4 : 𝓢𝓲𝓰𝓷 𝓾𝓹

328 48 19
                                    

𝐉𝐮𝐫𝐚𝐧(𝐆) & · · · · ·

.

.

.

.

.

Mungkin gue naif?
Tapi itu yang gue rasakan, selalu ada (𝐃)𝐚𝐦𝐚𝐢 dalam setiap kehadirannya

.

.

.

.

.

"Itu Juran bukan astaga, tampak belakang Si Juran banget!"

Mendelik dibalik besi bermesinnya, gadis itu ragu untuk menyambangi sang laki-laki yang masih terduduk disana. Berpikir jika hanya akan membuang waktu, akhirnya Amai memberanikan diri untuk kembali mengunci motornya dan mendekati sosok sang pria.

Berjingkat agar tak terbekas jejak langkah, kini ia hanya berjarak beberapa meter dari belakangnya. Suara tangisan semakin jelas terdengar, Menarik Amai untuk mencepatkan langkah untuk menjumpai sebab kini ia yakin jika itu

"Jur-"

"Juran!"

Belum habis ia mengutarakan panggilan, Namun dari kejauhan terdapat suara lain yang juga memanggil asma Juran. Beberapa anak laki-laki berseragam taekwondo terlihat beramai-ramai menyembul dari pintu dan berlari kearah Juran membuat langkah Amai tercekat sebab enggan merusak suasana.

Decihan kesal terjatuh darinya, raut muka sebal tercipta karena orang-orang itu makin mengerubungi Juran dan tak membagi senila pun celah tersisa

"Ran... Lo kenapa tadi langsung pergi gitu aja? Kaki Lo sakit? E-ehh bentar wajah Lo kenapa bonyok?! Lo habis berantem ya? Mata Lo sembab lagi, siapa yang udah mukulin Lo?"

Deg

Mata Amai terbelalak, ia tak menerka, jika kondisi Juran sejatinya memburuk, namun Amai masih tetap tegap dalam posisi sembari menunggu lainnya pergi.

"N-nggak... kalian lagi istirahat kan? Yaudah jajan aja sana, gue gapapa biasa lah latihan sendiri, istirahat kalian entar kepotong."

Jawab Juran setengah kikuk dan memaksa senyum, padahal dalam hati ia sungguh remuk melebihi bekas lebam yang kentara memenuhi tiga per empat wajah lugunya. Mendengar pernyataan Juran membuat 4-5 anak itu akhirnya melenggang pergi, sepeninggal mereka, Juran kembali menangis dengan volume 2 kali lipat.

"Lahh tambah kenceng lagi."

Sahut Amai dibalut trenyuh yang melanda, rasa tidak tegaan yang mendarah daging padanya menghantarkan Amai untuk segera mendekat. Juran yang tak tahu dan hanya melanjutkan aktivitas terlihat menunduk dan menatap bajunya basah diterpa tetes air, dadanya berangsur sesak hingga sesenggukan nafas terdengar begitu keras.

Tak ada orang lain disana. Pikir Juran. Hingga sampailah ia dengar suara Kaki yang mendekat dan seolah berjalan kearahnya. Ia berhenti, tepat setelah ia melihat sepasang sepatu berdiri tepat didepannya. Juran mendongak, ia sampai Lupa menghapus air mata dan unjuk diri dengan pipi basah dan mata bengkak.

"Lo disini? Gue tadi nyari Lo di dojang tapi nggak ada, pas gue mau pulang eh ketemu disini. Gue bosen banget tahu Ran, malming gue hampa gada temen, lo mau temenin gue nggak?"

Juran(G) & (D)amai | Jungwon | ENHYPENWhere stories live. Discover now