CH 31

1.9K 267 123
                                    

Awas typo bertebaran.

Author's pov

Beberapa jam yang lalu Wendy udah bangun dari pingsan, dia sekarang lagi tiduran di bed rumah sakit. Di raungan itu juga ada Jungwon sama Sunghoon. Belum ada satupun diantara mereka yang berinisiatif berbicara. Sunghoon tetap diam karena takut, ia takut akan kecewa terhadap respon Wendy. Sementara Jungwon diam karena bingung, pikirannya dipenuhi bermacam-macam kemungkinan, yang paling menonjol adalah 'siapa yang akan dia pilih seandainya orang tuanya ga merestui.

Dan yang menjadi titik pusat, Wendy, tetap diam karena apa? Kita lihat saja dulu.

"T-Tant?!" Sunghoon adalah yang pertama membuka suara.

Wendy yang awalnya berbalik telentang sambil memandang langit-langit rumah sakit, beralih tidur miring. Membelakangi Sunghoon dan Jungwon.

"Mah," suara Jungwon ikut menyusul kemudian.

Kendati begitu, Wendy tetap diam. Kini, bahunya malah bergetar dan tangannya terangkat ke wajah, Isak tangis terdengar tak berapa lama kemudian.

"Mamah!?" Jungwon berlari menghampiri ke sisi Wendy. "Maafin Jungwon Mah!"

"Mamah apa ada salah dalam mengajar kamu Won?!"

"Engga Mah, Jungwon yang salah ini salah Jung–"

"Tante saya bisa jelasin," sela Sunghoon yang tak tega melihat setetes air mata jatuh dari mata Jungwon.

Wendy melirik Sunghoon sekilas, "Saya kecewa sama kamu Hoon."

Hati Sunghoon langsung retak dalam beberapa bagian, hal yang paling dia takutkan menjadi kenyataan. Seperti takdir selalu menentangnya, tidak mengijinkan ia untuk memiliki. Untuk sekedar bahagia walau hanya sekali. Lalu bagaimana? Apa bisa ia tanpa Jungwon.

"Tolong keluar!"

Hati yang sudah retak menjadi pecah beberapa bagian. Sunghoon tertunduk, melihat lantai abu-abu yang suram, yang tak lebih suram daripada hidupnya. Sunghoon terdiam, apa harus ia menerima takdir terus mempermainkannya.

Sunghoon mengangguk sekilas, memantabkan keputusan dan beralih pergi. Memungut satu persatu serpihan hatinya dan dan menyusunnya kembali. Ia tak akan menyerah, untuk salah satu kebahagiaan yang pernah ia rasakan, ia akan sedikit berjuang dan sedikit menentang takdir.

"BANG!!!" Jungwon yang ingin mengejar Sunghoon, ditahan oleh Wendy. Sementara Sunghoon terus menjauh pergi.

"Jungwon cinta Mah! Jangan pisahin kami!" air mata mengalir deras dari mata Jungwon, membuat Wendy yang sama banjirnya tak kuasa melihat dan mengalihkan pandangan.

"Kamu tau kan Won itu salah? Lingkungan ga akan pernah menerima kalian. Mamah ga pengen ngeliat kamu jadi bagian dari mereka yang ditolak. Mamah ga akan pernah bisa ngebiarin kamu sedih karena disalahkan, dianggap berbeda dan dibuang. Mamah ga akan bisa menerima jika mereka menghina kamu, menyamakan kamu dengan binatang, atau apapun hal yang buruk. Mamah cuma ga pengen kamu terluka Won! Tolong mengerti untuk sekali ini."

"ENGGAK MAH!! MAMAH SADAR NGGAK KALO SEKARANG UDAH BIKIN JUNGWON TERLUKA, bukan lingkungan–ataupun yang Mamah sebut mereka–yang udah bikin Jungwon sedih, tapi Mamah sekarang udah nyakitin Jungwon. Jungwon cuma pengen Sunghoon. Tertolak, dianggap berbeda atau apapun itu akan Jungwon terima, tapi tolong jangan pisahin kami Mah. Satu-satunya hal yang ga bisa Jungwon terima adalah pergi dari dia, jadi tolong jangan paksa Jungwon menjauh dari Sunghoon. Memangnya kenapa kalo Jungwon bakal dianggap berbeda, Jungwon tetap anak Mamah yang durhaka, Jungwon ga bakalan berubah, jadi tolong Mah, jangan anggap Jungwon berbeda. Sampai kapanp—" sebelum Jungwon menyelesaikan ucapannya, tangannya ditarik oleh Wendy. Dibawa dalam pelukan kasih sayang. "Sampai kapanpun Jungwon bakalan tetap sama."

Drama - [Sunghoon x Jungwon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang