TWENTY THREE

4 0 0
                                    

Happy reading

Minggu pagi Myesha sedang jogging di sekitaran kompleknya, karena Ansell sedang ada yang harus diurus katanya maka dari itu tidak bisa menemaninya.

Ketika sedang asik berlari sambil mendengarkan musik dirinya terkejut ketika Julian muncul disebelahnya.

"Gue boleh gabung?" Tanya Julian yang masih berlari disebelah Myesha.

"Terserah lo." Jawab Myesha cuek.

selanjut nya tidak ada percakapan diantara mereka hanya terdengar deru napas mereka yang teratur, hingga akhirnya mereka telah tiba disebuah taman di kompleknya Myesha. Mereka mencari tempat duduk yang kosong karena kebetulan disana sedang banyak penghuninya.

"Lo tunggu disini." Tak butuh jawaban dari Myesha pun Julian sudah beranjak dari duduknya setelah mengatur napasnya.

Julian telah kembali dengan dua botol air mineral di kedua tangannya, satu botolnya ia berikan kepada Myesha.

"Makasih." Ujar Myesha menerima air mineral Julian, membukanya lalu meneguk hingga tersisa setengah dari botolnya.

"Lo kok bisa sih dateng kesini, lengkap pake baju olahraga lagi?" Tanya Myesha penasaran meneliti pakaian Julian dari bawah sampai atas.

"Memang gue udah dikasi tau bang Ansell sih soal lo olahraga sendiri dan gue di suruh nemenin lo." Jelas Julian balas menatap Myesha.

Myesha terkejut mendengar penjelasan Julian, pasalnya mengapa Ansell tidak menyuruh sahabatnya saja untuk menemaninya. Walaupun sebenarnya mereka tidak bisa gabung karena sibuk. Yang masih menjadi pertanyaan, mengapa Julian satu satunya orang yang dipilih Ansell untuk menemaninya. Ah sudahlah ia tak ingin membebankan pikirannya.

"Terus lo mau?" Tanya Myesha sekali lagi dengan sebelah alis yang terangkat.

"Buktinya sekarang gue ada sama lo." Jawab Julian diiringi dengan senyuman yang membuat Myesha melihatnya terpana dengan ketampanan Julian.

Hening suasana, masih saling bertatapan. Myesha masih terhanyut dalam pesona Julian. Melihatnya sehabis olahraga dengan bulir keringat di pelipisnya membuat ketampanannya berlipat ganda apalagi melihatnya secara dekat.

Myesha menggelengkan kepalanya, mengalihkan tatapannya ke arah lain lalu berdehem untuk meminimalisir rasa gugupnya dan berharap degupan jantung yang memacu dengan cepat agar segera bekerja dengan normal.

"Well gue hargai kedatangan lo jauh jauh kesini cuman mau nemenin gue olahraga, makasih ya. Lain kali lo jangan mau disuruh sama abang gue." Tutur Myesha, "cih, bisa bisanya dia nyuruh orang lain, bikin repot aja." dumel Myesha.

Julian tersenyum, "Gue sama sekali ga repot ko, malah gue seneng bisa bareng sama lo." 

"Gimana, lo mau lanjut larinya?" Tanya Julian sembari melihat jam yang berada di pergelangan tangan kanannya.

"Iya sekalian gue pulang, eh gimana kalau lo mampir dulu kerumah gue. Gaenak sama lo nih." Ajak Myesha.

"Hmm.. Boleh." Jawab Julian.

Merekapun beranjak dari duduknya dan melanjutkan larinya menuju rumah Myesha.

Sesampainya mereka dirumah. Myesha menyuruh Julian untuk menunggunya diruang tamu sedang Myesha akan menyajikan minuman dan cemilan.

Julian kini tengah duduk di sofa, matanya sedang mengamati sekeliling ruangan. Matanya tanpa sadar menangkap sebuah figura foto yang menarik perhatiannya, dia mulai mendekati figura yang diletakkan di dinding yang letaknya tak jauh dari asal tempat duduk Julian. Ternyata Figura tersebut berisikan foto sebuah anak kecil perempuan sekitar umur 7 atau 8 tahun, yang sedang memainkan alat musik biola,  anak tersebut telihat sedang berada di tengah taman bunga matahari sembari memainkan biola. 

MyeshaWhere stories live. Discover now