2. CEWEK GALAK

996 304 387
                                    

Jangan lupa vote dan comen guys 😉

Jam berapa kalian baca part ini?

***

“Bersatu kita teguh, bercerai kita balikan. Berawal dari temen chatan, berakhir jadi cinta-cintaan.” Gavin mulai mengeluarkan jurus andalannya.

Kali ini Gibran, Raga, Gavin, Resta, dan Noval sedang duduk di depan kelas sambil bergurau ria menggoda siswi yang berlalu-lalang.

“Itumah lo banget Vin, lo kan rajanya gombal kalau di chat. Pacaran cuman modal chat sama beli eskrim jangan so keras!” gurau Resta.

“Suka nggak nipak, lo aja kalau jemput Mayla di depan komplek nggak berani jemput ke depan rumahnya. Jangan sok keras!” seru Gavin meniru gaya Resta.

“Jangan sering gonta-ganti cewek Vin, nanti kena karma lo,” sahut Gibran memperingati.

“Masalah cakep itu bonus, yang di liat dari cowok itu tanggung jawabnya,” ucap Gavin sok bijak.

“Tanggung jawab lo minus,” kata Raga kepada Gavin.

“Maaf, gue mencintai lo cuman bermodal cinta. Bukan harta, apalagi muka,” kata Gavin sambil menepuk bahu Raga.

Raga mendelik jijik. “Sinting!”

Gavin tertawa, kemudian cowok itu berpindah tempat duduk di sebelah Noval. “Pal, jangan diem bae napa. Beli odading mang Oleh yuk,” ajak Gavin sambil meletakkan kaleng softdrink di samping.

“Nggak perlu beli odading mang Oleh, dia ninggalin gue juga rasanya udah anjing banget,” ucap Noval dramatis.

“Nasib kita sama Pal,” kata Gavin sambil menepuk bahu sohibnya.

“Katanya fakboi, tapi tingkahnya kayak sadboi. Ini fakboi salah sarver?” tanya Gibran.

“Gavinmah aslinya sadboi yang kerasukan jiwa fakboi, jadinya gitu,” sahut Resta.

“Weh, jangan main-main. Jangan main-main,” jawab Gavin cepat, kemudian cowok itu tertawa.

“Eh ada cewek cantik lewat,” ucap Noval saat melihat Gina dan Sheva berjalan ke arahnya.

“Liat yang bening aja langsung seger tu mata!” seru Gavin.

“Jelaslah, sekali-kali cuci mata. Daripada liat lo terus, sumpek,” kata Noval sambil tertawa.

“Sheva, Raga masih cuek nggak sama lo? Kalau masih cuek mending save no gue aja,” ucap Resta tanpa mempedulikan tatapan Raga.

Sheva hanya membalas ucapan Resta dengan senyuman, cewek itu memang sangat ramah dan lemah lembut. Namun jika sudah bersama Raga, sifat bobroknya langsung keluar dengan sendirinya.

“Jangan mau Shev, Resta fakboi kelas kakap,” jawab Gibran.

“Yaudah kalau Sheva nggak mau juga nggak papa, lagian Sheva udah ada pawangnya. Daritadi aja tu pawang udah liatin gue terus,” ucap Resta sambil melirik ke arah Raga yang sedang menatapnya sambil menyilangkan tangannya di depan.

“Kalau nggak dapet Sheva, yang sampingnya boleh dong kenalan,” kata Gavin kepada Gina.

Gina diam. Tidak menjawab, cewek itu mulai risi karena Sheva tidak mau di ajak pergi. Cewek itu malah asik menatap wajah datar Raga.

Tanpa menunggu jawaban Sheva, Gina menarik cewek itu menjauh dari anak-anak Traideger. Jujur saja ia tidak nyaman berada dekat dengan mereka, apalagi geng Traideger banyak. Membuat Gina tak mau mencari masalah dengan mereka, sudah cukup masalah di kantin menjadi pelajaran baginya.

GIBRANWhere stories live. Discover now