13 || Suddenly

1.1K 128 16
                                    

Seperti istri pada umumnya. Jihoon bangun di pagi hari, mandi dan bersiap untuk membantu para maid menyiapkan sarapan. Walau sudah berkali-kali diperingatkan oleh kepala maid untuk tidak membantu, Jihoon tetap kekeuh dan bilang bahwa, ini tanggung jawabnya sebagai istri, jadi jangan melarangnya. Tentu saja, tidak ada yang membantah perkataan Jihoon tersebut.

Saat semua orang tengah sibuk, dan Jihoon tengah menyusun alat-alat makan di meja. Salah satu maid muda menghampirinya dengan menundukkan kepalanya.

"Maaf Nyonya, a-aku terlambat bangun..." Jihoon yang tengah sibuk menyusun alat-alat makan pun terhenti, melirik ke arah wanita berumur 20 tahunan itu yang kini, bahkan tak berani menatap wajahnya.

"Hm, tak apa. Mungkin, kau kelelahan hingga kau telat bangun..." Ujar Jihoon sambil melanjutkan kegiatannya.

"Maaf mengganggu pembicaraan, Nyonya..." Sahut ketua pelayan yang baru saja datang, sambil membawa nampan berisi menu sarapan pagi ini, untuk ia tata di meja makan.

Ia meletakkan nampan itu, sembari menatanya dengan rapi di meja. "Nyonya...ini bukan pertama kalinya ia telat bangun untuk menjalankan tugasnya menjadi maid, aku sudah menegurnya--"

"Tak apa, Ahjumma Kim. Mungkin, ia memang kelelahan...siapa namamu?" Ujar Jihoon dengan senyumannya.

"Go Hyemin, Nyonya..."

"Baiklah, Hyemin-sshi...tolong jangan ulangi lagi ya, jika kau merasa lelah istirahatlah lebih awal saat malam hari. Jadi, kau tidak melalaikan pekerjaan mu keesokan harinya, arraseo?" Maid itu mengangguk sambil membungkukkan tubuhnya untuk meminta maaf.

"Kalau begitu, Hyemin-sshi...tolong bantu Ahjumma Kim ya. Ahjumma, aku ke atas dulu" Ujar Jihoon, lalu pergi meninggalkan keduanya di meja makan. Kepala pelayan tersebut menatap punggung Jihoon yang semakin lama semakin jauh, lalu melirik Hyemin yang menyibukkan dirinya untuk mempersiapkan meja makan. Ia menghela nafasnya, lalu menggelengkan pelan kepalanya, kemudian melanjutkan kembali pekerjaannya.

---

Jihoon membuka pintu kamarnya perlahan. Berjalan perlahan menuju kasur, dimana suaminya masih tertidur pulas sambil memeluk boneka miliknya. Tanpa sadar, Jihoon mengulas senyumannya. Menurutnya, wajah Soonyoung saat sedang tertidur seperti ini sangat imut, apa perlu ia abadikan? Ah, tidak. Toh, ia juga bisa melihatnya setiap pagi.

"Soonyoung-ah...cepat bangun" Ujar Jihoon pelan, sambil menggoyangkan pelan tubuh Soonyoung. Namun, tak ada respon yang diberikan oleh Soonyoung.

"Soon, kau bisa terlambat jika tak bangun sekarang..." Lagi-lagi, tak ada respon.

Pria itu malah menarik selimutnya untuk menutupi wajahnya yang terkena sinar matahari, Jihoon menghela nafasnya. Sulit sekali membangunkan manusia satu ini.

Lalu, Jihoon menindih tubuh Soonyoung hingga pria itu menggeliat tak nyaman.

"Ji~ kau berat..." Protes Soonyoung.

"Enak saja, aku sudah diet ya..." Omel Jihoon pada Soonyoung.

Soonyoung meluruskan tubuhnya, membiarkan Jihoon mendapatkan posisi yang nyaman untuk memeluknya. Bahkan, Jihoon menduselkan wajahnya di dada Soonyoung.

Entahlah, Jihoon memang suka tiba-tiba.

"Kau kerasukan apa pagi-pagi begini, hm?" Celetuk Soonyoung. Bahkan, ia saja sampai heran dengan kelakuan istrinya sendiri.

"Kerasukan apanya, orang aku baik-baik saja" Jawab Jihoon sambil asik tiduran di atas tubuh Soonyoung.

"Ya, kau tiba-tiba manja begini?" Jihoon mendongakkan kepalanya, menatap Soonyoung sebal.

"Yah, apa aku tidak boleh manja dengan suamiku sendiri? Jika tidak boleh, aku akan manja dengan yang lain saja" Ancam Jihoon sambil pura-pura hendak beranjak. Namun, dengan sigap Soonyoung menahannya, bahkan malah memeluknya erat.

"Tidak, tidak boleh. Jika kau berani melakukan itu, aku akan menghukum mu" Ujar Soonyoung.

"Dasar...mandilah, aku akan menyiapkan baju untukmu--"

"Ck, nanti saja...aku tidak akan terlambat. Aku masih ingin memelukmu~" Jihoon terkekeh.

"Kau bisa memeluk ku nanti lagi. Sekarang mandi, kau bisa telat" Kata Jihoon, lalu beranjak dari atas tubuh Soonyoung.

"Aku akan menyiapkan bajumu..." Kata Jihoon lagi, sebelum akhirnya berdiri dan melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan tempat baju-baju mereka disimpan.

Saat Jihoon hendak menggeser pintu ruangan tersebut, ia terlonjak kaget karena tubuhnya tiba-tiba di balik dan disudutkan ke pintu tersebut.

"S-soon..."

Soonyoung menarik tengkuk Jihoon, menempelkan bibirnya dengan bibir Jihoon yang lembut, mengecupnya dan sesekali melumatnya. Tidak ada perlawanan sama sekali. Tentu saja, Jihoon bahkan memejamkan matanya sembari membalas ciuman Soonyoung.

Namun, suara ketukan pintu membuat keduanya terpaksa menghentikan kegiatan romantis mereka. Keduanya saling menjauh, sebelum pintu itu terbuka.

"Mianhamnida...sarapannya sudah siap" Ujar seorang pelayan yang berdiri diambang pintu.

"N-ne, aku akan segera kebawah..." Sahut Jihoon, lalu pelayan itu membungkuk hormat sebelum pergi dan menutup pintu kamar mereka kembali.

"Ck, mengganggu...apa boleh ku lanjutkan?" Celetuk Soonyoung.

"Shireo!" Tolak Jihoon, lalu pergi masuk ke dalam ruangan dibelakangnya dan menutup pintunya kembali dengan keras.

Soonyoung menghela nafasnya, lalu berjalan menuju kamar mandi.

•••

"Aku pergi dulu... hati-hati di jalan, hm?" Ujar Soonyoung sambil mengelus lembut kepala Jihoon.

"Arra~ kau juga hati-hati, hng?" Keduanya tersenyum.

Dibelakang mereka, ada Seungyoun yang tengah memperhatikan keduanya. Saling bergandengan tangan, dan sesekali Soonyoung yang mengecup bahkan mengelus kepala kakak iparnya. Seungyoun berdecih, apakah kakaknya sengaja memamerkan kemesraan mereka didepannya?

"Aku pergi....bye!" Ujar Soonyoung, lalu pergi meninggalkan Jihoon masuk ke dalam mobil miliknya, dan pergi meninggalkan halaman rumahnya.

Jihoon tersenyum, lalu berbalik dan masuk menuju mobil. Disana, Seungyoun sudah menunggunya sambil memainkan handphonenya.

"Mian, kalau lama tadi..." Ujar Jihoon sambil memasang sabuk pengamannya.

"Ne, gwenchana..." Sahut Seungyoun.

Lalu, Jihoon menghidupkan mesin mobilnya dan segera pergi menuju tempat tujuan. Selama perjalanan, tak ada percakapan diantara keduanya. Hanya ada Seungyoun yang sibuk dengan handphonenya, karena Jihoon tipe orang yang tidak terlalu suka keheningan. Makanya, ia memulai topik pembicaraan terlebih dahulu.

"Apa matkul mu banyak hari ini?" Tanya Jihoon.

"Tidak, hanya ada beberapa saja. Mungkin, aku bisa pulang setelah makan siang, jika tidak ada kelas tambahan" Jelas Seungyoun.

Namun, hening lagi setelahnya.

"Noona..." Jihoon berdehem, dan melirik sebentar ke arah Seungyoun, lalu memfokuskan kembali pandangannya untuk menyetir.

"Apa kau bisa membantuku?" Jihoon menghentikan mobilnya. Ia melirik Seungyoun yang kini menatapnya dengan penuh harap.

"Hm, boleh..."











Kurang ga sih? Moga suka ya.
Papai~✨

GRENZE || Soonhoon GS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang