26 || anxious

861 115 12
                                    

Dari kejauhan, matanya menangkap sosok anak laki-laki yang tengah duduk terdiam di bangku pinggir sungai, tempat biasa gadis kecil itu bermain. Entah kenapa, anak laki-laki itu begitu menarik perhatiannya, walau ia sebenarnya hanya diam dan tidak melakukan apapun.

"Jihoon-ah, kajja!" Pekik Sejeong, sembari menarik tangan kecil Jihoon. Gadis kecil itu enggan mengalihkan pandangannya dari sosok anak laki-laki itu. Namun, Sejeong kembali menarik tangan kecil Jihoon, dan Jihoon masih tak bergeming.

"Sejeong-ah, kau duluan saja...aku akan menyusul mu nanti..."Ujar gadis kecil berkulit putih pucat itu, gadis kecil lainnya menantap temannya heran. Jihoon melepaskan pegangan tangan Sejeong dari pergelangan tangannya, lalu pergi menghampiri anak laki-laki itu.

Kaki-kaki kecilnya, terus melangkah mendekati anak laki-laki itu. Semakin dekat, Jihoon bisa melihat wajahnya dengan jelas. Di pipinya, ada sebuah goresan luka, dan lebam di ujung bibirnya. Peka karena ada seseorang yang memperhatikannya, anak laki-laki itu menoleh dengan tatapan dingin ke arah Jihoon.

Jihoon membulatkan matanya, reflek menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Keadaan anak laki-laki itu, lebih buruk dari yang ia kira. Mata sebelah kirinya sedikit membiru dan agak bengkak, dia kenapa? Anak laki-laki itu mengalihkan wajahnya, enggan menatap Jihoon yang tampak terkejut dengan keadaan wajahnya.

"K-kau terluka, k-kau...eumm...lukamu..." Ujar Jihoon panik. Lagi-lagi, anak laki-laki itu menatap Jihoon dengan tatapan yang sulit di artikan.

"D-dimana orang tuamu...b-biar aku panggilkan, k-kau terluka--"

"Aku tidak punya orang tua..." Ujar anak laki-laki itu. Hal inilah, yang membuat Jihoon kecil semakin bertambah panik, ia langsung menarik tangan anak laki-laki asing itu untuk ikut bersamanya.

---

"Sshhh..." Desis anak laki-laki itu, ketika ayah Jihoon memberikan obat pada luka di pipinya. Sedangkan Jihoon, gadis itu duduk di sebelah anak laki-laki itu, sembari memerhatikan ayahnya yang tengah mengobati. Sesekali, Jihoon ikut meringis, seolah ikut merasakan nyeri yang dirasakan anak laki-laki itu.

"Akh! A-ahjusshi..."Pekik anak laki-laki itu, ketika ayah Jihoon mulai mengompres bagian matanya.

"Appa~! Pelan-pelan, dia kesakitan!" Protes Jihoon kecil.

"Arraseo...mianhae...tahan ya, ini cuma sebentar kok" Anak laki-laki itu mengangguk saja.

"Jadi, siapa namamu tadi?" Tanya ayah Jihoon, agar suasananya tidak begitu tegang.

"K-kwon Soonyoung..." Sahut anak laki-laki itu, sedikit ragu.

"Umur mu?"

"12 tahun..."

"Wah, kau seumuran dengan Jihoonie" Anak laki-laki itu memiringkan sedikit kepalanya.

"Jihoonie?" Ujarnya bingung.

"Ne, itu namaku... Annyeong, aku Lee Jihoon! Aku harap, kita bisa menjadi teman baik!" Ujar Jihoon dengan antusias.

Dan dari situlah, awal mula perkenalan mereka. Awal pertemuan dan kisah persahabatan masa kecil mereka dimulai. Semenjak saat itu, mereka cukup dekat. Bahkan, Soonyoung seolah bagian dari keluarga mereka. Tak ada yang berubah dari sikap anak laki-laki itu, ia masih bersikap dingin pada Jihoon, walau kadang agak galak, karena Jihoon yang suka sekali menjahilinya.

GRENZE || Soonhoon GS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang