TWENTY TWO

7 0 0
                                    

HAPPY READING

Kejadian kemarin membuat Ansell harus mencaritahu penyebab adiknya itu jatuh kedalam kolam, dirinya merasa ada yang janggal. Hari ini Ansell telah tiba ditempat ia akan bertemu dengan Naila di sebuah kafe.

"Halo bang, apa kabar." sapa Naila yang sudah datang menghampirinya.

"Kabar Shasa juga gimana? udah baikan?" kata Naila duduk disalah satu bangku.

"Hai Nai, gue baik ko Shasa juga udah baikan." jawab Ansell.

"Jadi lo udah siap buat ceritain semuanya?" Tanya Ansell to the point.

Naila mengangguk lalu mulai menceritakan semua kejadian kemarin.

Flashback on.

Naila baru saja datang memasuki gedung yang berisi banyak orang berlalu lalang, matanya langsung aktif mencari keberadaan teman-temannya. Beruntung dia cepat menemukan keberadaan mereka dan langsung menghampirinya, dia bingung tidak melihat keberadaan Myesha diantara mereka.

"Kalian belum liat Myesha?" tanya Naila.

"Gue udah pantengin arah pintu masuk, ga liat Myesha dateng dari tadi tuh." ujar Gaby.

Naila hendak merogoh ponselnya yang ia letakkan didalam tas nya, bertujuan menelpon temannya yang satu ini. Namun, tiba-tiba ia mendengar kericuhan dan melihat kerumunan orang. Mereka yang penasaran itu ikut melihat apa yang terjadi.

Flashback of.

"Gue sama temen-temen syok liat Mahesa berkelahi sama 'cowok' yang gak kita kenal. Tapi kita sempet denger diantara kerumunan memanggil 'cowok' itu adalah Agam. Diposisi itu gue gak liat ada Shasa disana. Tapi, saat perkelahian terjadi tiba-tiba dia meluk Mahesa. Gue terkejut apalagi setelah itu Mahesa menghempaskan Shasa kedalam kolam." kata Naila panjang lebar.

"Bang, kalau boleh tau apa lo kenal sama yang namanya Agam?" tanya Naila penasaran.

"Dia ketua geng di sekolahnya Mahesa dulu." Jawab Ansell.

Naila terkejut bukan main. Sebenarnya apa yang sedang dialami sahabatnya itu sehingga masa lalunya berdatangan satu persatu. Dia tidak bisa membayang bagaimana jadinya jika dirinya berada diposisi Myesha sekarang.

•••

Disekolah sedang ramai membicarakan malam ulang tahun Shina. Bahkan mereka seperti sedang adu kekerasan suara di setiap kubu dikelasnya Myesha. Sekarang belum jam kelas dimulai itu membuat Myesha sesak. Dirinya menyesal datang terlalu pagi ke sekolah.

seseorang baru saja masuk ke kelas nya dan kini dia berdiri di samping bangku Myesha. Seketika suara bising tadi dikelas tiba-tiba hening.  Myesha yang tadinya menidurkan kepalanya diatas meja menjadi tegak, dirinya melihat ada Shina dan kawan-kawannya sedang menatap dirinya.

Shina mendegus sembari melipat tangannya di depan dadanya. Menatap sinis ke arah Myesha.

"Bella, lo gak bener ya kasih informasi ke gue. Lo biang yang namanya Myesha ini sakit, nyatanya? gue liat dia baik baik aja tuh. Padahal kalau dia masih sakit gue pasti bakal bawain dia sepotong kue ulangtahun gue kemarin, masih sisa banyak kok. Karenakan dia spesial, ya ga?" sinis Shina.

Shina mendekatkan wajahnya ke wajah Myesha, seolah sedang meneliti wajahnya, "ups gue lupa kalau dia orang sama kemarin jatuh ke kolam di pesta gue." cetus Shina seraya menampilkan smirk di bibirnya. Lalu Shina menegakkan kembali tubuhnya.

"Mau lo apa?! jangan buang-buang waktu gue kalau lo hanya bacot dikelas gue!" tukas Myesha.

Shina mendesis, "lo gapunya malu ya? apa perlu gue ceritain detail kejadian di pesta gue kemarin? hah! lo udah merusak pesta gue!! dan lo merasa gapunya rasa bersalah gitu?!"

MyeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang