(Prolog) Sayap Musim Dingin

2.9K 403 25
                                    

****

Pada hutan di hari musim dingin tiba, salju menutupi dedaunan dan gunung di dekatnya menjadi dipenuhi warna putih yang begitu bersih.

Seekor induk angsa telah kehilangan salah satu telurnya ketika dia hendak berpindah tempat, mencari wilayah hangat untuk ditinggali.

Karenanya seekor anak angsa berwarna abu-abu kotor lahir diantara anak-anak itik yang cerah nan cantik.

"Lihat warna abu-abu kotormu, kau benar-benar itik buruk rupa."

Sang anak angsa yang tidak memiliki rasa percaya diri selalu merasa tidak pantas ketika bermain bersama anak itik lainnya.

Di musim semi yang cerah, anak angsa berenang jauh dari para anak itik, mencari tempat untuknya bisa menyendiri.

Akan tetapi hutan seberang sana ditinggali banyak hewan buas, salah satunya adalah seekor anak kucing yang ingin minum di pinggir sungai kecil.

"Kenapa kau berenang ke tempat ini sendirian? Para itik tinggal di seberang sana."

Meskipun semua induk itik berkata kalau hewan buas di seberang sungai begitu menyeramkan, tetapi anak kucing itu terlihat begitu lugu.

"Aku hanya ingin sendirian, lagipula, tidak ada yang menyukai kehadiran itik buruk rupa sepertiku."

Anak kucing tidak mengerti dengan ucapan anak angsa.

"Kau memiliki bulu yang bagus, kau memiliki sayap yang cantik, kau bisa berjalan kalau kau mau, tetapi kau juga bisa menjelajahi udara. Lalu apa yang kau sebut buruk rupa?"

Anak angsa merasa kalau anak kucing tidak sama seperti para anak itik di sana.

"Walaupun aku buruk rupa, apa itu artinya kau akan tetap berteman denganku?"

"Tentu saja!"

Meskipun dia terlihat kuat namun anak kucing tidak bisa mencari makan sendiri, dia tidak bisa berenang, tidak bisa terbang, dan harus sembunyi ketika musim dingin.

Hingga suatu hari angsa menunjukkan sayap indahnya kepada kucing dan diapun terbang begitu cantik.

"Sayapmu sangat indah, aku selalu penasaran bagaimana rasanya terbang di udara. Andai aku punya sayap, kita bisa terbang bersama-sama."

Kucing jatuh cinta pada langit, dia ingin sesekali bisa terbang bebas bersama angsa seperti seekor burung.

Akan tetapi angsa jatuh cinta pada kucing, dia ingin selalu bisa bersama kucing setiap saat.

Angsa selalu senang setiap kali kucing memujinya, angsa selalu bahagia setiap kucing berada di sampingnya.

Di akhir musim panas itu, sebentar lagi musim gugur pasti akan dimulai.

"Kucing, mari kita bertemu lagi saat musim gugur, setelah itu ... aku akan memberimu hadiah istimewa."

"Benarkah?"

"Iya, walaupun akan membuang banyak waktu, apakah kau akan tetap menunggu hadiah dariku?"

"Tentu saja!"

Hari-hari itu angsa selalu memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa mengabulkan keinginan dari kucing, yakni terbang bersama-sama.

Mungkinkah dengan mengumpulkan bulu, maka angsa bisa membuat sepasang sayap untuk kucing?

Pada musim gugur dimulai, angsa mengumpulkan begitu banyak bulu itik dan merangkainya satu persatu untuk dijadikan sepasang sayap.

Berjalan selangkah demi selangkah memungut bulu itik yang rapuh untuk membuat sayap berwarna putih yang indah.

Hari demi hari, tidak ada yang dilakukan oleh angsa selain mencari bulu.

Sedangkan kucing selalu menunggu angsa di pinggir sungai, dia merasa bingung, mengapa angsa tidak pernah ada di sana.

Tinggal sedikit lagi, tinggal sedikit lagi angsa akan berhasil membuat sepasang sayap untuk kucing.

Akan tetapi angsa menyadari satu hal, bahwa itik tidak bisa terbang tinggi.

Mereka hanya bisa mengepak pendek beberapa kali sebelum jatuh ke tanah, artinya sayap dari bulu itik buatan angsa, akan percuma.

Kucing dan angsa tidak bisa mengintari udara bersama-sama.

Lalu apa yang harus dilakukan?

Tidak ada hewan yang bisa diambil bulunya untuk dibuat sayap.

Tidak mungkin dia memungut bulu dari burung yang kecil, ataupun bulu dari ayam yang tidak bisa terbang.

Angsa menghampiri kucing di pinggir sungai tempat mereka biasa bertemu.

"Aku ingin bertanya padamu. Jika seandainya aku tidak menjadi diriku sendiri, apa kau tetap akan bersama denganku?"

"Kau ini bicara apa, tentu saja! Aku akan tetap bersamamu."

"Kalau begitu apakah kau mau menunggu sampai musim semi tiba? Setelah itu, ayo kita bertemu lagi."

Hanya berbekal janji itu, angsa mencari cara agar hadiahnya cepat selesai.

Diapun mencabuti bulu sayapnya sendiri satu persatu untuk membuat sayap lain agar bisa digunakan oleh kucing.

Rasanya begitu sakit saat harus mencabuti satu persatu bulu sayapnya sendiri, hingga darahpun ikut menetes.

Akan tetapi hanya dia satu-satunya angsa di tempat itu, maka tidak ada cara lain.

"Aku harus bagaimana? Musim dingin akan dimulai, aku belum menyelesaikan sayap ini."

Cuaca begitu dingin, sayap angsa yang kehilangan banyak bulu begitu kedinginan hingga darahnya ikut membeku.

Dia harus cepat, dia harus tetap mencabuti bulunya sendiri.

Satu persatu telah terpasang, tetapi itu tidaklah cukup.

Tinggal sedikit lagi sayap itu akan selesai, tinggal sedikit lagi.

Hingga angsa tidak dapat bergerak karena kedinginan, hingga dia kehabisan bulu pada sayapnya.

"Jika seandainya aku tidak bisa terbang lagi, apakah kau akan tetap bersamaku?"

Dengan pertanyaan itu angsa pergi menemui kucing di akhir musim dingin, sambil membawa sayap yang sudah selesai.

Terbuat dari bulunya sendiri.

Rupanya di seberang sana kucing sudah menunggu angsa seorang diri di pinggir sungai hingga dia tertidur.

Musim semi kali ini benar-benar indah, seluruh salju di pepohonan meleleh begitu saja.

Dimusim inilah pertama kali mereka bertemu.

Angsa yang telah kehilangan sayapnya, memberikan sayap itu kepada kucing yang sedang tertidur dengan anak panah menancap di tubuhnya.

Kucing kecil memang tidak bisa mencari makan sendiri, dia tidak bisa berenang, tidak bisa terbang, dan harus sembunyi ketika musim dingin karena pemburu.

Akan tetapi angsa merasa hangat saat dia terjatuh di dekat kucing yang tertidur.

Angsa tidak mungkin bisa membangunkan kucing itu, karena saat ini dia sedang bermimpi panjang, terbang ke langit seperti harapannya.

Begitu juga dengan angsa, dia akan segera tidur untuk melihat kucing terbang bersamanya.

TBC

Fortune Diary [TXT - Beomgyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang