O6 - Different

187 61 63
                                    

O6. Different

"Jangan mandang satu keluarga sikapnya sama rata, gue beda, gue bukan mereka."

———

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

———

Berita tentang jadiannya Valora dengan Dhika sudah tersebar luas di seluruh sekolah. Kini keduanya sudah menjadi topik hangat para murid sekolah ini. Awalnya Valora ingin mengajak Dhika untuk pacaran diam-diam saja, tapi karena Dhika sudah terlanjur cerita kepada teman-temannya, Valora hanya bungkam dan tak jadi berbicara. Valora sedikit tak nyaman dengan pertanyaan dan lirikan dari siswa lain ketika ia sedang lewat, tapi ini sudah resiko jika berpacaran dengan salah satu dari deretan anak famous di sekolah.

"Duh yang baru jadian keliatannya ceria banget nih!" Seru Athaya dari balik pintu UKS. Athaya sengaja mengunjungi Valora untuk memberi selamat. Mereka memang sudah lumayan dekat sejak mulai berchattan beberapa hari ini.

"Hahaha, biasa aja kali Tha. Lo kapan nih nyusul gue? Sendirian terus perasaan." Ledek Valora.

Athaya berjalan masuk, ia malas, lagi-lagi harus menerima pertanyaan seperti ini. Memang semua remaja harus punya pacar atau gimana sih? Lagian, dia juga sudah nyaman sendiri.

"Tar deh gue nyusul lo, tapi nanti, beberapa tahun kemudian. Lagi gak minat pacaran gue, gak ada yang mau juga." Jawab Athaya dengan selipan curahan isi hati.

"Gue do'ain lo cepet-cepet ketemu yang baik buat lo. Lo orang baik Tha, lo juga harus ketemu orang baik. Kalau ada yang nyakitin lo bawa ke gue, gue headshot tar." Ujar Valora lalu terkekeh.

Dhika sangat beruntung bisa memiliki cewek baik seperti Valora. Gadis baik dan periang ini selalu berpikir positif pada semua orang, Valora juga tidak gampang menilai buruk seseorang sebelum ia tahu alasannya. Valora adalah tipe gadis lembut nan baik seperti yang sering diceritakan di novel-novel. Gadis itu juga memiliki senyum yang cantik, semua orang yang memandangnya pasti akan terkagum-kagum. Valora memang tidak setenar Rinjani, tapi gadis ini memiliki sikap yang baik. Athaya berharap dirinya bisa seproduktif Valora, tapi apa daya, menjadi beban keluarga sudah menjadi kebiasaannya.

"Valoraa!" Suara yang mengayun itu keluar dari mulut Dhika yang tiba-tiba saja datang dari arah pintu. Valora tersenyum menyambutnya. Sedangkan Athaya hanya tersenyum miris melihat dirinya yang lagi-lagi menjadi nyamuk diantara dua manusia ini.

"Sebentar, sebelum kalian memulai keuwuwan ini, biarkan gue pergi dulu, bye!" Seru Athaya lalu berlari meninggalkan mereka dengan terpincang-pincang.

Dhika melirik sebentar kearah Athaya yang sedang berlari. Menurut Dhika, Athaya anaknya unik. Dhika juga berpikir bahwa Athaya adalah anak yang kuat, bisa memendam masalahnya sendiri tanpa memberi tahu teman-temannya.

MEMORIES OF THE PASTWhere stories live. Discover now