4.Halan-Halan

18 16 0
                                    

Happy Reading 😘
Awas! Typo Bertebaran! 😁

😎😎😎😎😎

"Tya.... Dira sudah sampai di depan" teriak Sinta Mama Sintya menggema sampai penjuru rumah, Sintya sudah memberi tau Mama dan Papanya kalo ia dan Sadira akan jalan-jalan pagi ini.

"Iya Ma udah tau, gausah teriak-teriak kesian telinganya Papa nanti" teriak Sintya sambil menuruni tangga,membalas Mamanya padahal tadi Dia bilang jangan teriak-teriak dasar*

"Lah kamu juga teriak-teriak" omel Mama Sinta tak terima.

"Sudah-sudah, Tya ajak Diranya masuk dulu" potong Tyaza Papa Sintya sebelum perdebatan antara isteri dan anaknya semakin panjang. Huff... Sabar-sabar lanjutnya dalam hati

"Enggak deh Pa, biar Tya sama Dira langsung berangkat aja" ucap Sintya sambil menyalami tangan kedua orang tuanya.

"Emang gak mau sarapan dulu kalian?"

"Enggak deh Ma, sarapan di luar aja sekalian"

"Yasudah hati-hati, inget pulangnya jangan kemaleman" pesan Papa Tyaza kepada anak gadis satu-satunya itu.

"Asyiaap Papa" Sintya berkata dengan tangan di dahi memberi hormat ala sedang upacara.

"Yasudah sana cepetan, kasian anak Mama yang satu udah nungguin"

"Huh iya Ma.... " dengus Sintya sebal.

Sedangkan di mobil seseorang sedang menggerutu karena yang di tunggu tak kunjung muncul batang hidungnya, dan akhirnya Dia memilih turun menghampiri ke dalam rumah orang yang di tunggu.

"Permisi apakah benar ini rumah Nona Sintya" ucapnya sedikit menyindir.

"Ehh... anak Mama yang pinter masak,mau jalan-jalan ya" Sinta dan Tyaza memang sudah menganggap anak dari sahabat mereka ini sebagai anak mereka, begitupun sebaliknya.

"Hehehe.. Iya Ma"

"Yaudah yuk capcus... " ucap Sintya segera sebelum Mamanya semakin menyindirnya karena tak bisa memasak.

"Yaudah Ma Pa Dira sama Tya pamit dulu" pamit Sadira sambil menyalami tangan Sinta dan Tyaza

"Hati-hati ya Ra jagain Tya dia suka rewel" kekeh Sinta dan Tyaza hanya geleng-geleng kepala mendengar ucapan sang istri.

"iiih... Mama mah gitu mulu, emang aku anak kecil apa" Mamanya memang selalu begitu kan Sintya sudah besar.

"Iya Ma pasti" tanpa disuruhpun Sadira pasti akan menjaga Sintya yang sudah seperti saudara kandungnya.

"Inget pulangnya jangan kemaleman ya Ra" pesan yang sama Tyaza sampaikan kepada Sadira.

"Siap Pa" tegas Sadira.

"Bye Ma Pa" ucap mereka serempak sambil melambaikan tangan setelah masuk ke mobil.

Mobilpun melaju membelah jalanan Ibukota yang identik dengan kemacetannya.

"Tadi katanya mau bawa motor Ra"

"Hehe motor gue lagi ngambek"

"Laah kok kamu tau sih, emang motornya bisa ngomong yah?" tanya Sintya bingun dengan mengerjab-ngerjapkan matanya polos/blo'on kan beda tipis ya.

Sadira tepuk jidat mendengar pertanyaan yang tak bermutu dari mulut sahabtanya "Mogok maksud gue Ya"

"Ooo...  Mogok bilang dong" ucap Sintya mengangguk-anggukan kepala, tak sadar bahwa Sadira sedang menahan untuk tidak menjitak kepala cantiknya.

SARDEN ¤® SINDEN Where stories live. Discover now