TWENTY FIVE

3 0 0
                                    

SELAMAT MEMBACA.

Flashback on

Terlihat seorang pria yang sedang memperhatikan setelan yang melekat ditubuhnya di sebuah kaca besar. Pria itu tampak memukau dengan memakai setelan jas hitam lengkap dengan bunga mawar putih. Rasa gugup menghinggapi di dadanya, mengingat dia akan mengikuti kompetisi Musik untuk yang kedua kalinya.

Setelah merasa sudah siap, Mahesa membalikan badan dan melangkah keluar. Namun, deringan telpon menghentikan langkahnya, Mahesa melihat nama yang tertera di dalam ponselnya. unknown. Dan dia pun mengangkatnya.

"Halo, siapa ini?" Tanya Mahesa.

Perubahan raut wajah Mahesa berubah seketika, buru-buru Mahesa menutup telpon. Dia lari keluar, di halaman terdapat mobil terparkir.

"Cepat antar gue ke Bandung." perintah Mahesa kepada sang supir.

"Tapi den bukannya kita akan ke-"

"Cepat antar saja! kita gak punya banyak waktu!" Mahesa berteriak ketika dirinya sudah duduk di kursi penumpang di mobilnya.

"Baik." Mobilpun berlalu meninggalkan pekarangan rumah.

Diperjalanan Mahesa hanya bisa menahan tangisannya sambil melihat keluar jendela.

Tiba-tiba ada telpon masuk membuat Mahesa terkesiap dia pun mengangkat telpon dari Ayahnya.

"Kamu ini kemana? Mengapa tidak tunggu Papa?" tanya Ayah Mahesa.

"Maaf Pah Mahesa pergi ke Bandung, Mama kecelakaan." jawab Mahesa.

"Apa kau lupa hari ini tampil lomba?! kamu ini bodoh sekali kesempatan ini tidak akan terulang lagi, tapi kau malah pergi ke Bandung. Sudah kamu putar balik saja, acara akan segera dimulai, lagipula di Bandung ada ayah tirimu disana kamu ga perlu repot repot pergi ke Bandung."

"Papa lupa dia adalah ibu kandungku? Papa boleh membenci Ibu tapi dia tetap Ibuku. Kau adalah Ayah teburuk di Dunia, untung saja Ibu meninggalkanmu, jika tidak dia akan menderita terus menerus." cetus Mahesa.

"Papa melakukan ini semua juga untukmu Esa, Papa sayang kamu. Lihatlah, yang kau akui Ibumu itu malah tidak datang ke perlombaanmu. Dari sini bisa dilihat siapa yang lebih menyayangimu? Sudahlah nak kau putar balik saja."

Mahesa pun menutup telpon sepihak. Dia segera menonaktifkan handphone miliknya.

Mahesa memikirkan Myesha dan perlombaannya. Dia sudah resmi menjadi lelaki terburuk di dunia mungkin saja mengikuti jejak Ayahnya. Mahesa tertawa meratapi kehidupannya, tiba-tiba keluarlah air mata. Dia sudah mengecewakan Myesha beberapa kali dan itu membuat tangisan Mahesa makin deras. Kini diapun juga telah menginggalkan mimpinya.

Flahback of.

Myesha terkejut mendengar cerita dari Mahesa. Dia benar-benar tidak tahu tentang kenyataan yang sebenarnya. Dia memang tahu bahwa Mahesa berasal dari keluarga yang tidak utuh, kedua orang tua Mahesa bercerai disaat umur Mahesa yang masih butuh kasih sayang kedua orang tuanya. Diumur yang masih remaja ini Mahesa harus menerima pahitnya sebuah hubungan.

Mahesa menunduk, malu untuk bertatapan dengan wanita yang dicintainya. Namun, Mahesa dapat melihat dari sudut matanya bahwa gadis itu mendekat ke arahnya.

MyeshaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt