O2 - First Day

339 120 73
                                    

17 Juli 2020

Seorang gadis berlari panik setelah melihat jamnya yang menunjukkan pukul 06.45, yang berarti sekitar lima belas menit lagi jam masuk sekolah. Dan sekarang ia masih berlari panik sambil menyiapkan peralatan MOS nya, ia tidak bisa telat di hari pertama seperti ini. Setelah memastikan bahwa bawaannya sudah lengkap, ia langsung berlari menuju kebawah secepat kilat. Ia sempat menyalami tantenya dan langsung buru-buru memakai sepatu dan mengambil sepeda di garasinya. Setelah itu, ia dengan cepat melaju sepedannya dengan kencang.

Gadis yang bernama Athaya Alderan itu kini sudah duduk di bangku kelas sepuluh SMA. Athaya kini lebih periang dan perlahan mengobati rasa depresinya. Setelah bertemu dengan Dhika dan mendengar ocehannya lima tahun lalu, kini ia sadar bahwa seberat apapun masalah yang sedang ia hadapi, ia harus tetap hidup dan menyelesaikannya tapi lari sedikitpun.

Gadis ini dikenal sebagai orang yang periang di sekolah dan orang-orang disekitarnya. Setidaknya, ia harus menutupi luka-luka dan masalah hidupnya dihadapan semua orang. Apalagi setelah kehilangan ibunya dua tahun lalu, dan mulai kehidupan barunya bersama tante dan saudara-saudaranya.

"Gila, bisa habis ni gue kalau telat, mana katanya kakak OSIS nya pada galak-galak lagi, mampus gue!"

Athaya semakin melajukan kecepatan sepedanya tanpa melihat bahwa ada motor yang datang dari arah samping. Keduanya sama-sama tidak bisa mengontrol lajuan mereka masing-masing, hingga terjadilah insiden tabrakan.

Athaya yang tidak peduli dengan keadaannya sekarang langsung bangun dan membenarkan sepedanya. Ia juga tidak peduli dengan luka di kaki dan lengannya, yang ia pedulikan sekarang adalah, bagaimana caranya agar ia tidak telat datang ke sekolah.

"Gila tu cewe."

*****

"Heh, heh, sini kamu, udah telat main nyelonong aja!" Teriak salah satu anak OSIS yang berjaga di depan gerbang. Athaya yang baru saja memarkirkan sepedanya langsung menghampiri anak OSIS tersebut dengan tertatih-tatih.

"M-maaf kak, tadi saya ada kecelakaan kecil waktu jalan ke sekolah." Jawab Athaya dengan sedikit gugup.

Salah satu anggota OSIS tersebut, atau bisa kita sebut dengan nama Haura itu awalnya tidak percaya, tapi ketika melihat luka di lengan dan kakinya langsung membiarkan Athaya masuk dan menyarankan untuk pergi ke ruang UKS terlebih dahulu untuk mengobati lukanya.

"Maaf kak, tapi saya gak tau UKS nya dimana."

"Yaudah, ikut saya."

Athaya mengikuti Haura dari belakang, saat masuk ke dalam area sekolah, ia terpana melihat betapa luasnya lapangan sekolah ini. Ia juga sempat mencari teman-teman SMP nya yang kebetulan keterima juga di sini. Tapi mana mungkin ia menemukan tiga temannya diantara ratusan siswa yang sedang berkumpul.

Sesampainya di UKS Haura meninggalkannya bersama salah satu anggota PMR yang langsung menyuruhnya untuk duduk diatas kasur. "Ini kenapa bisa begini?"

"Tadi jatuh pas mau berangkat sekolah. Terus belum sempet di obatin sayanya langsung lanjut jalan biar gak telat kak, hehe." Jawab Athaya.

"Wah, bisa bahaya kalau sampai terlambat di obatin, bisa infeksi nanti kamu. Oiya, kenalin aku Valora, panggil Val aja, gak usah kak rada gak enak gitu di denger." Ujar Valora dengan senyum indahnya.

"I-iya kak, eh maksudnya Val." Jawab Athaya dengan sedikit gugup.

"Gak usah gugup gitu, santai aja, anggap aja kita sepantaran. Btw kamu masuk kelas mana?" Tanya Valora sambil membalutkan perban di luka kaki Athaya.

"10 IPS-3."

"Ih serius? Dulu aku juga disitu, aku saranin ya, kalau mau dapat teman duduk yang nyaman, tentram, duduk di pojok belakang kanan dibawah AC, sumpah ih enak banget, adem." Ujar Valora yang tampak bersemangat.

MEMORIES OF THE PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang