10 || Together

1.2K 135 13
                                    

Srakk!!

Sraakk!!

Sraakkk!!!

Jihoon membuka semua gorden yang ada di kamar mereka. Sengaja, supaya cahaya matahari bisa masuk ke dalam kamar dan membangun suaminya secara otomatis. Dan benar saja, Soonyoung menggeliat terganggu di balik selimut tebal miliknya. Namun, bukannya bangun pria itu malah menarik selimut menutupi wajahnya.

"Astaga, masih belum mau bangun juga?" Keluh Jihoon, lalu ia berjalan ke arah kasur. Menarik selimut itu paksa, hingga akhirnya Soonyoung terpaksa membuka.

"Jihoon, aku masih mengantuk~"

"Bangun sekarang, atau--"

"Oke oke, aku bangun Jihoon" Ujar Soonyoung sambil mendudukkan dirinya di kasur, matanya masih terpejam dengan bibirnya yang manyun lucu.

Jihoon mendudukkan dirinya di tepi ranjang, lalu membuka mata Soonyoung dengan jarinya. Soonyoung membuka matanya, yang ia dapat senyuman Jihoon yang sangat manis. Namun itu hanya sebentar, karena setelah itu ekspresi wanita itu kembali datar.

"Cepat mandi, aku tunggu di bawah. Jangan banyak alasan lagi" Jihoon hendak beranjak dari posisinya, Namun Soonyoung menarik tangannya, hingga ia kembali terduduk. Bukan di tepi ranjang, tapi ke pelukan Soonyoung.

Jihoon membulatkan matanya, terkejut karena tiba-tiba Soonyoung menariknya dan memeluknya seperti ini.

"Soon..."

"Sebentar saja, boleh ya?"

Sekujur tubuhnya mendadak menegang, begitu Soonyoung mengatakan rentetan kalimat itu tepat di telinga kanannya. Soonyoung menyadarkan kepalanya pada pundak Jihoon, tangannya melingkar indah di pinggang Jihoon.

"Sayang..." Jihoon masih terdiam, asik bergelut dengan pemikirannya yang entah apa itu.

"Sayang...?" Belum dijawab juga.

Chup~

Soonyoung mengecup pipi Jihoon.

"S-soon?"

"Hng, baru terasa ya? Daritadi aku panggil kemana saja nyonya Kwon yang manis?" Ujar Soonyoung sambil mencolek pipi Jihoon gemas.

Jihoon menggelengkan kepalanya, "t-tidak kemana-mana, memangnya kenapa?" Tanya Jihoon.

Soonyoung kembali meletakkan dagunya di bahu Jihoon, menghirup wangi vanilla dari tubuh istrinya.

"Soal omongan mu waktu itu, kau takut untuk mencintai. Apa kau pernah punya orang istimewa sebelumnya?"

Jihoon terdiam. Ia tak tau harus menjawab apa, bahkan jika ia tau, ia tak tau harus mulai darimana. Menceritakan masa lalunya kembali, sama saja seperti ia terlempar dimasa itu. Ia kembali bisa merasakan rasa sakit itu, ia tak mau. Ia takut semakin tak bisa menghapus kenangan itu, ia khawatir itu semakin membuatnya terjebak dalam perasaan lama itu.

"Jihoon? Aku salah bicara ya?"

Jihoon menggeleng, ia melepaskan pelukannya Soonyoung dari pinggangnya. Lalu, beranjak dari posisinya.

"Mandilah, a-aku menunggumu di bawah..." Ujar Jihoon tanpa memandang wajah Soonyoung sedikitpun, lalu pergi meninggalkan Soonyoung yang kini menatapnya penuh pertanyaan.

Jihoon segera keluar dari kamar mereka, begitu pintu kamarnya ia tutup kembali. Ia meremat knop pintu tersebut, matanya mulai berkaca-kaca. Namun, Jihoon segera menghapus air matanya yang keluar dan pergi untuk turun ke ruang makan.

GRENZE || Soonhoon GS✓Where stories live. Discover now