24 || He started it.

909 120 19
                                    

Beberapa hari yang lalu, sikap pendiam Jihoon benar-benar membuat beribu pertanyaan muncul di otak Soonyoung. Tak jarang, ia bahkan bertanya pada Jihoon apakah ia baik-baik saja, atau tengah memikirkan apa, hingga membuatnya sediam ini.

Rasa khawatir pun benar-benar mengganggunya, setiap saat Jihoon selalu menghantuinya. Namun, istrinya itu selalu mengelak saat Soonyoung mulai mengajaknya bicara tentang apa yang tengah dia rasakan. Akhirnya, Soonyoung pun pasrah. Mungkin, Jihoon masih membutuhkan waktu untuk memenangkan diri dan pikirannya, sebelum membagi cerita itu padanya.

Suatu malam, saat Soonyoung tengah bersantai sembari menonton tayangan televisi di kamarnya, ada sebuah bunyi notifikasi dari sebuah handphone. Tapi, bukan dari handphone miliknya, melainkan milik Jihoon yang ada di atas meja nakas. Bunyi itu tak hanya sekali, tapi berkali-kali. Karena terganggu dan penasaran juga, akhirnya Soonyoung membuka handphone milik Jihoon.

Semua pesan itu berasal dari Sejeong, Soonyoung membaca semua pesan itu dari awal, dan betapa terkejutnya ia saat membaca pesan-pesan itu. Ia bahkan membulatkan matanya, saat mendapati sebuah nama yang tertera pada pesan tersebut, Choi Seungcheol.

Ya, apa yang dilakukan pria itu pada Jihoon, siapa pria itu, apa hubungannya dengan Jihoon, akhirnya Soonyoung mengetahuinya berkat pesan-pesan tersebut. Tangan Soonyoung menggenggam erat handphone Jihoon, rahangnya pun mengeras menahan emosinya. Namun, ia buru-buru meletakkan kembali handphone milik istrinya ketempat semula, begitu mengetahui knop pintu kamarnya di buka, dan Jihoon muncul dari sana.

Begitu Jihoon masuk, Soonyoung menatapnya sambil tersenyum, seolah bersikap baik-baik saja dan tak terjadi apapun. Ya, Soonyoung memutuskan diam, dan tak ingin bertanya apapun karena ia sudah mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya tempo hari, tentang apa yang terjadi dengan Jihoon.

•••

Sesampainya dirumah, Jihoon merebahkan tubuhnya di kasur sebentar, entah kenapa badannya mendadak terasa pegal dan kepalanya sedikit pusing. Soonyoung pun mendudukkan dirinya di sebelah Jihoon, menatap istrinya yang tengah berbaring sambil memejamkan matanya.

"Lelah sayang?" Gadis itu berdehem.

"Ganti bajumu dulu, baru istirahat..." Jihoon pun mendudukkan dirinya, lalu menatap Soonyoung disebelahnya. Setelah itu, ia menyandarkan kepalanya pada bahu pria itu dan melingkarkan tangannya, memeluk Soonyoung.

"Sebentar, kepalaku pusing..."

"Kau sakit?" Tanya Soonyoung khawatir, sembari mengusap lembut kepala Jihoon.

"Tidak, ini karena aku kelelahan saja...kau tidak perlu khawatir"

"Ck, tidak bisa. Tetap saja aku khawatir...gantilah bajumu, setelah itu istirahat" Bukannya mendengarkan omongan Soonyoung, Jihoon malah semakin mengeratkan pelukannya dan malah menyembunyikan wajahnya di ceruk leher suaminya, menghirup wangi maskulin pria itu yang mampu menenangkan dirinya.

"Tadi, aku bertemu Seungcheol..." Mendadak, Jihoon menegakkan tubuhnya, menatap Soonyoung terkejut.

"Mwo?"

"Aku bersyukur, kau sudah berhenti bekerja di perusahaan ayahnya. Jika tidak, hidupku benar-benar tidak akan tenang hanya karena mengurusi manusia itu" Jihoon menyernyitkan keningnya.

Apa maksud omongan Soonyoung, apa Seungcheol menceritakan kejadian tempo hari? Tapi, tidak mungkin karena sudah pasti Soonyoung akan mengamuk jika mengetahui itu. Atau, Seungcheol menceritakan masa lalunya?

GRENZE || Soonhoon GS✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt