Extra Chap [2]

580 58 2
                                    

Cerita ini mengisahkan, bagaimana seorang bocah dari klan Wen bisa masuk kedalam klan Lan. Maniknya cacat, namun dia anak yang cerdas. Di didik langsung oleh HanGuang-Jun dan Patriack Yiling sebelum dia menetap di Cloud Recesses.

Pada suatu ketika, dia merasakan tubuhnya tertimpa seluruh kelinci. Dia tahu jika HanGuang-Jun memiliki banyak kelinci peliharaannya. Konon katanya, itu dari Wei WuXian, yang kini menjadi pasangannya. Ya, sebenarnya kelinci pemberian ya jantan.

Wen Yuan, nama Wen itu sudah lama hilang dari marganya. Akan tetapi bukan berati dia melupakan jati dirinya sebagai seorang Wen. Saat kemunculan Jendral Hantu, yakni Wen Ning, membuat dadanya berdegup kencang. Walau dia tidak bisa melihatnya, namun dia bisa merasakan rasa yang sama saat dia masih kecil.

“SiZhui ayo berteman.”

“SiZhui, bagaimana jika kita ketahuan oleh tuan Lan?”

“SiZhui, jika semisalnya aku menyukai mu bagaimana?”

“SiZhui, SiZhui, SiZhui... ”

Seluruh ocehan JingYi terekam jelas di dalam pikirannya, kini dia melirik sosok yang selalu mengoceh padanya itu. Lan JingYi, istrinya. Sekarang SiZhui tengah mengikat pita dahinya dan ketiga putranya mengekorinya sembari membawa alat tulis mereka. Ini hari pertama mereka bersekolah, namun mereka sudah bisa menulis berkat didikan JingYi yang secara dini.

“Apa kalian ingin membawa bekal?” JingYi menyerahkan kotak makan yang telah dia kemas untuk dibawa ketiga putranya. Ketiganya mengangguk dan memasukan kotak itu kedalam tas mereka.

Jika mengingat hari pertama sekolah, SiZhui jadi teringat saat dia pertama kali bertemu dengan JingYi. Bocah itu sangat cerewet, dan rupanya dia yang selalu membela SiZhui jika diejek teman-temannya. Mengingat hal itu, membuat senyum indah tidak luput dari wajah tampan seorang Lan SiZhui.

YeWu yang melihat ayahnya senyum-senyum tidak jelas, lantas mengangkat suaranya. “A-Die gila, dia seperti orang tidak waras.” Celetuk bocah itu. Sontak JingYi langsung memelototinya, darimana bocah itu belajar kosa kata tidak baik seperti itu?

Mau seberpikir keras apapun, JingYi tidak akan pernah menemukan jawabannya. Jangan lupakan kepribadian ibu mereka, yakni JingYi sendiri. Tentu saja kepribadian itu melekat pada putranya.

“YeWu, tidak sopan.” XinGuang menyenggol saudaranya.

SiZhui hanya terkikik geli, pasalnya YeWu benar-benar jiplakan dari JingYi. Dia sangat blak-blakan, berbicara tanpa dipikir terlebih dahulu dan jangan lupakan sifat ceria dan riang yang dia miliki. Dia selalu bertindak ceroboh dan selalu mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri. Manusia seperti itu memang cukup langka, namun juga kurang ajar. Memikirkan hal itu semakin membuat SiZhui tergelitik.

“SiZhui!” JingYi menegurnya, barulah pemuda beranak tiga itu tersadar. “Berangkatlah!” JingYi mendorong punggung suaminya dan ketiga putranya mengekori ayah mereka. “Jangan nakal!” JingYi melambaikan tangannya kepada ketiga anak-anak mungil itu. Dia tersenyum tipis saat melihat keempat orang itu semakin menjauh.

Sekarang yang dia harus lakukan membersihkan rumah dan mampir untuk bergosip, ah salah. Maksudnya berbincang-bincang dengan ibu mertuanya. Dia akan mengungkit tentang suara tidak mengenakan di malam hari dikala itu. Jika putra-putranya mendengarnya, bisa-bisa mereka benar-benar akan ternodai sejak dini.

JingYi melihat seisi rumahnya, dan ternyata tidak ada yang perlu dia bereskan. Putra-putranya sangat pintar, mereka sudah bisa membersihkan kamar mereka. Tentu saja JingYi terharu akan hal itu, walaupun mereka kadang membuat darahnya naik tapi dia menyayanginya. JingYi bergoyang-goyang dengan riang, karena dia tidak perlu mengemasi rumahnya, maka karena itu, inilah saat yang tepat untuk bergosip.

“Hoi pendek, ternyata masih sama gilanya.” JingYi langsung membalikan tubuhnya saat mendengar suara tidak asing itu. Saat melihat sosok itu, dia langsung berdecih dan menghampirinya.

“Dari mana kau masuk? Memang titisan jin rupanya.” JingYi langsung tertawa saat melihat Jin Ling yang kini sudah terbakar emosi.

“Tidak sopan.” Celetuknya.

JingYi menaikan sebelah alisnya. “Kau yang tidak sopan, bertamu tanpa mengetuk.”

“Kau-”

Suara siulan menghentikan kalimat yang hendak diucapkan oleh Jin Ling. “Pertengkaran di pagi hari, oh indahnya!” Jangan tanya lagi siapa pemilik suara ini.

“Lihatlah, dukun nya sudah datang.” JingYi menyenggol Jin Ling. “Dukun yang terhormat, saya ingin tambah masa berlaku peletnya.” JingYi menaik turunkan alisnya.

Lantas Wei WuXian menimpuknya menggunakan daun sawi yang dia curi dari kebun milik menantunya. “Kurang ajar!” Karena dia sayang dengan sawi itu, dia memungutnya kembali.

Jin Ling menekuk wajahnya, dia tidak suka dengan kehadiran manusia sinting itu. “Aku akan pulang!” Ujarnya, lepas itu dia berjalan dengan cepat. Namun Wei WuXian menahannya.

“Pulang? Setidaknya duduklah dulu, dan nikmati sajiannya.” Wei WuXian berkata seolah-olah ini adalah rumahnya. Mendengar hal itu, Jin Ling menatap disekitar ruangan itu, dan dia tidak menemukan kudapan ataupun teh bahkan secangkir pun tidak ada.

“Dimana kudapannya?”

Wei WuXian menampilkan deretan gigi putihnya sebelum menjejalkan sawi yang sedang dia genggam. Lepas itu, dia langsung lari karena tahu jika Jin Ling akan mengerjarnya. Melihat tingkah kedua orang itu, membuat JingYi diam-diam menutup pintu rumahnya. Semoga saja kedua orang itu tidak lagi masuk ke dalam.

JingYi rasa ini saatnya bersantai, walaupun rencana bergosipnya pupus dia tidak merasa sedih. Itu lebih baik, daripada kedua manusia tadi mengacak-acak rumahnya yang kini sudah rapih dan berish. Kedua kakinya terlipat sebelum dia duduk dan membaca buku random yang berada di depanya.

Ternyata buku yang dia baca adalah peraturan sektenya. Dengan malas dia kembali menaruhnya. Sekarang beralih dengan membaringkan tubuhnya, sembari memejamkan matanya dia menikmati sensasi sejuk dari lantai dingin itu. Sayangnya ketenangannya harus terganggu saat mendengar suara ketukan pintu yang lebih terdengar seperti gedoran.

BRAK! BRAK! BRAK! BRAK!

“A-Yi! Buka pintunya! Anak merak sangat murka padaku! Tolong!” Teriak Wei WuXian dengan histeris, dibelakangnya sudah ada Jin Ling yang hendak menghajarnya. Ya ampun, kepala JingYi menjadi pening mendengar keributan itu.

Karena JingYi tidak ingin menjadi anak durhaka, dia membukakan pintu rumahnya. Langsung saja Wei WuXian masuk dan menutupnya kembali, dengan cepat dia mengunci seluruh pintu agar Jin Ling tidak bisa masuk ke dalam. Akan tetapi bukan Jin Ling jika tidak memicu keributan.

Bocah Jin itu mendobrak pintu sampai engselnya terlepas dari tempatnya, mata JingYi langsung melotot karena terkejut. Ketika Jin Ling hendak mencincang Wei WuXian, dia sudah di tendang oleh JingYi. Bagaimana tidak di tendang, dia menghancurkan pintu rumah orang.

“Kalian semua pulanglah! Cepat!” Pekik sang pemilik rumah sembari membawa wajan kesayangannya yang hendak dia lempar. Wei WuXian dan Jin Ling awalnya masih diam, akhirnya JingYi melemparkan wajan itu dan barulah mereka semua lari tebirit-birit.

Ah, sekarang pekerjaan baru menanti JingYi. Memang jika niatnya sudah buruk pasti ujung-ujungnya tidak mendapatkan hal yang menyenangkan. Akhirnya JingYi membenahi pintunya dan merapihkan rumahnya, sampai ketika SiZhui dan ketiga anaknya pulang barulah dia meminta SiZhui membantunya untuk memasang pintu baru yang sempat dia perbaiki.

鲜花盛开  [ZhuiYi]Where stories live. Discover now