Chapter 30

1.5K 166 13
                                    

Kini keduanya duduk di taman yang letaknya tak jauh dari restoran yang Jung Jaehyun telah pesan sebelumnya. Keduanya memutuskan untuk keluar dari restoran tersebut karena restoran itu sudah mendekati waktu untuk tutup.

"Katakan apa maumu, Tuan Jung." ucap Taeyong to the point. Jaehyun menjilat bibirnya yang kering dan menelan kasar ludahnya untuk membasahi tenggorokannya yang kering.

"Aku ingin meminta maaf padamu atas sikap brengsekku dulu. Aku minta maaf atad kelakuan jahatku dulu yang telah meninggalkanmu dalam kondisi yang sangat buruk dan membuatmu harus kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupmu."  Jaehyun tak berani menatap Taeyong. Dirinya lebih memilih untuk menatap sepatu yang ia pakai.

"Hanya itu ?" tanya Taeyong datar. Jaehyun menghela nafasnya pelan sebelum ia melanjutkan ucapannya.

"Maafkan aku karena lebih memilih untuk memenuhi ambisiku daripada bersama dengan dirimu." ucap Jaehyun.

Taeyong tak tahan lagi. Dirinya memilih untuk bangkit dari tempatnya. Hatinya terasa sesak karena mendengar semua ungkapan maaf dari seseorang yang telah menghancurkan sebagian dari hati dan hidupnya. Ia tak ingin mendengarnya lagi. Taeyong pun melangkahkan kakinya perlahan. Namun sebelum dirinya benar benar jauh, Jaehyun memeluknya dari belakang dan menelusupkan wajahnya ke leher Taeyong.

"Aku mohon berikan aku satu kesempatan terakhir, Yongie. Aku tahu aku tak pantas mendapatkan hal itu darimu, tapi izinkan aku membuktikan padamu bahwa si brengsek ini masih berhak untuk menerima maaf dari dirimu." ucap Jaehyun. Taeyong berpikir cukup keras. Hati dan pikirannya berperang. Taeyong tak bisa memungkiri bahwa hatinya masih memiliki rasa yang cukup besar untuk pemuda Jung itu, tapi pikirannya justru memutar kilas balik perlakuan jahat yang telah Jaehyun lakukan padanya dan membuat dirinya semakin membenci Jaehyun.

Taeyong pun melepaskan pelukan Jaehyun dan berbalik untuk menatap pemuda itu. "Aku tak akan semudah itu untuk memaafkanmu, kau tahu itu bukan ?" Jaehyun menganggukkan kepalanya pelan. Sepertinya ia sudah tak punya harapan lagi untuk mendapatkan maaf dari Taeyong.

"Tapi aku ingin lihat seberapa keras usahamu untuk mendapatkan maaf dari diriku, Jaehyunie." Jaehyun mengangkat kepalanya dan menatap manik kelam milik Taeyong. Jaehyun tersenyum kecil dan langsung memeluk erat tubuh Taeyong dan menggumamkan ribuan kata terimakasih.

Ya, akhirnya Taeyong lebih memilih untuk mengikuti kata hatinya dan melihat seberapa besar perjuangan Jaehyun untuk mendapatkan dirinya.

¤¤¤

Pagi yang cerah mulai menyapa sebagian penduduk bumi. Matahari pun sudah mulai menunjukkan dirinya dan sangat bersiap di tempatnya untuk memberikan semangat baru untuk para penduduk bumi.

Meskipun begitu, ada beberapa orang yang lebih memilih untuk tetap bergelung manja di atas tempat tidurnya. Contohnya kedua manusia yang berkelamin sama itu. Keduanya masih sibuk saling berpelukan dan berlayar di dunia mimpi mereka.

Hingga akhirnya sang dominan menyerah dan memutuskan untuk bangun terlebih dahulu. Chanyeol merentangkan tangannya dan meregangkan otot ototnya yang kaku. Ia mengalihkan pandangannya dan menatap sang calon istri dengan tatapan memuja. Baginya, tiada hari yang terlewat tanpa tatapan kagum dari seorang Park Chanyeol untuk Nyonya Park gonna be itu.

Chanyeol memutuskan untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum ia membangunkan Sehun. Setelah menghabiskan waktu 30 menit di kamar mandi, Chanyeol keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang menutupi sebagian tubuhnya. Tangannya juga sibuk mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kecil.

My Arrogant CEO (✔)Where stories live. Discover now