggu oleh ponselnya yang berdering. Ia mengeluarkan ponsel tersebut dari dalam kantung jasnya dan berjalan keluar dapur, meninggalkan Danielle sendiri yang langsung bernapas lega akan kepergian pria itu.

Danielle kembali melanjutkan kegiatannya dan satu jam kemudian menu makan malam sederhana yang dibuatnya sudah tersaji di atas meja makan. Ia memperhatikan punggung Luciano yang masih sibuk berbicara di telepon dengan posisi berdiri dan menghadap ke jendela. Danielle menggigit bibir bawahnya dan melirik ke arah pintu masuk rumah, bisakah Ia kabur saat ini juga? Tapi bagaimana jika Luciano menempatkan anak buahnya di sekeliling rumah? Ia tidak ingin berada disini, berdua dengan pria itu saja akan berakhir buruk bagi dirinya. Ia bisa lari dan menetap dirumah Carolina, tapi bagaimana jika Luciano memerintahkan Ivan untuk menangkap mereka? Ia tidak mau lagi menyeret Carolina ke dalam dunia penuh kegelapan ini.

Danielle yang sibuk dengan pikirannya dan mata yang tertuju ke pintu, sama sekali tidak menyadari kalau Luciano telah selesai berbicara di telepon. Pria itu memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku jas dan melipat kedua tangannya diatas dada. Ia menatap tajam Danielle, tahu saat itu juga akan pemikiran wanita itu. "Jika kau ingin pergi, silahkan. Aku tidak akan melarangmu." Ucapan Luciano mengembalikan Danielle ke dunia nyata dan manik biru wanita itu, langsung mengarah ke arah Luciano dengan tatapan polosnya.

Limerence : RedemptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang