30 || Spy

756 104 10
                                    

7 bulan yang lalu...

Seungyoun menundukkan kepalanya dalam, tak sedikitpun ia berani mengangkat kepalanya untuk menatap wajah ayahnya yang duduk tepat didepan ia berdiri saat ini. Nafas pria itu memburu karena kesal, wajahnya memerah menahan emosi yang mulai meluap dan tangannya yang menggenggam erat gelas berisikan coffe buatan sang istri, yang bisa saja pecah sangking kuatnya genggamannya.

Berapa saat kemudian, bunyi riuh benda yang jatuh pecah memenuhi ruangan itu. Cairan berwarna coklat, dan serpihan beling berwarna putih berceceran kemana-mana. Melihat semua itu, membuat Seungyoun semakin takut. Ia tau, seberapa keras ayahnya, dan pria itu sangat mudah meledak sama seperti kakaknya.

"Aish!!! Kau benar-benar tidak berguna Seungyoun-ah!!" Pekik sang Ayah. Kemudian, pria itu berdiri dari kursinya dan menatap wajah ketakutan putra keduanya dengan amat kesal.

"Appa sudah memperingatkan mu jangan berperilaku macam-macam, yang mengancam posisimu di rumah Soonyoung...sesulit itukah kau menuruti kemauan ku?!" Seungyoun hanya diam, tak berani untuk mengeluarkan sepatah katapun.

"Seungyoun-ah...kau punya mulutkan? Jawab ayah!!!"

"Ne, mianhaeyo...a-aku tau, aku bodoh. Maaf, mengecewakan mu..." Cicit Seungyoun, ia menundukkan kepalanya dalam.

Pria itu menghela nafas berat, "Seungyoun-ah...hanya kau yang bisa ayah harapkan untuk mengambil alih perusahaan kakakmu. Appa tidak mau tau, bagaimanapun caranya...kau harus bisa mendapatkannya, arraseo?" Pria paruh baya itu menepuk pundak putra keduanya.

Dilain sisi, seorang wanita berdiri di balik rak buku. Mendengar semua pembicaraan itu. Ia sebenarnya sudah tau, hanya saja kelakuan ayahnya. Ia baru tau, bahwa seobsesi itukah ayahnya dengan perusahaan anak sulungnya?

Kenapa? Itulah, pertanyaannya.

•••

1

bulan kemudian,

Seperti biasa, Soonyoung selalu datang pagi ke kantornya. Dengan poker face, dan aura dingin yang mencekam disetiap langkah kakinya. Yang membuat siapapun, akan tunduk padanya.

Pria itu merogoh kantong jasnya, mengambil benda persegi panjang yang berdering menandakan ada panggilan masuk. Pria itu menatap nama penelpon pada layar ponselnya, menggeser layar tersebut untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Heum...ya, aku akan segera ke ruangan ku" Ujar Soonyoung, setelah itu pria itu mematikan ponselnya dan menyimpannya kembali ke kantongnya.

Pria itu menekan tombol pada lift, dan masuk ketika pintu lift terbuka terbuka, menekan tombol disana untuk menuju lantai dimana ruangan berada. Hanya menunggu beberapa menit, pintu lift itu kembali terbuka. Pria itu melangkahkan kakinya keluar dari lift, menuju ruangan paling ujung lorong itu.

Soonyoung mendorong pintu yang ada di hadapannya, dan mendapati sekretarisnya yang membungkuk memberi hormat padanya.

Soonyoung mengangguk, "apa yang kau dapat?" Tanya Soonyoung sambil memasukkan tangannya di saku celananya dan berjalan, mendekat ke arah sekretarisnya.

Pria bermarga Wen itu menyerahkan sebuah map berwarna hitam kepada Soonyoung.

Soonyoung mengambilnya, lalu membuka untuk mengetahui apa isinya. Beberapa lembar kertas, dengan berisi berbagai informasi yang mungkin ia butuhkan. Soonyoung berjalan ke mejanya, membaca kertas-kertas itu dengan seksama dan menemukan berbagai fakta baru tentang Seungcheol.

"Dia menikahi istrinya, hanya untuk bertanggung jawab? Dia sama sekali tidak mencintai istrinya itu?" Tanya Soonyoung heran, sambil membolak-balik kertas yang ada di tangannya.

"Ne, tuan. Yang saya tau, Keluarganya mendapatkan keuntungan, karena tuan Choi Seungcheol menikahi putri tuan Yoon" Soonyoung menyernyitkan keningnya, lalu menatap sekretarisnya itu.

"Maksudmu?"

"Perusahaan tuan Choi telah lama ingin menjalin kerjasama dengan Perusahaan tuan Yoon. Hanya saja, tuan Yoon selalu menolak permintaan kerjasama itu dengan alasan, tuan Yoon masih meragukan perusahaan milik tuan Choi." Jelas Sekretarisnya.

Soonyoung tersenyum miring, ia meletakkan semua kertas-kertas itu ke atas mejanya. Lalu menghela nafasnya, "begitukah?"

"Jun...cari informasi tentang Perusahaan Choi. Aku mau kau mendapatkannya dalam waktu dua hari, sekarang pergilah ..." Pria itu membungkukkan tubuhnya, setelah itu mengundurkan diri dari ruangan Soonyoung.

Soonyoung menyandarkan tubuhnya, "ini akan menyenangkan...kau salah mengusikku Seungcheol-sshi" Gumamnya.

•••

"Appa!" Pria paruh baya yang tengah mengamati para karyawannya melayani pelanggan, mengalihkan pandangannya ke arah seorang gadis dengan perut yang membuncit.

"Aigoo, Jihoonie...kenapa kau tidak bilang kalau mau kesini...aigoo" Gadis itu tersenyum sambil menghampiri ayahnya, dan memeluk pria itu.

Kemudian, ayahnya mengalihkan pandangannya ke arah perutnya yang membuncit. Mengelus perutnya lembut dengan senyum antusiasnya.

"Cucu appa tumbuh dengan baik, eoh? Appa tidak sabar menunggu kelahirannya" Jihoon terkekeh.

"Bulan depan, appa sudah bisa melihatnya kok. Jadi, bersabarlah lagi...oke?"

"Ya ya...baiklah" Ujar ayahnya, sembari mengusap lembut kepala anaknya semata wayangnya itu.

"Ngomong-ngomong, kau datang sendiri kesini? Soonyoung tidak ikut?" Tanya ayahnya sambil melihat sekitar mereka.

"Aku diantar supir kesini, Soonyoung tidak ikut karena akhir-akhir ini ia sibuk mengurus pekerjaannya. Eumm...appa"

"Hm?"

"Aku lapar, bolehkah aku minta menu makanan yang paling enak disini?" Ya, Jihoon benar-benar tidak pernah berubah, jika sudah berhadapan dengan ayahnya.

Begitu juga dimata Ayahnya, tak peduli berapa umur putrinya sekarang, posisinya sebagai calon ibu. Dimata ayahnya, Jihoon tetap putri kecil semata wayangnya. Satu-satunya orang, yang ia miliki kini. Satu-satunya sumber kebahagiaannya.

"Tentu saja, pesanlah apapun yang kau mau. Untukmu, gratis..."

"Hahaha, tentu saja...akukan anak appa" Ujar Jihoon sembari tertawa.

---

"Tuan...ini restoran appanya. Saya melihat Lee Jihoon disini, ia tengah bersama appanya."

"..."

"Tidak ada Kwon Soonyoung disini...ia datang sendiri, tuan"

"..."

"Ne, saya akan awasi terus tuan..."



















Hai, selamat tanggal 15 semua😊
Lama ya ga update, baru kelar PAS sama nyetor tugas nih. Maaf, akhir-akhir ini keasikan update AU sampe lupa update disini. Semoga suka ya, walau bahasanya berantakan. Diusahain bakal rajin up kok, makasih yang udah setia nunggu.
Wooahae~❤️

GRENZE || Soonhoon GS✓जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें