Day-1

798 101 0
                                    

Sudah enam bulan lebih sejak ZiZhen menyatakan, jika ia ingin menikahi Jin Ling. Dan ZiZhen membuktikanya sekarang. Pernikahan akan di laksanakan di Koi Tower, karena ujung-ujungnya ia secara sementara akan menetap di Lanling.

Bagaimana dengan pendapat ayahnya? ZiZhen sama sekali tidak mendapat protes, ayahnya bangga memiliki anak seperti ZiZhen. Terlebih, dirinya kelak yang akan menjadi Pemimpin Sekte.

“Jin Ling, apa kau begitu menyayangi putra-putraku?” JingYi terkekeh saat Jin Ling mulai mengendong Lan YeWu. Sudah rutunitas wajib Jin Ling untuk memanjakan ketiga bayi kembar itu. Apalagi sudah seminggu JingYi dan SiZhui menetap di Koi Tower untuk membantu persiapan pernikahan kedua sahabatnya itu.

Jin Ling membalikan tubuhnya sebelum ia menimang-nimang bayi di gendongannya. “Tentu saja bodoh!” Celetuk Jin Ling dengan ketus. Sementara itu, JingYi yang sedang menguncir rambutnya tertawa.

“Cepat-cepatlah memiliki momongan, agar si kembar tidak kesepian.” Kata JingYi setelah ia selesai dengan ikatan rambutnya dan berlanjut mengikat keningnya mengunakan pita khas Klan Gusu Lan.

Jin Ling berbalik dan menghampiri sahabatnya itu. “Mana mungkin mereka kesepian, mereka bertiga akan tumbuh bersama!” Celetuk Jin Ling lagi. JingYi nampak berpikir sebelum ia menyadarinya dan berkata, “Oh iya juga, aku lupa.”

Jin Ling dengan kesal menggertakkan giginya, “Cih, manusia bodoh! Super duper bodoh!”

Mendengar itu, malah membuat JingYi tertawa dengan kencang, hampir ia membangunkan kedua putranya yang masih tertidur. “Terimakasih atas pujianya kawan!”

“Itu bukan pujian bodoh!”

“Ah, kalau bukan, berarti sanjungan? Baiklah, terimakasih atas sanjungannya!”

JingYi berhasil membuat emosi Jin Ling naik pitam, ia menghentak-hentakan kakinya dari kamar sahabatnya itu, bahkan ia sampai lupa jika sedang menggendong Lan YeWu. Lan YeWu yang merasa terguncang, lantas mengoceh tidak jelas. Sontak itu membuat Jin Ling terkejut, dengan segera JingYi menghampiri putranya itu.

Saat melihat JingYi mendekat, Lan YeWu menoleh dan tertawa kecil sembari mengucapkan satu atau dua patah yang masih belum jelas. Namun seiring berjalanya waktu, Lan YeWu kembali membuka suaranya. “Ni-ang! A.. Ni-niang!” Begitu katanya sembari merentangkan tanganya kearah JingYi, memintanya untuk segera menggendongnya.

“Oh astaga! YeWu bisa berbicara!” Kata Jin Ling dengan senang saat menyerahkan Lan YeWu ke dekapan JingYi. “Aku harus memberi tahu SiZhui!” Dengan wajah gembiranya JingYi mulai berjalan dengan cepat sembari membawa Lan YeWu. Lan YeWu yang merasa ditinggalkan oleh Jin Ling lantas ia memangilnya. “Gege..”

Mendengar hal itu, Jin Ling langsung melompat senang, ia juga menyusul JingYi yang diam sejenak karena Lan YeWu kembali berbicara. “Astaga, astaga, astaga! Dia memangilku Gege!” Ujar Jin Ling dengan riang.

JingYi langsung tertawa. “Kau lebih pantas dipanggil tante, dari pada Gege.” JingYi mengatakan itu sambil tertawa. Dan itu membuat kehebohan tersendiri di kamar yang di tempati keluarga kecil SiZhui. Yang tentu saja terdiri dari SiZhui, JingYi dan ketiga putra kembarnya.

“Aku tidak setua itu, dan apa-apaan julukan konyol itu? Sangat tidak pantas.” Amuk Jin Ling, merasa tidak terima dengan sebutan tante oleh sahabatnya. Walaupun demikian, JingYi sama sekali tidak memperdulikan amukkan dari sahabatnya.

“Ayo cepat, kita beritahu SiZhui!” Sebelah tangan JingYi yang menganggur ia gunakan untuk menarik-narik lengan pakaian Jin Ling. “Aku akan tetap disini menjaga mereka, bisa gawat jika mereka bangun tidak ada ibunya.” Jin Ling berbalik menuju si kecil, dua kembar yang masih tertidur.

Sementara itu JingYi langsung melesat keluar, dan mencari suaminya. Tak lama setelah kakinya mengeluarkan bunyi nyaring karena berlari, ia menemukan SiZhui yang tengah berbicara dengan salah satu pelayan. Saat SiZhui melihat JingYi, ia langsung mengakhiri percakapanya dengan pelayan tersebut. Ia menghampiri istrinya dengan panik, ya wajar saja. Bisa dilihat sekarang deru napas JingYi tidak beraturan, sangat mirip saat JingYi sedang dikerjar mayat hidup.

“Ada apa A-Yi?” SiZhui menepuk bahu JingYi dengan pelan. “YeWu!” Seru JingYi. Dan itu sukses membuat SiZhui bingung, hampir ia berpikir yang tidak-tidak sebelum ia menyadari Jika Lan YeWu digendongan JingYi.

SiZhui langsung mengambil alih Lan YeWu dari gendongan JingYi, SiZhui menatap putranya itu sejenak sebelum membawanya ke gendongannya. Namun betapa terkejutnya, saat putranya itu perlahan membuka suaranya. “Di-die! A.. Di-die!” Sontak itu membuat SiZhui terkejut sekaligus merasa senang.

SiZhui melirik JingYi dengan senyuman lebarnya. “Dia berbicara!” Seru SiZhui. JingYi terkekeh sembari menganguk. “Dia juga bisa memangil Jin Ling dengan sebutan Gege tadi.” Kata JingYi. SiZhui merasa kecewa,

“Ternyata bukan aku yang pertama.” Ucapnya lirih, namun ia masih tetap senang.

JingYi langsung meninju dengan pelan lengan suaminya itu. “Enak saja! Tentu saja harus aku yang pertama!” SiZhui tertawa pelan sebelum kembali menatap wajah Lan YeWu. “Kira-kira, dia akan mirip siapa ya?”

Dengan reflek JingYi menjawab, “Tentu saja mirip dengan kedua kembaranya, karena mereka kembar.” Jawaban absurd JingYi sukses membuat seorang Lan SiZhui tertawa dengan suara yang sedikit kencang dari biasanya.

“Apa-apaan tanggapan itu? Apa kau beransumsi jika mereka kembar, maka sifatnya akan sama persis?” Setelah mengatakan itu, SiZhui melanjutkan tawanya.

JingYi menggaruk pipinya mengunakan jari telunjuknya dengan kikuk. “Entahlah, ah ya! SiZhui, aku akan kembali untuk menjaga XinGuang dan juga YueLiang, mungkin saja mereka sudah terbangun.” JingYi membawa Lan YeWu kembali ke dekapannya.

JingYi melambaikan tangan Lan YeWu kepada SiZhui sembari berucap. “Dadah, A-Die! YeWu ingin bermain dengan A-Guang dan juga A-Liang!” Ucap JingYi dengan memainkan nadanya, seolah-olah itu Lan YeWu yang berbicara.

SiZhui melambai balik sembari memberikan senyuman hangatnya. “Ah, iya! Beritahu Jin Ling agar tidak terlalu banyak beraktivitas dan suruh dia tidur lebih cepat, besok adalah hari terpentingnya jangan sampai dia sakit dan-”

“Aku mengerti SiZhui! Dah!” JingYi berbalik dan mulai berjalan kembali ke kamarnya. Disana ia bisa melihat Jin Ling yang sedang bermain dengan Lan XinGuang dan Lan YeuLiang yang ternyata sudah bangun dari tidurnya. Ini masih pagi, tapi kamarnya sudah kembali berantakan dengan mainan-mainan yang berserakan disekitar kasurnya. JingYi segera menurunkan Lan YeWu diatas kasur dan bergabung dengan kedua saudaranya.

JingYi pergi ke kamar mandi, ia menghangatkan air untuk air mandi si kembar. “Jin Ling, Jangan terlalu banyak bermain dengan mereka. Setidaknya jaga kesehatan mu.” Ucap JingYi dari dalam kamar mandi. Samar-samar, JingYi bisa mendengar, jika Jin Ling sedikit mendengus. “Aku sangat sehat dan bugar! kau tidak perlu khawatir.”

“Bukan cuman aku yang khawatir bodoh!” JingYi memukul kepala Jin Ling pelan, sebelum ia mengangkat Lan XinGuang dan juga Lan YeuLiang secara bersamaan. “Akh! Iya, iya! Dasar Nenek Lampir!” Tanpa disuruh Jin Ling mengendong Lan YeWu, mengikuti JingYi kedalam kamar mandi, untuk membersihkan tubuh si kembar.

Namun saat mendengar makian dari Jin Ling, JingYi bukanya marah, ia malah mengibaskan rambutnya dengan bangga. “Nenek Lampir yang satu ini lebih menawan dan lebih unggul dari mu nona muda. Lihatlah ketiga bayi manis itu!” JingYi menunjuk ketiga anaknya yang kini sudah berada di bak mandi, sebelum ia melanjutkan perkataanya. “Ini semua hasil bergulat ranjang antara aku dengan SiZhui-”

“Akh! Ya, ya, ya! Tidak perlu kau lanjutkan perkataan keji mu itu!” Rona merah yang menghiasi wajah Jin Ling menyebar dengan sangat cepat sampai ke telinganya. Ia tak habis pikir, bisa-bisanya JingYi mengatakan hal memalukan seperti itu. Jin Ling yakin seratus persen, jika ini ajaran paman Wei nya itu.

Di lain tempat.

Hachu! Wei WuXian bersin, kedua tangannya sibuk memegang kendi berisi arak yang baru saja ingin ia minum. Lan WangJi yang berada di sampingnya, lantas sangat terkejut.

“WeiYing?” Lan WangJi menepuk-nepuk punggung Wei WuXian dengan penuh kasih sayang. Wei WuXian tertawa sejenak, “Aku tidak apa-apa Lan Zhan!” Begitu katanya. Dan seperti biasa, Lan WangJi hanya mengeluarkan gumaman sebagai jawaban darinya.

鲜花盛开  [ZhuiYi]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora