[Diary 34] Kau Dan Aku

743 225 91
                                    

"Dansa kutukan yang tidak akan berakhir meskipun sudah tengah malam, akhir bahagia yang kau ingin mungkin membutuhkan sedikit pengorbanan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dansa kutukan yang tidak akan berakhir meskipun sudah tengah malam, akhir bahagia yang kau ingin mungkin membutuhkan sedikit pengorbanan.

Hei, hei, mengapa kau masih tidak menyadari, bahwa kemalangan yang terjadi pada orang-orang itu adalah disengaja.

Oh, siapakah yang berani melakukan hal itu?

Tentu saja tidak ada."

....

****

"Oh iya, Beomgyu ...."

"Iya."

"Apa kau pergi ke sini bersamaku sudah mendapat izin dari Minjeong? Apa kau tidak mengajaknya?"

"Iya sudah, aku sudah mengajaknya, mungkin dia tidak datang."

Sebenarnya aku sedikit ragu dengan jawaban Beomgyu, bagaimana bisa Minjeong mengizinkan pacarnya untuk berjalan-jalan bersama orang lain, terlebih lagi dengan orang yang dia benci sepertiku.

Padahal saat mereka berdua kencan dan ditemani olehku, raut wajah Minjeong seperti orang yang akan mencincang tubuhku.

"Maaf jika aku bertanya begitu, aku hanya penasaran, mengapa kau berpacaran lagi dengan Minjeong?" tanyaku.

Beomgyu menoleh sejenak walaupun kemudian dia menatap langit sambil terus duduk bersantai di atas rumput.

"Waktu itu kita menjadi peserta lomba sains babak kedua, lalu Minjeong berkata kalau dia berhasil membuat tim kami menang maka aku harus kembali padanya."

Ah ... begitu rupanya.

"Tapi apa kau menyukai Minjeong?" tanyaku lagi.

Beomgyu terdiam, dia tidak menjawab kalimatku dan hanya memasang ratu wajah datar yang terasa sangat asing.

Selama ini aku selalu merasa aneh, karena tatapan Beomgyu kepada Minjeong benar-benar tidak terasa seperti sepasang kekasih, sesekali justru aku melihat Beomgyu akan menatap Minjeong dengan tajam tanpa disadari oleh gadis itu.

"Apa kau berpacaran dengan Minjeong untuk balas dendam?"

Perlahan aku melihat Beomgyu terkekeh, "Aku tidak sedang balas dendam pada Minjeong, kau tidak perlu khawatir padanya."

Benarkah?

Walaupun Beomgyu menjelaskan seperti itu tetap saja sorot mata Beomgyu terasa aneh, aku memang tidak peka terhadap perasaan orang lain tetapi aku selalu mengetahui ekspresi seseorang, terlebih lagi Beomgyu sering menunjukkan perasaan lewat raut wajah.

"Oh iya, apa kau tahu sesuatu tentang aplikasi?" tanyaku.

"Maksudnya?"

"Maksudku ini ... ada aplikasi aneh yang terpasang di ponselku dan tidak bisa dihapus, sepertinya ini aplikasi virus tapi aku sering menggunakannya karena bagus, apakah kau tahu sesuatu tentang aplikasi ini?"

Fortune Diary [TXT - Beomgyu]Where stories live. Discover now