Sebesar apapun masalah kita nanti, jangan sampai ada orang lain yang tahu.
###
Keyra hanya mengembuskan napas lelah saat melihat Dika yang masih asik memancing dengan teman-temannya. Padahal hari ini Keyra ingin mengajak Dika ke gedung waktu itu, sekedar melihat bintang dari atas roaftop.
Sudah sekitar satu jam, ia hanya memperhatikan gerak-gerik pria itu dari jauh. Obrolan teman-temannya sedaritadi bagai angin lalu, tak ada yang masuk ke otaknya.
"An," panggil Vera.
"Hm?" gumam Keyra.
"Liatin apasih?" tanya Vera penasaran.
Keyra seketika gelagapan. Ia hanya meringis karena teman-temannya memperhatikan keterdiamannya sedaritadi.
"Gua perhatiin lu liatin Dika mulu," ujar Salsa, "lu suka ya sama dia."
Keyra seketika melebarkan matanya atas pernyataan Salsa barusan. Begitu kelihatannya kah kalau Keyra memperhatikan Dika?
Mengenai hubungan Keyra dan Dika memang sengaja dirahasiakan dari yang lain. Hal ini dikarenakan demi kenyamanan pertemanan mereka juga.
"Sok tahu ih," ujar Keyra, "eh aku balik duluan ya."
"Lah cepet amat pulangnya?" tanya Hani.
Keyra segera bangkit dari posisi duduknya sekarang. "Duh, mendadak sakit perut," ujarnya sambil memegang perut.
Tanpa menghiraukan panggilan teman-temannya tadi, Keyra segera pergi. Entah kenapa ia kesal dengan Dika malam ini. Cowok itu terlihat tidak begitu mempedulikan Keyra, padahal ia ingin sekali pergi ke gedung lama itu untuk melihat bintang.
Ah sudahlah, Keyra juga bisa pergi sendiri tanpa Dika. Lagipula sebelum ada Dika, ia ke sana juga sendirian. Jadi, tidak ada Dika sekalipun tidak masalah bagi Keyra.
Tanpa disadari Keyra telah sampai di depan rumahnya sendiri. Ia segera mengeluarkan sepeda kesayangannya itu, untuk kemudian mengarahkannya ke gedung lama. Dia bersyukur jarak dari rumah ke gedung lama hanya lima belas menit bila naik sepeda.
Setelah sampai, Keyra segera meletakkan sepedanya di bawah sebuah pohon. Tanpa rasa takut, ia segera melangkahkan kakinya menaiki anak tangga demi anak tangga.
Saat sampai di atas, Keyra disambut semilir angin yang menerbangkan rambutnya. Hawa dingin terasa menusuk kulit, tapi tentu saja tidak ia pedulikan. Lagipula Keyra suka dingin seperti ini.
Ia segera memposisikan dirinya untuk duduk di pinggir roaftop tersebut. Matanya menatap jauh Bintang-bintang yang bertaburan di atas sana. Mereka terlihat indah di atas sana, menyinari gelapnya langit, dan terlihat berkilauan. Entah kenapa dengan melihat bintang-bintang itu membuat Keyra merasa tenang.
Tatapannya yang semula terlihat tenang, tiba-tiba saja berubah sendu. Ia merasa begitu mengenaskan malam-malam seperti ini saja, bisa bebas berkeliharaan. Mungkin anak-anak lain sedang di rumah dan dalam pengawasan orangtua. Tapi, Keyra begitu dilepas bagai anak ayam. Apakah orangtuanya tidak memikirkan mengenai keadaan anaknya sendiri saat ini. Jujur Keyra ingin sekali memiliki keluarga yang romantis seperti keluarga yang lain. Bahkan ia sampai lupa rasanya dipeluk oleh sosok ibu.
Keyra seketika memejamkan matanya, membiarkan dirinya menikmati semilir angin yang menerpa tubuhnya. Lama-kelamaan ia merasakan ada sesuatu yang mengelus lembut pucuk kepalanya.
"Dika," lirih Keyra.
"Ngapain sendiri ke sini?" tanya Dika sambil menjauhkan tangannya dari kepala Keyra. Pria itu mengambil posisi di samping Keyra.
"Kenapa emang?" tanya Keyra sewot. Ia segera menatap tajam ke arah Dika. "Lagipula aku udah biasa sendiri juga."
"Tapi sekarang lu ada gua, Key," ujar Dika.
"Masa?" tanyanya, "bukannya kamu asik sama ikan-ikan itu."
Dika seketika mengangkat alisnya mendengarkan penuturan Keyra barusan. "Maksudnya?"
"Lah, kamu kan lebih seneng mancing daripada sama aku," ketus Keyra.
"Ha... Ha... Ha...."
Dika seketika menyemburkan tawanya atas ucapan Keyra barusan. Dia benar-benar tak menyangka cewek ini sampai jutek hanya karena Dika memancing.
"Enggak ada yang lucu," sewot Keyra.
"Lu cemburu sama ikan?" tanyanya tak menyangka, "yaampun Key, kayak nggak ada yang lain aja lu cemburuin." Dika menggeleng tak menyangka.
Dituduh bahwa dirinya cemburu, membuat Keyra langsung menatap garang pacarnya ini. "Mana ada aku cemburu," elaknya.
"Kamu cemburu, sayang." Dika langsung mengelus lembut kepala Keyra.
Mendengar kata sayang yang dilontarkan Dika barusan membuat Keyra bergedik sendiri. Bahwasannya ini pertama kalinya Dika mengucapkan kata-kata itu. Tak mau terbawa suasana, Keyra segera menepis tangan itu dari kepalanya.
"Enggak usah pegang-pegang," ketus Keyra.
Dika hanya terkekeh, untuk kemudian menekek kepala gadis di sampingnya ini. Entah kenapa cewek ini terlihat lebih menggemaskan saat cemburu seperti ini.
"Sakit tahu," keluh Keyra setelah Dika menjitaknya.
"Lu sih disayang nggak mau," ujar Dika.
Keyra hanya cemberut sambil membuang pandangannya dari Dika. Ia masih tidak terima dibilang cemburu sama ikan. Keyra pun tidak akan sudi disandingkan dengan hewan berbau amis tersebut. Lagipula ia hanya kesal karena Dika terlalu sibuk memancing sampai mengabaikan Keyra. Hanya itu, tidak sampai cemburu.
"Kebiasaan nggak bawa jaket," ujarnya saat baru menyadari bahwa ceweknya ini tidak memakai jaket. "Nih pake punya gua."
Keyra hanya terdiam saat pria ini menyampirkan sebuah jaket navy dikedua bahunya. Sekarang ia tidak merasakan hawa dingin yang menusuk lagi, tapi hangat yang menjalar.
Keyra akui Dika memang tidak seperti pria lain yang suka melontarkan kata-kata manis. Pria ini suka berbicara blak-blakan dengan Keyra. Tapi, setiap perlakuan yang diberikan Dika kepada Keyra, membuat dirinya benar-benar merasa dilindungi.
"Udah ya marahnya," bujuk Dika sambil menatap dalam Keyra.
"Enggak," ujar Keyra menatap tajam netra pria di sampingnya ini.
"Kalau lu marah-marah mulu nanti cepat tumbuh uban," ujar Dika, "ya masa gua pacaran sama nenek-nenek."
Benar bukan ucapan Keyra tadi, mengenai Dika yang tidak bisa berkata-kata manis dengan Keyra. Semua ucapan yang keluar dari mulut cowok ini membuat Keyra jadi kesal sendiri.
"Pergi sana kamu!" usir Keyra.
"Yakin nih?" tanya Dika memastikan.
"Ya jangan," cicit Keyra yang terdengar jelas oleh Dika.
Pria itu hanya tersenyum samar. Pandangnya ia alihkan ke langit gelap di atas sana.
"Key," panggilnya.
"Hm."
"Gua nggak tahu sebesar apa masalah yang akan menimpa hubungan kita nanti. Gua minta satu hal ya, sebesar apapun masalah kita nanti jangan sampai ada orang lain yang tahu. Apalagi kalau sampai lu ceritain sama cowok lain. Lu tahu sendiri sadisnya orang ketiga," ujar Dika diakhiri helaan napas berat.
Lagi dan lagi, pria ini mengucapkan kata-kata yang tidak Keyra senangi. Sebenarnya ada apa dengan cowok ini? ia sibuk menerka-nerka apa yang akan terjadi ke depannya. Keyra takut dengan semua ucapan Dika. Takut kalau benar-benar terjadi.
Bogor, 28 Desember 2020
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Change With You
Genç KurguKeyra memiliki dua sisi yang berbeda. Akan tetapi, tidak semua orang bisa melihat kedua sisi tersebut, mungkin hanya salah satu sisinya saja yang ia perlihatkan. Tapi, yang harus diketahui, tidak selamanya seseorang bisa hidup dengan dua sisi yang...
