Come For the Three Twins

958 103 2
                                    

Sudah seminggu sejak kelahiran putra kembar SiZhui, sekarang Cloud Recesses sedang ramai-ramainya tentang berita kelahiran calon penerus mereka. Dengar-dengar, usut demi usut, kelak Lan WangJi sendiri yang akan mendidik cucu-cucunya itu. Tak heran, banyak yang beranggapan jika mereka akan menjadi Kultivator yang sangat berbakat nantinya.

Jin Ling dan ZiZhen telah menemui ketiga bayi kembar itu di kediaman sahabatnya. Sudah enam hari mereka menginap, dan itu sangat membantu SiZhui dan juga JingYi. Bahkan Pemimpin Sekte Yunmeng Jiang sampai repot-repot datang ke Cloud Recesses untuk melihat cucu-cucunya itu, ia sangat senang saat melihat wajah damai ketiga bayi mungil itu. Sifat tsundare nya membuat siapapun kesal, jika rindu katakan saja. Jangan malah melampiaskanya ke hal yang lain. Itu yang sering Jin Ling katakan.

“Bagaimana jika anda menemui ZeWu-Jun, ia mencarimu dari tadi.” Kata Jin Ling seraya memakaikan popok si bungsu. Bisa dilihat sekarang, telinga Jiang Cheng memerah, “Ingin ku patahkan kakimu? Hah!” Wajah menakutkan kini ia tunjukan kepada keponakannya itu.

Jin Ling tahu, jika pamanya tidak akan pernah melukainya. “Patahkanlah, cepat!” Jin Ling menatap sinis sebelum ia mengendong si bungsu, Lan YueLiang. Jiang Cheng memutar bola matanya dengan malas.

Jiang Cheng membalikkan tubuhnya, dan betapa terkejutnya saat ia melihat Wei WuXian di depanya. Jiang Cheng bahkan sampai menabrak saudara gilanya itu. “Yo, Jiang Cheng!” Serunya seraya mengangkat sebelah tangannya.

Jiang Cheng terlalu malas untuk meladeni saudaranya yang satu ini. Jadi ia mengabaikannya. Wei WuXian yang merasa terabaikan lantas meninggikan suaranya saat memangil Jiang Cheng untuk kesekian kalinya.

Tanpa ragu, Jiang Cheng mengeluarkan Zidian-nya. “Maaf, surga sepertinya tidak akan sudi jika menerimamu. Bagaimana jika ke neraka?” Jiang Cheng memililihkan beberapa pilihan, itu membuat Wei WuXian tertantang untuk berkelahi dengan saudaranya itu.

“Saudaraku Jiang Cheng, aku menemukan tempat yang bagus untuk kita berkelahi. Ayo ke halaman belakang! Disana banyak halaman kosong seperti tanah lapang!”

Dalam sekejap mata, kedua paman Jin Ling langsung melesat jauh dari pandangan mata. Jin Ling tidak habis pikir, apa mereka akan benar-benar berkelahi? Itu yang ada dipikirannya sekarang. Jin Ling tersadar dari lamunan tidak bermanfaatnya itu. Ia melirik JingYi yang ingin bangun dari posisi duduknya. Dengan segera ia membantu sahabatnya itu.

Tidak seperti yang mereka kira, ternyata putra-putra SiZhui tidaklah rewel seperti bayi pada umumnya. Malahan mereka begitu tenang dan tidak menyusahkan kedua orang tuanya ketika malam datang.

Saking senangnya dengan ponakan-ponakan lucunya itu, Jin Ling tidak mau kembali ke Lanling. Begitupun dengan ZiZhen, ia sudah mendapatkan berbelas-belas pesan dari ayahnya, namun ia tak membalasnya. Dia menetap di Cloud Recesses untuk sementara. Apa lagi ada Jin Ling di dekatnya, pasti ia semakin betah berlama-lama disini.

SiZhui menimang-nimang putra keduanya sedangkan JingYi menggendong putra pertamanya. “A-Yi jika kau masih lemas, jangan memaksakan dirimu.” Kata SiZhui, ia menyuruh JingYi untuk kembali duduk.

JingYi mengeleng pelan. “Kau pikir aku ini lemah.” JingYi meninju pelan lengan SiZhui. Jin Ling yang melihat itu merasa malas. ZiZhen melirik tunangannya itu. “Ingin buat satu?”

Celosan kata yang keluar begitu saja itu membuat JingYi, SiZhui dan juga Jin Ling melirik sumber suara itu. Hampir saja Jin Ling menjatuhkan si bungsu Lan YueLiang saking terkejutnya.

“Buat apa?”

Baru saja ZiZhen ingin mengeluarkan suaranya, namun kepala bagian belakangnya sudah dipukul oleh SiZhui. “Hm, enak ya berucap seperti itu?” Itu bukan sebuah pertanyaan, melainkan sebuah pernyataan.

鲜花盛开  [ZhuiYi]Where stories live. Discover now