5.Sadira ketemu mantan

20 15 0
                                    

Happy Reading!😘
Awas! Typo bertebaran!

🐕🐕🐕🐕🐕

Resiko punya mantan, ya ketemu dimanapun dan kapanpun gak kenal waktu. Kayak Sadira contohnya sehabis mamainkan setengah dari wahana yang ada di Timezone Dia dan Sintya memutuskan untuh istirahat di Restaurant yang ada di dalam Timezone, karena jam menunjukkan pukul 11:28, makan siang dulu untuk mengisi energi agar dapat bermain lagi nanti, tapi tak di sangka-sangka malah ketemu mantan yang bikin mood Sadira seketika anjlok. Jadi gini ceritanya  gaess....

Tempat: Di Restaurant Timezone
Jam: pukul 11:45
Hari: Minggu
Agenda: Ketemu Mantan

"Udah dulu yuk Ra, aku laper" itu suara Sintya merengek lapar pada Sadira.

"Yaudah makan dulu, gue juga laper"

"Makan di sini aja kan, biar nanti bisa langsung main lagi" usul Sintya

"Kuy lah" Sadira sih setuju-setuju saja, dimanapun asal bisa mengisi perutnya yang sedang mendemo minta makan.

Tapi setelahnya Sadira menyesali persetujuannya itu. Bagaimana tidak? sedang asik-asiknya makan punggungnya di tepuk membuatnya hampir tersedak, untung saja hampir kalo iya pasti orang yang membuatnya tersedak itu akan kena jurus Tendangan Ular Mematuk, jurus turun temurun dari Bundanya itu.

Bukan itu sekarang yang menjadi masalahnya, tapi orang yang menepuk punggungnya itu yang menjadi masalah. Pasalnya Dia adalah orang yang di hindari Sadira setelah menorehkan luka yang cukup dalam di hatinya.

"Lo Sadira kan?" tanya orang itu memastikan bahwa orang yang Ia tepuk punggunnya memang benar orang yang di maksud, kalo salah kan berabe urusannya mana hampir tersedak tadi.

"Bukan" jawab Sadira singkat, sialan kenapa harus ketemu lagi sih lanjut Sadira dalam hati.

"Loh emang kamu udah ganti nama ya Ra?" bodoh, kenapa sahabatnya ini bodoh di waktu yang tidak tepat sih. Untung sayang.

"Lo pasti Sintya?" tanya orang itu lagi sambil menunjuk Sintya dengan jari telunjuknya, yaiyalah masa pake jari tengah itu namanya ngefuck.

"Iya, kok aku kayak pernah liat kamu ya?" tanya Sintya lebih kedirinya sendiri sambil mengenyritkan dahinya mencoba mengingat siapa pemuda di depannya ini.

"Gue Boy mantan sahabat lo ini" jawab Pemuda yang di ketahui namanya Boy dengan tak tau malunya merangkul pundak Sadira yang sedang duduk dan di tepis kasar oleh si pemilik pundak.

"Oooouhh... Boyboyboy itu, yang dulu pacarnya Dira terus selingkuh sama si Cicak-cicak di dinding itu kan, iya kan,bener kan, kan kan kan" heboh Sintya setelah mengingat sepesies manusia Fakboi di depannya ini, yang dulu pernah membuat sohib sekaligus saudaranya menangis.

"Boboiboy Sin bukan Boyboyboy,iya yang itu, terus selingkuhan gue namanya Ica bukan Cicak-cicak di dinding" saut Boy dengan santainya bahkan saat bilang nama selingkuhannya tanpa rasa bersalah.

Dan itu membuat Sadira sangat geram bisa-bisanya Dia dulu berpacaran dengan Fakboi macam Boy. Mengingat dulu, Sadira jadi ingat dulu kan Boy itu cupu, dekil, pake kacamata bulat ala-ala kutu buku dan Sadiralah yang berjasa merubah penampilan Boy menjadi tidak cupu, tidak dekil lagi dan ganteng, yang aslinya memang sudah ganteng, tapi karena penampilan cupunya menutupi kegantengannya itu. Percuma kalo ganteng tapi Fakboi terus gak tau terimakasih lagi macam Boy ini, sudah di bantu malah di khianati hati cewek mana yang tak sakit. Apalagi bisa di bilang Boy itu Cinta pertamanya. Nyesek.

"Cih.. selingkuh kok bangga" decihan sinis keluar dari bibir cantik Sadira sambil melanjutkan makan walau sudah tak selera. Mubazir.

"Gue duduk sini ya" mengabaikan decihan sinis dari Sadira dan dengan tidak tau malu juga tidak izin Boy duduk di kursi kosong di meja yang di tempati Sadira dan Sintya.

"Mau ngapain kamu duduk di situ?" tanya Sintya seketika tidak suka setelah tahu siapa Boy itu.

"Mau ikut gabung, gue kebetulan sendirian, pacar gue juga udah pulang duluan" jawab Boy santai tanpa memperdulikan tatapan tajam dari Sadira dan tatapan tidak suka dari Sintya.

"Liat muka kita, Emang kita peduli" ucap Sadira pedas sambil menunjuk wajahnya sendiri.

"Emang muka kita kenapa Ra? " tanya Sintya meraba-raba mukanya dengan tatapan polos bin blo'on membuat Sadira sangat ingin menjitak kepala cantik Sintya apalagi setelah mendengar Boy yang cekikikan. Mungkin dulu Ia akan senang mendengar tawa dari Boy, tapi tidak untuk sekarang Sadira malah membenci tawa itu setelah mengingat pengkhianatan yang di lakukan mantannya ini.

Dan menyadari tatapan Sadira yang kian semakin menajam kepadanya, Boy pun berdehem untuk menghilangkan sisa tawa.

"Ra..  Emang mu-"

"Diem" nada tegas yang Sadira keluarkan membuat Sintya bungkam takut untuk melanjutkan ucapannya itu.

Apalagi kalo Sadira sudah marah mirip sekali dengan Saddam Ayah Sadira bahkan Aira Bunda Sadira tidak berani berbicara kalo suaminya itu sudah marah.

Akhirnya karena moodnya sudah hilang, Sadira memilih untuk pulang. Bahkan tanpa memperdulikan manusia Fakboi itu, gak penting. Dan Boy yang melihanya hanya bisa menatap punggung Sadira dengan tatapan yang sulit di artikan.

(Boboiboy Pratama)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Boboiboy Pratama)

Skip mobil...

"Mau kemana lagi Ra?" tanya Sintya setelah keheningan yang cukup lama.

"Ke rumah gue aja, gue udah gak mood jalan. kita nonton drakor, Bunda juga buat Brownies katanya lo di suruh ke rumah gue"

"Bunda Ai buat Brownis? Waah asyik dong" kalo sudah menyangkut makanan apalagi yang di buat oleh Bundanya Sadira yang enaknya ngalahin koki di Restaurant Sintya paling semangat. Brownis lumer yang di buat Aira adalah makanan Favorite nya, uuugh membayangkan saja sudah membuat Sintya ngiler. Dengan toping Keju dan coklat yang lumer sekali gigit, cukup kalo di bayangin terus bisa-bisa Sintya ngiler beneran.

"Itu mulutnya bisa di tutup gak mbak, awas ngiler" sindir Sadira melihat sahabatnya yang sedang membayangkan Brownis  dengan mulut terbuka, gak etis banget ckckck.

"Iiih... Dira mending diem deeh ganggu aku aja" keluh Sadira dengan bibir mengerucut imut.

Memutar bola mata malas Sadira memilih diam.

"Emang mau nonton drakor apa Ra?" Tak ada sahutan dari Sadira.

Krik... Krik... Krik...

"Iish kok Kamu diem aja sih Ra"

"Lah tadi katanya suruh diem gimana sih" jawab Sadira acuh tak acuh.

"Tau ah gelap"

"Gelap mata lo rabun" Sadira sangat senang jika menyakut soal membuat kesal Sintya.

Sintya memilih diam karena tidak menemukan jawaban yang pas untuk membalas ucapan Sadira dan Sadira yang melihat itu tersenyum senang, anggap aja balasan karena sudah membuat Sadira tak berkutik di depan Boy tadi, menginatnya membuat Sadira kesal lagi. Cewek emang moodian sebentar-sebentar seneng, sebentar-sebentar kesel. Pentesan cowok suka bingung, tapi sebenernya cewek cuma pengin di perhatiin, di manjain dan di pekain juga.

🐩🐩🐩🐩🐩

Sekian dan Terimakasih 😊

VOTE+COMENT KALO SUKA 😍

Kritik dan saran para Reader's 🙏

Di tunggu part selanjutnya🐣

SARDEN ¤® SINDEN Where stories live. Discover now