Part 11: Memancing

13 4 1
                                        

Seharusnya aku yang marah dan meninggalkanmu, tapi kenapa malah sebaliknya?

###

Keyra tidak pernah membayangkan dikelilingi oleh kerumunan orang sebanyak ini. Menjadi pusat perhatian perhatian merupakan hal yang paling Keyra hindari. Tapi, pada saat ini ia harus menjadi pusat perhatian karena duel dadakan yang masih tak ia ketahui alasannya.

Ia hanya bisa menatap kesal Dika yang pada malam ini begitu terlihat meremehkannya. Kenapa pria ini jadi melihat Keyra seperti seorang musuh. Padahal Keyra merasa tidak ada masalah di antara mereka.

Netranya meliar ke pinggir kolam sebelah kanannya dari posisi Keyra duduk saat ini. Terdapat kelima temannya yang menyemangati Keyra. Dia tak habis pikir dengan orang-orang yang merencanakan duel mancing ini. Bagi Keyra, kegiatan memancing ini terlalu membosankan dipertontonkan. Bayangkan saja, ketika harus menyaksikan seseorang menunggu ikan menyantap umpan yang dikaitakan pada kail. Apa itu mengasyikkan?

"Oke, jadi gua sebagai wasit di duel kita kali ini," ujar seorang pria berperawakan tinggi.

Keyra hanya bisa memijit dahinya melihat duel yang sangat tidak jelas ini. Memancing seperti ini pun memakai wasit seperti bermain sepak pola. Tolong, apa ada yang bisa menjelaskan siapa yang bodoh di sini? oke, Keyra sepertinya yang bodoh dengan relanya menjadi bagian inti dari duel ini.

"Jadi perlombaan ini dilakuakans selama 45 menit. Bagi siapa yang mendapatkan jumlah ikan yang paling banyak dan lebih berat dari lawannya, maka ia adalah pemenangnya. Bisa dimengerti?"

Keyra hanya mengangguk malas. Hingga akhirnya perlombaan dimulai. Tapi, Keyra hanya meneguk salivanya saat melihat cacing yang menggeliat-liat di sebuah wadah plastik. Dia tak berani mengaitkan cacing itu ke kail sebab geli sekaligus jijik. Netranya melirik ke arah Dika yang dengan santainya memegang cacing untuk dikaitkan pada kail.

Dika hanya melihat wajah cemas Keyra yang duduk beberapa meter di sampingnya itu hanya bisa menahan tawa. Sungguh, ia sangat tahu bahwa gadis ini sangat geli melihat cacing itu. Dika pun baru tahu dengan lomba mancing dadakan ini, ia awalnya tak mau karena merasa tidak ada gunanya. Tapi, memang temannya ini pemaksa semua jadi mau gimana lagi. Dia cuma tak habis pikir kenapa lawannya gadis cengeng satu ini. Teman-teman Keyra sepertinya salah menunjuk orang, untuk memasang umpan saja gadis ini tidak bisa.

"Anin! Kok diem aja? Kaitin umpannya ke kail!" pekik Salsa saat melihat temannya diam saja.

"Ka, kamu nggak bisa kaitin apa," ujar Keyra sambil mengalihkan pandangannya ke arah Dika.

"Kaitin sendiri dong," ujar Dika.

"Aku geli ih, Ka," ujar Keyra sambil menatap cacing itu jijik.

"Cuma cacing, Key," ujar Dika, "lu nggak akan mati juga abis megang mereka. Udah berdamai saja dengan ketakutan dan kegelian lu. Anggap aja megang mie atau apa." Jujur sebenarnya Dika ingin tertawa melihat wajah cemas itu. Itu sangat lucu menurut Dika.

"Bayangin kayak megang mie, ya?" gumam Keyra pada dirinya sendiri.

Setelah mengumpulkan seluruh keberanian, Keyra segera mencoba mengambil cacing itu. Keyra meyakinkan dirinya untuk memegang hewan menggelikan ini. Perlahan namun pasti ia akhirnya bisa memegang hewan yang menggeliat ini.

Keringat dingin seketika bergulir dari dahinya saat merasakan hewan licin ini menggeliat saat ia pegang. Ingin rasanya membuang jauh-jauh, tapi tidak mungkin karena ikan di kolam ini membutuhkan umpan. Keyra Kira permasalahan sudah selesai, tapi ia seketika bingung saat harus mengaitkan cacing ini dengan Kail. Caranya bagaimana? Apa Keyra harus menusuk badan cacing ini dengan kail agar tidak terlepas? Ia seketika merasa tidak tega jika harus melakukan itu. Cacing ini pasti akan kesakitan, bukan?

"Kenapa lagi lu?" tanya Dika yang makin gereget melihat Keyra saat ini. Tinggal mengaitkan cacing ke kail saja lama sekali.

"Ka, aku nggak tega nyakitin dia," ujar Keyra, "nanti kesakitan kalau aku tusuk badannya ke kail."

Dika hanya bisa melongo melihat tingkah Keyra saat ini. Sedrama itu cewek ini sampai mau mancing aja ribet seperti ini. Dika yang sudah gereget langsung meletakkan alat pancingnya. Setelah aman, ia segera menghampiri Keyra. Tanpa aba-aba, ia ambil cacing lain dan mengaitakan ke kail. Hingga akhirnya, melemparkan tali pancingan ini hingga kailnya menyatu dengan air kolam.

"Nih pegang," ujarnya menyerahkan alat pancingan itu kepada Keyra, "gereget liat lu lama-lama. Jangan sampai lu lepasin ikannya kalau dapat, gara-gara nggak tega juga."

Sambil mengajak rambut frustasi karena tingkah Keyra yang menguji kesabaran ini. Ia segera kembali ke tempatnya sekarang. Keyra ini benar-benar menguji kesabaran ternyata.

"Eh." Keyra seketika kaget saat pancingannya bergerak-gerak.

"Anin, tarik!!" instruksi Hani saat melihat pancingan Keyra bergerak-gerak.

Keyra yang panik segera menarik-narik pancingannya ke atas. Sungguh tali ini sangat panjang, Keyra harus mengangkat pancingan ini bagaimana. Ia tak paham.

Dika seketika mengembuskan napas lelah saat melihat tingkah ribet gadis ini. Seharusnya katrol di pancingan itu cukup diputar sehingga tali akan memendek dan bisa mengangkat ikan dengan mudah. Tapi perempuan ini malah melakukan hal bodoh dengan menarik-narik pancingan ini tidak jelas.

"Dasar cewek bodoh," gerutu Dika, "caranya gini. Lu diem dulu."

Keyra seketika membeku saat Dika memposisikan badannya tepat di belakang Keyra. Tangannya terulur mengambil tangan kanan Keyra untuk memutar katrol pancingan ini. Saat ini Dika seperti sedang memeluk Keyra dari belakang. Seumur hidupnya, Keyra tidak pernah ada di posisi begitu parak–dekat, dengan lelaki lain. Ia bisa merasakan tangan besar Dika yang membimbing tangan mungilnya untuk memutar katrol. Hingga akhirnya, sebuah ikan yang lumayan besar telah berhasil Keyra dapatkan saat ini.

"Woyy!! Kalian ngapain?" sahut Vera.

"Bisa modus juga Si Dika ini ternyata," ujar teman Dika yang lain.

"Kasian mata jomlo, woy!!"

Keadaan seketika ricuh karena aksi Dika yang di luar dugaan itu. Mereka sibuk menyoraki sepasang insan ini.

Wajah Keyra seketika memerah saat kesadarannya telah kembali sepenuhnya. Ia bisa merasakan, Dika yang mulai menjauhi tubuhnya dari Keyra. Matanya melirik Dika yang ternyata mengusap kasar wajahnya. Untuk kemudian lelaki itu pergi meninggalkan Keyra sendirian di kolam pemancingan ini.

Hatinya seketika mencelos saat melihat tingkah Dika yang seperti itu. Seharusnya Keyra yang  marah karena Dika telah membuatnya malu seperti sekarang ini. Tapi, kenapa pria ini tanpa bersalah meninggalkannya sendiri di sini.

Hingga lama-kelamaan Keyra merasakan kristal bening menumpuk di matanya. Keyra malu, harga dirinya berasa jatuh diperlakukan seperti tadi. Apalagi dipertontonkan banyak orang seperti ini.

Bogor, 11 Desember 2020

Change With YouWhere stories live. Discover now