[Diary 29] Atap Sekolah

747 230 106
                                    

"Aku berusaha menyeberangsungai dengan perahu kecilyang kukayuh,menahan angin dinginatau ombak kecil saatmusim hujan datang,di ujung jalan itu kelak akuakan menepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku berusaha menyeberang
sungai dengan perahu kecil
yang kukayuh,
menahan angin dingin
atau ombak kecil saat
musim hujan datang,
di ujung jalan itu kelak aku
akan menepi.
Pucuk jalan hidupku
yang menyedihkan."

.....

****

Pertandingan softball perempuan benar-benar seru, Ryujin berlari kencang sekali setelah memukul bola sedangkan aku dan Jake terus bersorak menyemangati Ryujin.

Ada begitu banyak penonton dari sekolah lain.

Pada barisan lain dari para penonton, aku juga melihat murid-murid kelas kami bersorak menyemangati tim softball sekolah termasuk Ryujin, sayang sekali tempatku dan Jake duduk agak berjauhan dari mereka.

Selama sejam lebih tim Ryujin bertanding akhirnya mereka menang dengan skor yang lumayan tinggi, itu artinya mereka akan masuk ke babak kedua, besok.

Ryujin sangat senang atas kemenangan kelompok mereka pada babak pertama.

Tanpa terasa kini tim softball laki-laki yang akan bertanding, Ryujin sudah diperbolehkan untuk bersantai dan dia memilih untuk menonton bersamaku dan Jake, mungkin karena Kak Jaemin berada dalam tim softball juga.

“Jake, apa kau tidak bisa menjadi sehebat Kak Jaemin?” ucap Ryujin saat melihat Kak Jaemin di base.

“Dia belum tentu bisa bermain catur,” jawab Jake sambil tertawa pelan.

Ryujin tampak menatap sekeliling para penonton, ada banyak murid dari kelas kita ikut melihat pertandingan dikarenakan Jay adalah salah satu murid perwakilan tim softball dari kelas kita, sama seperti Ryujin.

Mereka bersorak begitu keras saat Jay berhasil memukul bola lalu berlari kencang, Ryujin mendecak sebal di sampingku, hanya dia satu-satunya murid di kelas yang tidak senang melihat Jay mencetak angka.

“Kau sebenci itu pada Jay, haha,” ucapku.

“Asal kau tahu saja, dia sombong sekali saat berlatih, dagunya selalu terangkat ke atas dan dia benar-benar sok tampan, padahal dia tidak ada apa-apanya dibanding Kak Jaemin. Dia hanya pembully bodoh,” jawabnya.

Aku juga tidak menduga kalau Jay mengikuti tim softball sekolah, walaupun beberapa kali aku melihatnya berlatih di lapangan outdoor tetap saja aku tidak tahu kalau dia terpilih menjadi anggota yang akan bertanding.

“Tapi dia cukup pandai melakukannya,” kataku.

Jay memukul bola tadi cukup keras dan berlari cukup cepat, dengan kemampuan yang seperti itu pantas saja kalau Jay terpilih menjadi tim inti.

“Berhentilah memuji orang-orang seperti mereka, terlebih lagi orang itu ….”

Ryujin melirik ke arah Minju yang duduk bersebelahan dengan Sunghoon pada barisan murid-murid kelas kami, keduanya bersorak atas keberhasilan tim sekolah mencetak angka.

Fortune Diary [TXT - Beomgyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang