Eating Together

1K 145 8
                                    

Jin Ling berbaring di kasur milik JingYi dengan sangat santai, sementara itu ZiZhen sedang belanja bahan makanan bersama SiZhui. Bagaimana dengan JingYi? Ah, dia sedang pamer kepada Jin Ling, jika dia akan memasak untuk mereka semua. Jin Ling hanya menganguk malas sembari berguling kesana dan kemari.

“Jin Ling, tidak adakah niat untuk belajar memasak?” Tanya JingYi seraya memakai apron nya. Jin Ling melirik lawan bicaranya. “Untuk apa? Pelayan di kediamanku jumlahnya tak terhitung.”

“Iya, iya.. Nona muda kan tidak boleh merusak tangan halusnya.” Ejek JingYi.

Sontak itu membuat Jin Ling merasa tertantang. “Oh, begitu kah? Baiklah, ayo kita memasak!” JingYi tertawa saat mendengar ajakan dari Jin Ling.

“Memasak bersamaku? Tumben sekali, biasanya kau menantangku terus.”

“Ya, karena aku sangat awam dalam hal seperti ini, lebih baik memasak bersama dari pada mengacaukan dapurmu itu!” Jin Ling mengambil apron dari lemari JingYi, kemudian ia mulai memakainya. JingYi melihat ke elokan Jin Ling saat memakai apron itu.

“Kami kembali!” ZiZhen dan SiZhui langsung masuk. Mereka menaruh bahan makanan di dapur. Jin Ling dan JingYi keluar langsung menuju dapur.

Manik Zihzen terpusat pada, ekhem.. Tunangannya itu. “Ingin memasak?” Tanya ZiZhen pada Jin Ling yang kini salah tingkah. “Bukan, ingin berburu malam!” Balas Jin Ling dengan sewot.

Sementara itu, JingYi tertawa geli. “Fufufu~ Rupanya nona muda kita sangat manis sekarang ini.”

SiZhui yang melihat tingkah JingYi, lantas langsung menegurnya. Ia tak ingin ada perkelahian diantara mereka berdua. “Ingin ku bantu?” SiZhui menawarkan dirinya untuk membantu, namun langsung ditolak oleh JingYi.

“Ayo nona muda, waktunya memasak!” JingYi menarik Jin Ling kedalam dapur nya.

“Siapa yang kau panggil noda muda?!”

SiZhui dan ZiZhen bisa mendengar ledakan tawa JingYi dari depan saat kedua pemuda yang memakai apron sudah memasuki dapur. SiZhui dan ZiZhen sangat bingung, mereka berjalan menelusuri Cloud Recesses. Mereka sempat bermain kelinci dan juga memberi makan kelinci-kelinci itu.

Sementara itu, di dapur milik JingYi. Kedua orang itu sibuk dalam tugasnya masing-masing. “Oh, astaga! Apa kau tidak tahu cara mengupas wortel?” JingYi langsung merebut wortel berbentuk persegi panjang tipis yang telah terkikis habis oleh Jin Ling.

“Ah, apa ada yang salah?” Dengan polosnya Jin Ling memiringkan kepalanya. JingYi dengan kesal menunjukan potongan wortel itu kepada Jin Ling. “Kau memotong terlalu banyak! Mengupas tipis kulitnya saja sudah cukup.” Ibu jari dan jari telunjuk JingYi yang menjepit potongan wortel itu, ia menggoyang-goyangkan wortel itu.

Pemuda dengan bintik merah dikeningnya itu kembali menyambar wortel yang baru, ia mulai mengupasnya lagi. Dengan teliti ia membuang lapisan kasar di wortel itu. Setelah selesai, ia memamerkanya kepada JingYi.

JingYi hanya berkata. “Hm, itu lebih baik.”

Jin Ling menjunjung tinggi wortel yang telah ia kupas itu, “Ah, benarkah?” Maniknya nampak berbinar.

Alis JingYi berkedut kesal. “Cepat selesaikan bagian mu! Atau aku akan mencap dirimu tidak berguna!” Seru JingYi. Ia kembali fokus pada masakanya.

Jin Ling berdecih pelan. kedua tangannya kembali mengupas wortel-wortel itu. “JingYi, apa pernikahanmu di undur lagi?”

“Mn.”

“Lalu bagaimana dengan undangan itu?” Jin Ling menaruh alat pengupas wortel itu sebelum ia mencuci sayuran yang lainya. “Ah, undangan waktu itu ya? Aku baru membagikannya kepadamu dan juga Zizhen.” Dengan santainya JingYi mengangkat sendok sayurnya sebelum ia mencoba rasa dari masakannya itu.

Sekiranya sudah pas, JingYi menepuk-nepuk kedua telapak tanganya, setelah itu ia mulai membantu Jin Ling yang sekarang sedang memotong sayuran.

“Sialan kau, cepatlah menikah atau aku akan terus menagih keponakan untukku!” Seru Jin Ling.

“Berisik! Cepat selesaikan masakan mu, tugasmu hanya membuat sup.”

Jin Ling memutar bola matanya dengan malas, “Aku tahu, sekarang cepat ajari aku!”

JingYi terkejut saat Jin Ling meminta seperti itu. “Hei, kau pasti bercanda kan?” JingYi menatap temanya itu. Sementara yang ditatap ikut kebingungan. “Apa wajahku nampak seperti seorang komedian?”

“Bukan, bukan begitu. Kau tidak tahu cara membuat sup?” Tanya JingYi seraya menyilang kedua tanganya di depan dadanya. “Bukankah tadi kau sudah setuju mengajariku memasak? Atau kau sudah berubah pikiran?”

“Ah, sudahlah! Jika sup saja siapapun pasti bisa membuatnya dengan cepat, serahkan saja kepadaku! Aku akan menjadi gurumu untuk beberapa menit kedepan!” JingYi tertawa puas.

“Oh, kau ingin menjadi guruku?” Jin ling menatap remeh ke arah sobatnya itu, “tidak semudah itu nona!” Lanjutnya, dengan tatapan tidak terima.

JingYi memukul belakang kepala Jin Ling mengunakan tangan kosongnya. “Sudahlah, cepat buat sup nya! Dengarkan perkataanku baik-baik. Aku tak akan mengulangi nya lebih dari dua kali, mengerti?”

“Iya, iya! Berisik sekali nenek lampir ini!”

.
.
.

“Um, k-ku rasa ini cukup bagus.” Dengan kikuk ZiZhen mengaruk pipinya menggunakan ujung jari telunjuknya. Pemuda itu cukup memaklumi apa yang di buat Jin Ling kali ini. Ia tahu betul, pasti Jin Ling sudah berusaha keras untuk membuat sup itu.

JingYi menyuruh mereka mulai memakan makanan yang masih hangat itu, dengan senang hati SiZhui memakannya. Rasanya seperti ekspetasinya, sejujurnya ia tak menyangka jika calon istrinya pandai memasak. Disisi lain, ZiZhen sedikit ragu memakan sup buatan Jin Ling. Namun ia telah membulatkan tekadnya untuk memakan sup dengan bentuk tak wajar itu.

Sendok berisi sup itu masuk ke dalam mulutnya. Air itu mengalir ke tenggorokan dengan lancar, membuat sensasi tersendiri terhadap rasanya yang mendesir indra pengecapnya. Zihzen sedikit mengecapnya beberapa kali, namun tanpa mengeluarkan suara kecapanya.

Memastikan rasanya untuk sekali lagi, ia meneguk kembali sup itu dan juga memakan beberapa sayuran yang ada. Tak salah lagi, jika rasa sup ini benar-benar lezat, membuatnya ingin mencobanya lagi, lagi dan lagi. Lepas itu, dengan lahapnya ia memakan sup itu bersama sajian makanan lainya juga.

ZiZhen menghabiskan porsi makananya dengan cepat, ia mengucapkan terimakasih sembari meletakan sumpitnya di atas meja, jari-jemarinya menyatu membuat pose berdoa. Setelah itu, ia menempel pada Jin Ling yang masih sibuk memakan makanannya.

Tak henti-hentinya ia memuji Jin Ling, membuat pemuda itu salah tingkah. Bahkan ZiZhen tak percaya jika Jin Ling, yang dibesarkan di lingkungan kalangan keatas itu bisa memasak selezat ini, walaupun bentuk tak menjamin kualitasnya sih. Tapi, jangan di tanya soal rasa. Itu benar-benar lezat.

“Berhenti memujiku atau ku patahkan lehermu!”

Mendengar ancaman itu, ZiZhen malah semakin bersemangat memuji Jin Ling. Bedanya sekarang ia menambahi bumbu gurauan dan godaan ringan yang membuat Jin Ling sangat ingin mematahkan leher pemuda itu.

JingYi menaruh sumpitnya setelah selesai berdoa, begitu pula dengan SiZhui dan juga Jin Ling. JingYi melirik ZiZhen. “Omong-omong, bagaimana kau melamar Jin Ling?” Tanyanya seraya bersandar pada bahu SiZhui.

“Hah?! Apa kau harus tahu-”

Belum sempat Jin Ling protes, ZiZhen sudah terlanjur membuka mulutnya. “Membeli cincin karena Jin Ling iri padamu, aku memasangkan cincin itu. Aku bilang aku akan menikahinya nanti, dia menganguk dan Tamat!”

SiZhui langsung tersedak air setelah mendengar penjelasan dari ZiZhen, lamaran teraneh yang pernah ia dengar. Sementara itu JingYi masih terdiam, otaknya masih memprotes kata demi kata itu. Bagaimana dengan Jin Ling? Ah, dia sedang menahan malunya.

Beberapa detik kemudian, JingYi langsung paham dengan cerita ZiZhen. Tanpa menunggu jeda lagi, dia tertawa dengan sangat kencang. Bagaimana bisa, ia mendengar cerita lamaran terkonyol seperti ini.

鲜花盛开  [ZhuiYi]Where stories live. Discover now